Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) resmi melepas 85 mahasiswa dari berbagai daerah yang berkuliah di Umsida dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMMDN) batch 3 di Aula FKG Lt 7, Jumat (12/1/2024).
Acara ini bernama Pagelaran Simponi Budaya Nusantara yang dihadiri oleh Wakil Rektor 3 Umsida beserta jajarannya, direktur direktorat, kepala lembaga, dekan, kaprodi, perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan PIC PMM 3 di 37 universitas yang hadir secara online. Acara dimulai sekitar pukul setengah dua siang dan dibuka dengan penampilan tari adat Sumatera Barat.
Baca juga: Pendidikan Anak di Era Society 5.0 Tak Hanya Soal Akademik
Laporan PIC PMM Umsida
Setelah itu Muhammad Yani SE MM selaku PIC PMM Inbound Umsida menyampaikan laporan kegiatan selama satu semester pelaksanaan PMM.
“Pada PMM ketiga ini, Umsida menerima 85 mahasiswa dari 37 universitas yang ada di Indonesia. Mereka menempuh perkuliahan di Umsida selama 1 semester yang merata di semua fakultas. Para mahasiswa ini juga telah menyelesaikan kegiatan Modul Nusantara. Kegitannya terdiri dari delapan kali kebhinekaan, dua kali inspirasi, dan kegiatan refleksi sebanyak lima kali. Untuk kegiatan penutup, mereka melakukan kegiatan kontribusi sosial. Alhamdulillah kegiatan berlangsung dengan lancar walau ada beberapa kendala yang dialami,” ujarnya.
Misalnya, sambunga Yani, penyesuaian diri mahasiswa yang datang dari luar pulau yang pindah ke Sidoarjo, membuat tubuh mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru. Hal itu berdampak pada kondisi kesehatan mereka. Yang kedua yaitu komunikasi. Karena mereka yang berasal dari berbagai daerah menyatu di Sidoarjo, kerap kali menyebabkan kesalah pahaman komunikasi. Untungnya, Umsida dengan cepat tanggap menyelesaikan permasalahn tersebut.
“Terima kasih kepada lembaga, unit, dekan, dan kaprodi yang telah membantu kelancaran program pmm 3 umsida hingga akhirnya program ini telah usai. 83 mahasiswa PMM akan pulang ke daerah masing-masing tanggal 15 Januari, dan dua mahasiswa pada keesokan harinya,” pungkas Yani dalam penyampaian laporannya.
Selanjutnya, terdapat sambutan dari Wakil Rektor 3 umsida Dr Nurdyansyah MPd. Ia menyampaikan bahwa dengan berkumpulnya mahasiswa dari Sabang sampai Merauke di umsida menandakan bahwa keberagaman Indonesia itu sangat beragaram dan indah.
“Dan tadi sengaja saya tadi makan inang dari teman-teman karena saya ingat, 30-an tahun lalu saya dipaksa untuk makan itu sama nenek saya. Nginang itu pahit, sama dengan kehidupan. Di kehidupan kita harus merasakan hal yang baik untuk tahu bahwa rasa manis itu berbeda dengan rasa pahit. Seperti saat awal dulu ada yang sampai sakit, itulah hal pahit yang telah kalian rasakan,” ucap Dr Nurdyansyah.
Baca juga: Umsida Kenalkan Kearifan Lokal pada Mahasiswa Internasional Universiti Malaya
Namun tahun-tahun yang akan datang, ujarnya, mahasiswa akan menjadi pemimpin yang tahu manis dan pahitnya dunia ini. Ia berharap semoga setelah kembali ke daerah masing-masing, mereka menjadi lebih open minded bahwa tidak ada hal yang tidak baik. Dan mudah-mudahan dengan kegiatan ini bisa menjadi wadah di antara banyaknya perbedaan di Indonesia.
“Dan yang terakhir, semoga adik-adik membawa kebaikan dari Umsida dan mensyiarkannya ke daerah masing-masing,” pungkasnya.
Kesan Mahasiswa PMM
Program ini tentu memberikan kesan yang membekas kepada para mahasiswa pmm di umsida sebut saja I Made Rai Buda Tantra Yoga Suwarsawan. Apa ya yang mengikuti kegiatan pmm ini untuk mengetahui bagaimana tipikal orang-orang Indonesia tanpa harus keliling ke berbagai tempat.
“Kita hanya cukup bertemu di satu tempat tapi mempunyai experience yang luar biasa dengan berkumpulnya mahasiswa dari berbagai daerah. Lalu kebetulan saya menemukan informasi pertukaran ini dari Instagram, jadi saya langsung mendaftar,” ucap mahasiswa yang biasa disapa Rai Buda tersebut.
Dari mengikuti kegiatan ini, ia mendapat beberapa hal baru. Rai Buda menjelaskan bahwa dengan adanya PMM, mahasiswa jurusan Hukum Universitas Udayana Bali ini memiliki pengalaman baru yang luar biasa. Ia juga bernai keluar dari zona nyaman, mendapat dunia baru, mendapat pengetahuan tentang keberagaman yang ada di Indonesia, tidak hanya dari segi suku saja, tapi agama, ras, dan anantargolongan
“Dan juga tempat yang saya pilih untuk mengikuti program ini, saya mendapat bagaimana rasanya kuliah di tempat lain. Dari kegiatan ini saya tidak bisa mengekspresikannya. Kalau dideskripsikan mungkin luar biasa dan tidak tertandingi. Semoga teman-teman kedepannya tetap berkomunikasi. Bisa menjadi keluarga baru untuk kita, dan jangan pernah lupakan pengalaman selama di sini,” pungkas mahasiswa semesetr tujuh ini.
Hal yang berbeda dirasakan oleh Miftahul Jannah, mahasiswa PMM asal Universitas Muhammadiyah Makassar. Ia yang mengikuti PMM karena melihat review teman temannya yang telah mengikuti PMM di Umsida sebelumnya sehingga ia tertarik untuk mendaftar.
Baca juga: Bersama Pihak Desa, Mahasiswa Umsida Branding Taman Dam Kalisampurno
“Dan saya juga suka jalan-jalan walau sempat deg-degan pada awalnya mendaftar karena persyaratannya yang cukup banyak. Alhamdulillah saya lolos di umsida sabar kelihatan banyak sekali tempat yang saya kunjungi salah satunya ketika di Gunung Kelud Kediri, di sana pemandangan alamnya sangat cantik,” ucap mahasiswa
Dari program pertukaran ini, sambungnya ia bisa mengetahui budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke di satu tempat. Miftahul berharap agar kedepannya program seperti ini tetap ada agar mahasiswa bisa merasakan jalan-jalan keluar pulau dan mengenal budaya nusantara.
Penulis: Romadhona S.