makna pulang kampung

Pulang Kampung dan Kerinduan Spiritual

Umsida.ac.id – Idul Fitri menjadi momen penting bagi kaum Muslim Indonesia. Bagaimana tidak, setelah berpuasa selama sebulan lamanya, setelah fase kesalehan privat, selanjutnya masuk ranah kesalehan sosial: “pulang kampung.”

Pulang kampung (pulkam) adalah fenomena kemanusiaan berupa perjalanan jarak jauh dan melelahkan yang harus ditempuh guna berkumpul dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Momen ini merupakan bagian penting dari menjaga hubungan dengan keluarga besar, menjalin ikatan yang erat, dan memelihara tradisi-tradisi keluarga yang lekat dengan tempat kelahiran.

Baca juga: Pastikan Zakat Fitrah Kita Sah, Ini Caranya

Namun, ternyata, fenomena ini tidak hanya khas Indonesia. Ada banyak budaya/tradisi serupa yang menghargai tradisi keluarga dan nilai-nilai kebersamaan. Banyak negara dan budaya memiliki tradisi ini di mana orang-orang pulang kampung untuk merayakan momen-momen penting dalam kehidupan mereka. 

makna pulang kampung
Ilustrasi: Unsplash

Ya, tradisi pulang kampung atau balik ke kampung halaman ditemukan juga di banyak budaya dan negara di berbagai penjuru dunia. Meskipun detailnya bisa bervariasi, konsep dasarnya tetap sama: orang-orang kembali ke tempat kelahiran mereka atau ke daerah di mana keluarga mereka berasal untuk bersatu kembali, merayakan bersama, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta. 

Tidak hanya umat Islam di Indonesia yang memiliki tradisi pulkam, di seluruh belahan dunia lainnya, pulang kampung ini layaknya sebuah fenomena universal bagi kemanusiaan yang mencerminkan nilai-nilai universal tentang kebersamaan, identitas, koneksi, dan pertumbuhan pribadi.

Di banyak negara Barat seperti Amerika Serikat dan Eropa, mereka pun sering melakukan perjalanan jarak jauh untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman mereka. Tradisi ini sering terjadi selama musim liburan, seperti Natal, Thanksgiving, dan Paskah.

Sedangkan di banyak negara dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan negara-negara lain di Timur Tengah, tradisi mudik atau pulang kampung sangat umum terjadi selama perayaan besar seperti Idul Fitri (Lebaran) atau Idul Adha.

Sementara itu, di banyak negara Asia seperti China, Korea, Vietnam, dan lainnya, orang sering kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan tahun baru tradisional, seperti Tahun Baru Imlek, Seollal (Tahun Baru Korea), dan Tết (Tahun Baru Vietnam).

Baca juga: Ketahui 8 Asnaf Ini, Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah

Demikian halnya di India, tradisi pulkam sering terjadi selama festival-festival agama seperti Diwali, Holi, Idul Fitri, dan Idul Adha, ketika orang-orang kembali ke rumah orang tua mereka atau ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga besar.

Dengan demikian, tidak hanya umat Islam di Indonesia yang memiliki tradisi pulkam, di seluruh belahan dunia lainnya, pulang kampung ini layaknya sebuah fenomena universal bagi kemanusiaan yang mencerminkan nilai-nilai universal tentang kebersamaan, identitas, koneksi, dan pertumbuhan pribadi.

Momen pulkam mencerminkan esensi kebersamaan dan koneksi yang mendalam, di mana perjalanan fisik menjadi simbol perpaduan emosional dengan keluarga, teman-teman, dan komunitas.

Pulang kampung, sebuah refleksi diri
makna pulang kampung
Ilustrasi: Unsplash

Lebih dari sekadar mengenang akar budaya dan tradisi, pulkam juga merupakan waktu refleksi pribadi, di mana seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pertumbuhan pribadi dan membangun kembali hubungan yang kuat dengan orang-orang terdekat, sekaligus memaafkan dan diterima. Hal ini juga menjadi momen berbagi kebahagiaan dan merayakan kenangan bersama, menciptakan ikatan yang tak ternilai dengan masa lalu dan masa kini.

Secara keseluruhan, pulang kampung merupakan sebuah fenomena sosial-budaya yang dilakukan secara periodik, siklis. Ini merupakan manifestasi dari nilai-nilai keluarga, keterikatan emosional, dan kebutuhan akan hubungan sosial yang kuat dalam kehidupan manusia.

Hal utama yang melatar belakangi pulang kampung ini adalah keterikatan emosional dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman yang sering kali sangat kuat. Rasa cinta, rindu, dan nostalgia terhadap tempat-tempat di mana mereka dibesarkan dan orang-orang yang mereka kenal sejak lama menjadi dorongan yang kuat untuk pulang kampung. Bahkan mereka yang tidak pulang kampung pun diklaim sebagai orang yang tidak tahu diri; durhaka terhadap asal muasal mereka.

Selain bernuansa rasa cinta dan rindu, pulang kampung pun didasarkan pada momen-momen penting dalam hidup, seperti perayaan hari raya, ulang tahun, pernikahan, dan acara-acara keluarga lainnya yang membuat orang-orang ingin berkumpul bersama keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Hal ini memberikan kesempatan untuk merayakan bersama dan membangun kenangan yang berharga.

Namun bagi banyak orang yang tinggal jauh dari keluarga dan kampung halaman mereka, baik merantau maupun karena pekerjaannya, pulang kampung adalah cara untuk mengurangi rasa sepi dan kesendirian. Berkumpul dengan orang-orang yang mereka cintai dan kenal dengan baik dapat memberikan dukungan emosional dan kebahagiaan.

