“Sarkasme di Media Sosial: Bisakah AI Membantu Mendeteksinya?”

Sarkasme di Media Sosial, Bisakah AI Membantu Mendeteksinya?

Umsida.ac.id– Di era digital kontemporer, media sosial telah muncul sebagai media komunikasi yang semakin kuat, dengan interaksi online mengalami pertumbuhan yang signifikan. Aspek penting dari interaksi media sosial adalah pemanfaatan sarkasme dalam kalimat atau teks. Sarkasme adalah bentuk linguistik yang menggunakan sindiran atau lelucon untuk menyampaikan pesan tersembunyi dengan tujuan tertentu.

Sebagai mode komunikasi di dunia maya, sarkasme menimbulkan tantangan tersendiri. Bahkan bagi manusia, mendeteksi sarkasme dapat terbukti menjadi tugas yang menantang, terutama mengingat volume konten yang terus berkembang di media sosial. Di sinilah Artificial Intelligence (AI) mengambil peran penting.

Oleh karena itu, gagasan kecerdasan buatan (AI) telah muncul sebagai wacana yang menawan dalam upaya yang bertujuan mengidentifikasi sarkasme di media sosial. Belakangan ini, kemajuan cepat yang disaksikan dalam domain pembelajaran mendalam (Deep Learning) dan pemrosesan bahasa alami (NLP) telah melahirkan optimisme baru dalam mengejar pemahaman bahasa manusia secara lebih komprehensif. Karena teknologi yang selalu canggih dan algoritma yang diperbaiki, AI semakin menjembatani kesenjangan menuju tingkat pemahaman linguistik yang ditunjukkan oleh manusia.

Deep learning adalah teknik pembelajaran mesin yang berfokus pada penggunaan jaringan saraf tiruan untuk mengidentifikasi pola yang rumit dan abstrak dalam data. Dalam konteks NLP, deep learning digunakan untuk menganalisis dan memproses data teks sehingga komputer dapat memahami konteks dan makna yang terkandung di dalamnya.

Pendekatan deep learning sangat berguna dalam mendeteksi sarkasme, karena memungkinkan model untuk memahami nuansa linguistik kompleks yang terlibat, dan untuk mengenali pola karakteristik yang ada dalam kalimat yang mengandung sindiran atau humor.

Salah satu metode yang digunakan oleh AI untuk mendeteksi sarkasme adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai platform media sosial. Proses ini melibatkan representasi vektor dari teks menggunakan teknik seperti Word Embedding, yang mengubah kata-kata menjadi angka-angka untuk diproses oleh model deep learning.

Dengan terus dilatih menggunakan data yang diberi label, model deep learning dapat belajar untuk mengenali pola dan konteks yang menunjukkan adanya sarkasme. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa AI dapat mendeteksi sarkasme di media sosial dengan akurasi hingga 90%. Penelitian tersebut menggunakan algoritma AI yang dilatih dengan kumpulan data yang berisi teks sarkasme dan teks non-sarkasme.

Meskipun demikian, penggunaan AI dalam mendeteksi sarkasme tidaklah sepenuhnya tanpa kendala. Model AI dapat menghadapi kesulitan dalam mendeteksi sarkasme dalam konteks yang rumit atau kasus yang sangat spesifik.

Contohnya, kalimat yang mengandung kontradiksi atau penggunaan ejaan yang salah yang dimaksudkan untuk menyindir (contohnya, “Hebat banget tuh!” untuk menyindir kesalahan). Dalam beberapa situasi, AI mungkin mengalami kesulitan dalam memahami niat sebenarnya di balik kalimat-kalimat semacam itu.

Sehubungan dengan kesulitan teknis yang muncul dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk identifikasi sarkasme, sejumlah besar kebingungan etika juga muncul ke permukaan.

Secara khusus, cara AI memproses dan menyimpan informasi yang berasal dari pengguna media sosial memerlukan pertimbangan. Mungkinkah penggunaan teknologi AI memiliki efek merusak pada privasi dan kebebasan berekspresi pengguna? Eksplorasi komprehensif dari pertanyaan-pertanyaan ini diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi AI dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan norma-norma etika.

Dalam kesimpulannya, harus diakui bahwa kemunculan dan kemajuan teknologi deep learning dalam bidang Pemrosesan Bahasa Alami telah memberikan prospek baru dalam upaya mengidentifikasi sarkasme dalam ranah media sosial.

Namun demikian, sangat penting bahwa pemanfaatan teknologi ini didekati dengan bijaksana dan menyadari keterbatasan potensial dan pertimbangan etis mengenai pemanfaatan data pengguna. Terlepas dari kekhawatiran ini, memanfaatkan teknologi AI secara cerdik dapat secara tak terbantahkan meningkatkan pemahaman kita tentang sarkasme di media sosial, sehingga memfasilitasi interaksi online yang lebih harmonis dan bermakna.

Oleh karena itu, kita harus merangkul dengan optimisme evolusi teknologi AI dalam mendeteksi sarkasme di media sosial. Namun, sama pentingnya bahwa kita menyesuaikan diri dengan cara yang etis dan menunjukkan rasa hormat terhadap etiket online ketika berkomunikasi dengan sesama pengguna media sosial kita.

 

Penulis: Mochamad Alfan Rosid

Editor: Rani Syahda Hanifa

*Humas Umsida

Berita Terkini

dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By
Si Lokananta 2024, peringatan hari ibu
Momen Haru Ratusan Anak Peringati Hari Ibu dalam Event Si Lokananta
December 23, 2024By
Comm Night Run
Perdana Digelar, Comm Night Run Diikuti Lebih dari 300 Peserta dari Berbagai Daerah
December 23, 2024By
rektor Umsida saat penguatan visi misi PPI AMF
Pesan Rektor Umsida untuk PPI AMF dalam Mewujudkan Pesantren Berkemajuan
December 21, 2024By
commsport 2024
Commsport 2024, 30 Tim Futsal Sekolah se-Jatim Meriahkan Event Tahunan Ikom Umsida
December 21, 2024By

Riset & Inovasi

abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By

Prestasi

Prof Sri, guru besar manajemen 3
Perjuangan Prof Sriyono Menuju Guru Besar di Bidang Manajemen Umsida
January 14, 2025By
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By
Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
Lulus Cum Laude, Dosen Umsida Raih Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
December 30, 2024By