dosen Umsida tanggapi banyaknya kasus study tour 7

Study Tour Makan Banyak Korban, Dosen Umsida: Ada Masalah Akut yang Ada di Tradisi Ini

Umsida.ac.id – Tahun 2024 menjadi tahun yang cukup kelam karena ada banyak sekolah yang mengalami kejadian buruk ketika mengantarkan siswa-siswi mereka dalam kegiatan study tour yang kebanyakan dilaksanakan di luar kota.

Lihat juga: Asah Kemampuan Menjadi Tour Guide, Bahasa Inggris Umsida Praktik di Yogyakarta

Yang paling parah adalah kejadian kecelakaan bus study tour yang memakan banyak korban, bahkan hingga meninggal dunia.

Sebut saja peristiwa rombongan SMAN 1 Sidoarjo yang telah melakukan kunjungan tiga hari ke dua kampus di Yogyakarta. Kecelakaan yang terjadi di tol Solo-Kertosono itu menewaskan dua orang, satu guru dan satu siswa, sedangkan 22 korban lainnya mengalami luka.

Lau yang terbaru, rombongan siswa dari SMP Islam Terpadu dari Gunung Putri Bogor yang hendak study tour ke Kampung Inggris Pare, Kediri. Kejadian ini menewaskan empat korban dan lainnya luka-luka.

3 Perspektif Kasus Study Tour
dosen Umsida tanggapi banyaknya kasus study tour 7
Ilustrasi: AI

Dari dua contoh kasus itu, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Niko Fediyanto SS MA, menanggapi kasus tersebut dari tiga perspektif.

“Bagi saya yang pertama dari perspektif umat beragama, ini adalah musibah yang tak terhindarkan dan harus dipahami sebagai peringatan agar kita semakin berhati-hati dan mawas diri,” kata Niko, sapaannya.

Kedua, imbuh Niko, dari segi keselamatan transportasi, ini sangat patut disesalkan karena kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi dan penyebabnya adalah lemahnya kontrol otoritas terhadap standar keselamatan transportasi. 

“Ketiga, dari perspektif budaya, tradisi study tour (atau apapun sinonimnya) yang saat ini ada seharusnya bisa diformat ulang dengan lebih baik oleh penyelenggara pendidikan,” ujarnya.

Karena dari kacamata Niko, kegiatan ini lebih lebih dominan menjadi ajang “jalan-jalan” dan belum tentu efektif dalam menunjang capaian pembelajaran.

Selain itu, ia melihat ada masalah akut yang ada dalam tradisi ini di Indonesia. Sering kali, banyak kegiatan study tour yang merefleksikan adanya praktik relasi kuasa.

Perlu ada survei juga apakah sebenarnya wali siswa/ mahasiswa sebagai stakeholder pendidikan tahu betul manfaat kegiatan ini. 

Niko mengatakan, “Hipotesis saya, kebanyakan justru tidak tahu benar manfaat kegiatan ini dan merasa keberatan karena biasanya biaya yang harus dibayarkan mereka juga tidak sedikit,”. 

Belum lagi, sambungnya, ada risiko yang harus dibayar begitu mahal orang tua ketika sampai terjadi kecelakaan yang membawa korban buah hati mereka.

Apa Kegiatan Study Tour Sebaiknya Dihapus? 
dosen Umsida tanggapi banyaknya kasus study tour 7
Ilustrasi: AI

“Saya secara personal menganggap bahwa kebanyakan study tour yang diselenggarakan oleh pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi saat ini cenderung kontraproduktif. 

Lihat Juga :  Perkuat Mutu Akademik, 73 Dosen Umsida Studi Lanjut Program Doktor

Menurutnya, ada terlalu banyak risiko yang dipertaruhkan dan perlu dipertanyakan jika dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang ditarget.  

Pada kenyataannya pun, siswa atau mahasiswa dan wali sangat mungkin sebenarnya keberatan dengan program semacam ini.

Terlepas dari faktor musibah, kata kepala Pusat Bahasa Umsida itu, esensi keselamatan dalam perjalanan tidak harus bermuara pada penghapusan study tour. 

Namun, perlu ada kajian yang rinci dan aplikasi manajemen risiko yang baik ketika penyelenggara pendidikan akan melakukan kegiatan di luar sekolah.

“Study Tour tetap perlu didukung dan dilaksanakan asalkan ada usaha yang sangat serius untuk meminimalkan adanya potensi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Dosen prodi Pendidikan Bahasa Inggris itu memiliki alternatif model pembelajaran lain yang serupa tapi tak sama dengan study tour, misalnya pembelajaran berbasis proyek (PjBL), penugasan eksploratif, atau tur virtual.

Peran Sekolah dalam Kelancaran Kegiatan

Pihak sekolah merupakan sosok krusial dalam kelancaran study tour. Dosen lulusan S2 Ilmu Sastra UGM itu memberikan beberapa saran agar kegiatan ini tetap bisa berjalan.

Pertama, sekolah harus tahu bahwa penyedia transportasi memiliki reputasi yang baik. Literasi dalam standar keamanan perlu dimiliki oleh panitia ketika mereka memilih transportasi yang akan digunakan.

Kedua, sekolah justru harus bisa memilih jadwal yang memiliki risiko lebih kecil.

“Sebagai ilustrasi, pelaksanaan study tour pada masa liburan menunjukkan tidak adanya manajemen risiko yang bagus, karena pada saat masa liburan sekolah, jelas akan ada peningkatan harga dari penyedia jasa transportasi,” jelasnya.

Selain itu, imbuh bapak dua anak itu, faktanya, padatnya jadwal penggunaan moda transportasi selama liburan sering kali berujung pada pelanggaran prosedur keamanan oleh penyedia jasa. 

Banyak pengemudi yang harus mengemudi dengan jam istirahat kurang, sehingga keselamatan penumpang terancam.

“Harus ada manajemen risiko yang baik dan betul-betul matang ketika kegiatan itu dikonsep. Pastikan bahwa usaha, biaya, dan risiko yang ada dalam kegiatan itu sebanding dengan pengetahuan yang didapatkan siswa/ mahasiswa. Perlu juga adanya budaya peduli keselamatan bagi penyelenggara pendidikan,” jelas Niko.

Lihat juga: Mahasiswa Bahasa Inggris Umsida Kunjungi Desa Wisata Bobung, Tak Hanya Jadi Tour Guide Saja

Penyelenggara pendidikan, guru, atau dosen harus menyadari bahwa study tour adalah kegiatan yang berisiko sangat besar, jadi perlu ketelitian dalam pembuatan rencana perjalanan dan pemilihan rekanan penyedia jasa transportasi.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By

Riset & Inovasi

alat pemeriksaan kesehatan digital
Umsida Buat Alat Cek Kesehatan Tanpa Jarum, Mudahkan Pemeriksaan
October 9, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By
sekolah rakyat
Berkesempatan Mengajar di Sekolah Rakyat, Ini Pendapat Dosen Umsida
September 17, 2025By
tong sampah ramah lingkungan
KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
September 10, 2025By

Prestasi

teknik mesin Umsida juara 1 lomba nasional
Teknik Mesin Umsida Raih Juara 1 Lomba Prototype LNT-RBM 2025
October 10, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
Pomnas 2025
Pomnas 2025, 2 Skrikandi Umsida Bawa Pulang Juara
October 7, 2025By
reviewer monev hibah abdimas
3 Dosen Umsida Dipercaya Jadi Reviewer Monev Hibah Abdimas
October 6, 2025By
Pojok Statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Raih Peringkat 1 Nasional Kategori Binaan BPS Kabupaten
October 6, 2025By