Tren Marriage is Scary

Tren Marriage is Scary, Ini 6 Faktornya Menurut Pakar Psikologi Umsida

Umsida.ac.id – Akhir-akhir ini, ramai di media sosial tentang tren “Marriage is Scary” atau “Pernikahan Itu Menakutkan”. Ditambah lagi, ada beberapa influencer yang mengalami masalah keluarga hingga Kekerasan Rumah Tangga (KDRT). Kejadian itu tentu memantik berbagai reaksi warganet.

Pilihan editor: Apa Baby Blues Termasuk Gangguan Kecemasan? Pakar Umsida Beri Jawaban

Memangnya, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Apa dengan banyaknya kasus itu membuat masyarakat memiliki pandangan baru tentang sebuah pernikahan hingga menyimpulkan bahwa “marriage is scary”?

Dalam artikel ini, pakar psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA akan menanggapi fenomena itu dari sisi psikologi.

Suatu hal yang wajar

Marriage is scary itu wajar. Rasa takut itu wajar menjelang pernikahan karena semua orang yang akan menikah tetap merasa khawatir terkait dengan kondisi kehidupan kedepannya,” ujar dosen yang sedang mengenyam pendidikan S3 Psikologi Unair itu.

Namun, papar dosen psikologi itu, yang tidak wajar adalah ketika ketakutan itu mengganggu kehidupannya dan menjadi permasalahan. Rasa takut itu akan terus menghantuinya hingga seseorang memutuskan untuk tidak menikah atau mengalami gangguan lain.

Mengapa “Marriage is scary”?
Tren Marriage is Scary
Ilustrasi: Unsplash

Dalam konsep psikologi ketakutan seseorang terhadap pernikahan itu tidak bisa dipilah secara ketat. Bisa saja dipengaruhi oleh diri sendiri, lingkungan, dan media sosial.

Dari sisi psikologis, dosen yang akrab disapa Ghozali itu menjelaskan beberapa penyebab perasaan dari tren “marriage is scary”, seperti:

1. Ketakutan akan kegagalan menikah, mungkin dari trauma masa lalu atau pengalaman orang terdekat

“Contohnya ketika seseorang melihat orang tuanya bercerai, hal itu akan semakin memperkuat ketakutannya untuk menikah. Di sisi, lain pengaruh lingkungan dan media sosial bisa berdampak negatif terhadap pernikahan,” terang Ghozali.

2. Ketidakpastian tentang masa depan. Seseorang menganggap dirinya tidak memiliki masa depan yang cerah sehingga ia takut untuk menikah

Banyak contoh di media sosial yang menggambarkan betapa rumitnya sebuah pernikahan. Itu semakin menjadi problematika seseorang ketika akan menikah dan memunculkan pikiran buruk.

Menurut Ghozali, seharusnya media sosial dan lingkungan mengimbangi fenomena tersebut. Jadi selain menggambarkan sisi buruk pernikahan, tapi juga menampilkan hal yang positif. Itu berpengaruh kepada orang yang sering melihatnya.

3. Tekanan untuk memenuhi harapan sosial. Harapan sosial itu berkenaan dengan harapan-harapan keluarganya. Ketika menikah, ia harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu, terlebih di pihak laki-laki

4. Ketakutan akan kehilangan kebebasan. Mereka takut tak bisa berhubungan dengan orang lain, rasa cemas akan komitmen jangka panjang dan ketidakpastian finansial

Dosen lulusan magister sains psikologi UGM  itu melanjutkan, “Bagi seseorang yang menginginkan kebebasan menganggap sebuah pernikahan itu sebagai ancaman yang serius. Ia merasa terancam ketika ia memiliki pasangan yang mengikatnya,”.

Hal itu, lanjutnya, bisa menjadi suatu tekanan akan adanya kebebasan individu untuk memilih untuk tidak menikah, atau memiliki pasangan tanpa menikah, bahkan memilih lajang seumur hidup.

5. Takut akan perubahan kehidupan. Misalnya, seseorang yang sebelumnya menjalankan aktivitas sehari-hari sendirian, kemudian dia harus berpasangan hingga mengasuh anak. Mereka cemas akan sesuatu yang berdampak jangka panjang di hidupnya.

6. Berdalih belum siap

Menurut Ghozali, ketika orang terus menunda pernikahan sampai benar-benar siap, bisa dipastikan bahwa tidak ada seseorang yang dikatakan siap untuk menikah. Berapapun umurnya mereka akan tetap mengalami kecemasan tentang pernikahan.

Pengaruh “marriage is scary”
Tren Marriage is Scary
Ilustrasi: Pexels

Tren marriage is scary tentu mempengaruhi pola pikir masyarakat, terlebih anak muda. Hal itu dikarenakan ketika seseorang di lingkungan yang  setuju tentang tren ini, maka dia akan mendapatkan informasi terkait kecenderungan menghindari atau menunda pernikahan. Dari situ banyak memunculkan pertanyaan nilai-nilai terkait pernikahan itu sendiri.

Ghozali menerangkan, “Dari nilai-nilai tersebutlah seseorang bisa menjadikannya sebagai pertimbangan kira-kira alternatif apa yang bisa menggantikan menikah. Mungkin mereka akan berpikir tentang hidup bersama tanpa menikah atau menunda pernikahan sampai benar-benar siap,”.