Baca juga: 7 Tips Mudik Lebaran Nyaman dan Aman dari Dosen Umsida

Mempererat hubungan sosial
makna pulang kampung
Ilustrasi: Unsplash

Selain berkumpul dengan keluarga, pulang kampung juga memberikan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman lama. Perkumpulan tersebut akan dapat mempererat hubungan sosial. Ini penting untuk menjaga jaringan sosial, mendapatkan dukungan, dan membangun kembali ikatan yang mungkin telah terputus akibat jarak geografis.

Namun fenomena pulang kampung bila ditarik pada ranah yang lebih dalam lagi, pada hakikatnya pulang kampung itu merupakan cerminan hasrat pertemuan umat manusia terdalam, baik secara material maupun spiritual. 

Seperti halnya hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa setiap tubuh memiliki haknya, maka penglihatan, pendengaran, dan peraba memiliki hak untuk melihat, mendengar dan meraba sosok yang dicinta dan dirindukan. Ingin merasakan masakan/makanan yang biasa dikecapnya yang membawa pada kenangan di masa lalu. Merasakan kehadiran secara indrawi merupakan kebutuhan material yang perlu dipenuhi.

Seperti dalam pulang kampung, di akhirat orang-orang beriman akan bersatu kembali dengan Tuhan mereka dan bertemu dengan orang-orang yang sama-sama beriman, menciptakan rasa kebersamaan yang abadi.

pulkam pun memiliki tendensi untuk kembali ke tempat kelahiran. Ini merupakan cerminan adanya kerinduan untuk kembali kepada induknya, kampungnya. Secara hakikat, pulang kampung adalah ekspresi kerinduan manusia untuk kembali ke “kampung akhirat.” Ini dipandang sebagai kembalinya manusia ke akarnya yang sejati, yaitu kehidupan abadi di sisi Tuhan.

Pulang kampung dalam konteks spiritual ini juga mencerminkan keinginan manusia untuk merayakan kebahagiaan yang abadi, sejahtera, dan keberkahan yang dijanjikan dalam akhirat.

Seperti dalam pulkam, di akhirat orang-orang beriman akan bersatu kembali dengan Tuhan mereka dan bertemu dengan orang-orang yang sama-sama beriman, menciptakan rasa kebersamaan yang abadi. Ini adalah kerinduan hakiki seorang makhluk, seorang hamba kepada sesamanya, dan kepada sang Pencipta.

Pulang kampung yang dilakukan secara material juga mencerminkan upaya manusia untuk mencari keseimbangan spiritual dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu pulang ke kampung akhirat, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang menciptakannya dan untuk meraih kebahagiaan abadi di kampung sebenarnya, Surga-Nya. Insya Allah. Wallahu’alam.

Penulis: Kumara Adji K.

Berita Terkini

Pebisnis Muda yang Berprestasi dan Inspiratif Layak Disematkan Pada Wisudawan Umsida Ini
Pebisnis Muda, Berprestasi dan Inspiratif Layak Disematkan Pada Wisudawan Umsida Ini
November 9, 2024By
kick off penerimaan mahasiswa baru 6_11zon
Kick Off Penerimaan Mahasiswa Baru Umsida 2025/2026 dan Apresiasi Sekolah Partnership
November 8, 2024By
UKM Kewirausahaan Umsida
Jadi Wadah Enterpreneur Muda, UKM Kewirausahaan Umsida Gelar Workshop Industri Kreatif
November 7, 2024By
expo campus Umsida MGBK 2024
Umsida dan MGBK Persiapkan Generasi Emas 2045 Lewat Expo Campus
November 5, 2024By
Gelar Lokakarya Kurikulum, Umsida Siap Luncurkan PPG
Gelar Lokakarya Kurikulum, Umsida Siap Luncurkan PPG
November 4, 2024By
Kumham Jatim dan Umsida 1
Kerja Sama Umsida dan Kumham Jatim, Siap Dukung Legalitas 1000 Bumdes se-Sidoarjo
November 1, 2024By
workshop content creator
Gelar Content Creators Meet Up, Umsida Selaraskan Konten se-Universitas
October 31, 2024By
TOYAAA Street Express, Inovasi UMKM Kekinian
TOYAAA Street Express, Inovasi UMKM Kekinian
October 30, 2024By

Riset & Inovasi

Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By
Pembelajaran Melalui E-Modul (4)
Umsida Dorong Inovasi Pembelajaran Melalui E-Modul Literasi Berbasis Etnopedagogi
September 11, 2024By
Mesin Perajang dan Pengaduk Sambal
Inovasi Mesin Perajang dan Pengaduk Sambal Otomatis 3 Dosen Umsida
September 8, 2024By
legalitas BUMDesa
Tim Abdimas Umsida Akan Urus 5 Legalitas BUMDesa di 2 Kabupaten Usai Bantu 2 Desa Ini
August 29, 2024By

Prestasi

Mahasiswa Umsida Raih Juara 1 Dalam Ajang Internasional The 5 Borneo Global Summer Camp
Mahasiswa Umsida Raih Juara 1 Dalam Ajang Internasional The 5 Borneo Global Summer Camp
November 7, 2024By
Mahasiswa Umsida Raih Juara Internasional
Kompetisi Pertama Langsung Raih Juara 1 Tingkat Internasional
November 6, 2024By
5 Tips Sukses ala Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,94 dan Segudang Aktivitasnya
November 3, 2024By
Sang Pendekar Karate Raih Predikat Wisudawan Berprestasi
Sang Pendekar Karate Raih Predikat Wisudawan Berprestasi
November 2, 2024By
wisudawan terbaik teknologi pangan Umsida
PP 30 Km Lebih Terbayar Lunas, Mahasiswa Teknologi Pangan Ini Jadi Wisudawan Terbaik
November 1, 2024By