Umsida.ac.id – Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerjasama dengan tim pengajar di SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin menciptakan aplikasi MCO sebagai aplikasi layanan Bimbingan Konseling (BK) online, Minggu (29/5).
Dalam kegiatan pengabdian tersebut, tim Abdimas Umsida terdiri dari Dr Eni Fariyatul Fahyuni SPsi MPd I dan Cindy Taurusta ST MT. Keduanya melaksanakan pengabdian dan bersinergi dengan pihak sekolah untuk membenahi sistem layanan assessment oleh konselor terkait instrumen BK yang dapat membantu siswa mengenal dan memahami potensinya.
Alat assessment BK yang dapat digunakan siswa diantaranya; 1) tes buta warna, 2) tes gaya belajar, 3) tes alat ungkap masalah, dan 4) tes kecerdasan majemuk. Menurut tim Abdimas Umsida, pengenalan potensi belajar bagi siswa merupakan sesuatu hal yang penting untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri pada proses interaksi dan adaptasi dengan lingkungan belajar siswa di masa new normal pandemi COVID-19.
“Siswa yang mengenal dan memahami potensi belajarnya dapat membantu dirinya memilih dan menyusun strategi belajar efektif sesuai karakteristik pada dirinya,” ucap Dr Eni Fariyatul Fahyuni.
Hal ini sejalan dengan rencana strategis penelitian dan abdimas Umsida dalam kurun waktu 2020 – 2025, yaitu mengembangkan IPTEK berbasis potensi lokal menuju Indonesia berkemajuan, khususnya Kabupaten Sidoarjo yang telah berhasil membangun “Smart City” dengan mengintegrasikan berbagai aplikasi untuk mendukung optimalisasi layanan yang mudah diakses masyarakatnya.
Aplikasi MCO sendiri dapat digunakan siswa melalui smartphone masing-masing. Selain itu, aplikasi tersebut sangat nyaman digunakan dan dapat menjaga kerahasiaan penggunanya. Kata Dr Eni Fariyatul Fahyuni, komunikasi via internet, termasuk layanan konseling ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pengajaran. Terlebih, layanan BK online yang selama ini diterapkan di masa pandemi Covid-19 belum dapat terlaksana dengan optimal dikarenakan keterbatasan fasilitas pendukung.
“Temuan dari penelitian menunjukkan konselor siap melaksanakan konseling online, namun selama ini belum ada bentuk pelatihan maupun fasilitas aplikasi pendukung bagi konselor BK untuk menjembatani kebutuhan para siswanya,” ungkapnya.
Cindy Taurusta ST MT juga mengimbuhkan, inovasi layanan BK online dari tim Abdimas Umsida mempertimbangkan desain, instruksi, dan teknik penyampaian yang memperhatikan unsur estetika.
“Untuk itu inovasi yang dikembangkan harus dapat menciptakan dan mempertahankan setting belajar yang mengutamakan multi indera secara holistic, sehingga masing-masing individu terfasilitasi dengan layanan yang diberikan,” pungkasnya. (Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida