Umsida.ac.id – Umumnya orangtua khawatir jika buah hatinya kurang nafsu makan. Pasalnya, kurang nafsu makan bisa menyebabkan anak kurang gizi sehingga memperlambat pertumbuhan anak. Sri Mukhodim Faridah Hanum SST MM M Kes dan Hesty Widowati S Keb Bd M Keb memiliki cara melalui akupresur atau message theraphy untuk meningkatkan nafsu makan. Lewat sosialisasi message theraphy untuk meningkatkan nafsu makan di KB-TK Aisyah 1 Sukodono Sidoarjo, Sri Mukhodim Faridah Hanum SST MM M Kes memberikan pelatihan teknik memijat anak kepada sepuluh wali murid, Senin (21/2).
“Pengasuhan anak tidak hanya secara spiritual namun juga secara fisik. Nah,akupresure untuk meningkatkan nafsu makan merupakan salah satu upaya pencegahan stunting,” ujar Sri Mukhodim Faridah Hanum SST MM M.
Ia menambahkan jika orang tua ingin meningkatkan nafsu makan anak, salah satu cara non farmakologi untuk meningkatkan nafsu makan anak adalah melalui pijat/ sentuhan. Pijat ini sangat baik dilakukan oleh orang tua anak itu sendiri, karena selain mendapatkan manfaat fisik dari pijat, juga mampu meningkatkan bonding antara orang tua dan anak.
Pijat dapat memperlancar peredaran darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari titik akupuntur tanpa jarum, teknik ini menggunakan teknik penekanan pada titik meridian garis aliran energi relatif lebih mudah. Beberapa studi telah membuktikan manfaat pijat dalam meningkatkan nafsu makan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu memijat:
- Pastikan kondisi anak sehat, dan gembira
- Pastikan kondisi ruangan nyaman
- Tangan orang tua harus dalam keadaan bersih, kuku tidak panjang
- Siapkan minyak untuk pemijatan. Sangat dianjurkan apabila menggunakan minyak berbahan nabati
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini menjelaskan pentingnya akupresur atau message theraphy bagi anak-anak. ”Sosialisasi ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara memijat dan titik mana saja yang bisa dipijat, melalui pijatan ini nafsu makan anak bisa terlihat dari terapi yang di lakukan secara konsisten selama 12 kali. Selain itu, madu dan temulawak bisa di konsumsi oleh anak-anak selama masa terapi pemijatan. Metode ini semuanya berbahan dasar alami, mudah di dapat sekitar rumah, minim biaya tapi tetap sehat anaknya,” pungkasnya.
*Humas Umsida