Umsida.ac.id- Bulan Ramadhan bulan penuh berkah, banyak orang beramai-ramai mencari pahala di bulan yang suci ini. Namun tidak dipungkiri bahwa bulan Ramadhan merupakan peluang bisnis yang cukup besar di Indonesia yang memiliki hampir 87% warganya beragama Islam. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa terutama di semester akhir saat kegiatan perkuliahan sudah tidak terlalu padat.
Ketua program studi manajemen Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Detak Prapanca SE MM menganjurkan di momen ini bisnis yang paling ramai adalah bidang fashion, catering hingga makanan ringan.
Dengan display yang menarik baik secara online maupun offline bisnis ini akan menarik banyak konsumen. Kepada Umsida.ac.id Detak Prapanca menjelaskan bahwa bisnis online maupun offline tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk ” dikembalikan lagi tergantung pangsa pasar yang diinginkan oleh penjual,” ungkapnya.
“Untuk generasi Z bulan Ramadhan ini sangat cocok untuk mulai membuka bisnis, jangan ragu untuk memulai suatu bisnis dan jangan mudah menyerah pada prosesnya,” jelasnya. Berbisnis tentu bukanlah hal yang mudah dan singkat, membutuhkan waktu yang cukup lama. Setiap bidang usaha memiliki waktu yang berbeda untuk berproses hingga menjadi sebuah usaha yang stabil.
Kegagalan bisnis (business failure) merupakan hal yang pasti dialami oleh setiap pengusaha yang memulai dari nol. Beberapa hal yang biasanya mempengaruhi kegagalan dalam berbisnis diantaranya adalah perencanaan yang kurang matang, segmentasi pasar yang tidak jelas, minimnya kemampuan manajerial, pengendalian finansial yang kurang baik, terlalu fokus dengan keuntungan dan tidak mengikuti perkembangan media promosi.
Detak Prapanca memberikan motivasi bagi generasi Z yang ingin memulai usaha. “Gagal di usia muda itu biasa, sukses di usia muda sangat luar biasa. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena selangkah lagi untuk menang. Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu,” ungkapnya.
“Innallaha la yughayyiru ma bi qoumin, hatta yughayyiru ma bi anfusihim,” tambahnya. Ayat yang disampaikan memiliki makna bahwa ” Sesungguhnya Allah tidak merubah ‘apa-apa/keadaan yang ada pada suatu kaum’ (ma bi qoumin), hingga mereka mengubah apa-apa/keadaan yang ada pada jiwa-jiwa mereka (ma bi anfusihim).
Maka jangan ragu untuk memulai karena keberuntungan tidak akan datang secara tiba-tiba kecuali kita sendiri yang ingin merubahnya.
Penulis: Rani Syahda Hanifa
*Humas Umsida