Umsida.ac.id– Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyelenggarakan Penyuluhan GenRe dan P4GN kepada siswa kelas 8 (delapan) di Madarasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif Ketegan Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Rabu (08/03/2023).
Kegiatan penyuluhan yang diikuti sebanyak 35 siswa itu mengusung tema “Membangun Generasi-Z yang Berwawasan GenRe dan Bebas Narkoba” dengan menghadirkan pemateri Shafa Ardesta Fitraeni selaku ketua umum UKM PIK-M.
Kegiatan hasil kolaborasi antara dua bidang di UKM PIK-M, yaitu bidang Pendidik Sebaya dan bidang Anti Narkoba ini dilakukan agar siswa Mts Ma’arif Ketegan dapat menambah wawasan lebih terhadap topik yang dibahas selama penyuluhan, seperti tidak melakukan seks pranikah, tidak melakukan bullying sesama siswa, hingga menolak penyalahgunaan narkoba.
Selain itu, dengan adanya penyuluhan ini pembina UKM Ghozali Rusyid Affandi SPsi M A menghimbau para siswa agar dapat mengambil manfaat dan ilmu selama penyuluhan untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Serta siswa diharapkan dapat terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan memiliki wawasan GenRe yang bagus untuk kehidupan yang akan datang.
Banyaknya permasalahan yang terjadi tidak menutup kemungkinan adanya tindakan pelampiasan atau pelarian yang dilakukan, salah satu pelarian yang sangat sering dijumpai yaitu penyalahgunaan narkoba.
“Penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar tentunya bukan hanya beberapa kali terjadi, hal ini menjadi sangat memprihatinkan melihat pelajar dibawah umur sudah dibawah kendali narkoba,” tutur pembina UKM.
Selain sebagai pelarian, masalah penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi karena adanya rasa ingin tahu yang tinggi didukung dengan pengaruh lingkungan pecandu narkoba.
Salah satu cara untuk meminimalisir penyalahgunaan narkoba adalah memberi edukasi dampak buruk narkoba. Jika seseorang memahami bahwa hal yang akan dilakukannya akan berakibat buruk terhadap dirinya maka orang tersebut memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah pemberiak penyuliah. Maka UKM PIK-M Umsida memiliki moto untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dengan cara membangun rasa menjadi diri sendiri yang mencintai diri sendiri dan orang sekitar.
Penyalahgunaan narkoba memberikan efek yang sangat buruk yakni mengakibatkan ketagihan yang berakibat pada ketergantungan hingga merusak beberapa jaringan tubuh.
Dalam memaksimalkan edukasi penyalahgunaan narkoba ini pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) membuat program sosialiasai Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Program ini bertujuan untuk pemberdayaan seluruh lapisan masyarakat agar secara sadar melakukan gerakan untuk menentang atau menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Selain kasus narkoba, meningkatnya kasus pernikahan dini di masyarakat juga menjadi fokus PIK-M untuk mengedukasi Gen Z di Mts Ma’arif Ketegan. Dari beberapa kasus terungkap bahwa seks pranikah menjadi faktor utama penyebab terjadinya pernikahan dini.
Perlunya edukasi lebih tentang bahaya seks pranikah pada umur pelajar menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya pernikahan dini pada usia pelajar.
Program GenRe yang dikembangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi wadah yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda yang dilambangkan dengan logo salam GenRe yang memiliki arti tidak pada pernikahan dini, seks pranikah, dan narkoba.
Menurut pemateri, program GenRe bertujuan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dengan sasaran program kepada remaja usia 10-24 tahun sebelum menikah, keluarga yang memiliki remaja, dan masyarakat yang peduli dengan remaja.
Shafa Ardesta Fitraeni atau yang akrab disapa Shafa sebagai narasumber juga menambahkan salah satu kasus yang sering terjadi di bangku smp sederajat yaitu bullying.
“Bullying juga menjadi topic yang diangkat dalam kesempatan kali ini, begitu banyak kekerasan verbal maupun nonverbal yang terjadi di sekolah menjadi salah satu perhatian kami,” imbuh Shafa.
Dengan menayangkan beberapa cuplikan kasus bullying yang terjadi di sekolah dan bahaya yang terjadi. Harapannya siswa Mts Ma’arif Ketegan lebih paham mengenai dampak negatif tindakan bullying sehingga meminimalisir terjadinya tindakan tersebut.
Lebih lanjut, Unit Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah diharapkan untuk lebih terbuka lagi dalam menangani kasus bullying di sekolah.
Ditulis: Fidya Noer Aulia Febrianti
Edit: Muhammad Asrul Maulana