Selain lingkungan, media sosial juga memiliki dampak yang sangat kuat terhadap orang-orang yang memandang pernikahan itu menakutkan. Apalagi di sana terdapat narasi-narasi negatif tentang  pernikahan.

Ketika seseorang terus menerus terpapar dampak narasi itu, maka akan memperbesar ketakutan generasi muda yang akan menikah dan akhirnya mereka ragu. Belum lagi jika media sosial yang membandingkan kehidupan  satu tokoh dan tokoh lainnya.

Problematika anak muda tentang pernikahan

Trend marriage is scary ternyata dapat membuat generasi muda lebih memilih untuk menunda pernikahan atau memilih lajang. Menurut Ghozali hal tersebut sangat berbahaya untuk generasi selanjutnya.

Misalnya negara seperti Jepang juga mengalami hal serupa. Mereka menghindari pernikahan karena takut untuk menjadi komitmen. Jika diteruskan hal itu bisa berdampak pada krisis penduduk.

Pilihan editor: Provision of Contraceptive Devices for Students, Here’s What Umsida Lecturers Say

Problematika lainnya yang muncul akibat dampak negatif tren ini adalah meningkatnya kasus seks bebas. Orang yang ingin bebas cenderung  menginginkan hal yang tidak terikat tapi.

Tapi di sisi lain, bisa jadi juga seseorang menunda pernikahan karena ingin fokus pada pendidikannya sebelum mempertimbangkan tentang perikanan.

“Memang perlu adanya edukasi yang baik dan seimbang antara dampak positif dan negatif dari sebuah pernikahan,” tegasnya.

Sumber: Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

mahasiswa melek akan pelayanan publik 1
Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Diskominfo Sidoarjo Ajak Mahasiswa Umsida Berani Bersuara
June 25, 2025By
Dr Imam Fauji berpulang
Dr Imam Fauji Berpulang, Duka Mendalam Keluarga Besar Umsida
June 23, 2025By
KWU Umsida kembangkan wirausaha muda 4
Kembangkan Mahasiswa Jadi Wirausaha Muda, UKM KWU Umsida Gelar GROWPRENEUR
June 23, 2025By
peran pustakawan dalam perpustakaan 4
Kepala Perpustakaan Umsida Tekankan Peran Penting Pustakawan sebagai Mitra Riset Akademik
June 21, 2025By
quarter life crisis PKMU 25 4
Bahas Quarter Life Crisis, Puncak PKMU 2025 Hadirkan 2 Narasumber Ini
June 19, 2025By
Al Islam dan Kemuhammadiyahan_11zon
Puncak PKMU 2025: Al Islam dan Kemuhammadiyahan Tetap Harus Diterapkan Walau PKMU Usai
June 18, 2025By
SILASMA 2025
Jadi Tuan Rumah Munas dan SILASMA 2025, Umsida Perkuat Kolaborasi Perpustakaan Muhammadiyah Asyiyah
June 17, 2025By
Halal Center Umsida Dampingi Perusahaan Kosmetik 2
Halal Center Umsida Dampingi Sertifikasi Halal Produk Kosmetik, Telisik Kehalalan Bahan Impor
June 16, 2025By

Riset & Inovasi

pemeriksaan gigi 1
Gelar Pemeriksaan Gigi Bumil, FKG Umsida Edukasi 22 Ibu untuk Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut
June 24, 2025By
tanaman pionir Lumpur Sidoarjo 3
Peneliti Umsida Manfaatkan Tanaman Pionir Sebagai Agen Fitoekstraksi di Lumpur Sidoarjo
June 12, 2025By
FKG Umsida aktif di abdimas 1
Peran Aktif FKG Umsida Kepada Para Lansia, Edukasi Kesehatan Gigi di Usia Senja
June 12, 2025By
potensi Lumpur Sidoarjo 2
Temukan Potensi di Lumpur Sidoarjo, Peneliti Umsida Kolaborasi dengan PPLS
June 11, 2025By
Good Posture Jadi Fokus Fikes Umsida dalam Edukasi Pelajar SMA
Good Posture Jadi Fokus Fikes Umsida dalam Edukasi Pelajar SMA
June 3, 2025By

Prestasi

PTMA Mitra RisetMu Terbaik IV
Jadi PTMA Mitra RisetMu Terbaik IV, Umsida Buat Roadmap Sesuaikan Kampus Berdampak
June 23, 2025By
Umsida jadi lembaga program koding
Umsida Jadi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Program Koding dan KA
June 21, 2025By
konferensi internasional PBI Umsida
Mahasiswa PBI Umsida Raih Most Innovative Research di Konferensi Internasional
June 20, 2025By
Perpustakaan Umsida SILASMA 2025 1
Perpustakaan Umsida Raih Excellent Award di SILASMA 2025, Apresiasi Bidang Literasi dan Riset
June 19, 2025By
mahasiswa Psikologi raih perunggu di Pomprov III Jatim 2
Mahasiswa Umsida Raih Perunggu di Pomprov III Jatim, Dislokasi Tangan Kanan Jadi Motivasi
June 16, 2025By