Umsida.ac.id – Budidaya lele menjadi solusi menunjang perekonomian di masa pandemi saat ini. Hal ini dijelaskan Drs Trisonjaya Msi MM saat mengisi Seminar Nasional & Call For Paper Sains Dan Teknologi dengan tema “Pemanfaatan Renewable Energy dalam Bidang Industri dan Pertanian untuk Kesejahteraan Masyarakat yang Berkelanjutan” melalui virtual meeting, Kamis (25/3).
Drs Trisonjaya Msi MM adalah pendiri kampung lele JJ yang berlokasi di Tanggerang. Pada kesempatanya, ia menjelaskan mudahnya budidaya lele dalam meningkatkan perekonomian saat pandemi. “Saya mendirikan Kampung lele JJ ini karena budidaya lele sangat mudah dilakukan dirumah atau lahan-lahan masyarakat tanpa harus meninggalkan rumah dan pembatasan kegiatan yang mengakibatkan berkerumunnya orang,” jelasnya.
Umsida Beri Solusi Penunjang Ekonomi Masyarakat Lewat Budidaya Lele
Budidaya Ikan lele merupakan budidaya ikan paling mudah dilakukan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “Ada beberapa alasan memilih budidaya lele seperti lele merupakan spesies air tawar, daya tahan tubuh kuat, dapat dipelihara di media kolam berbahan terpal, beton, tanah, sehingga budidaya ini menambah nilai ekonomis yang tinggi,” ujar Trisonjaya.
Tidak hanya itu budidaya ikan lele laku di jual di segala jenis ukuran dari mulai, larva, benih, konsumsi, dan lele besar. “Jadi ikan lele itu laku di segala jenis ukuran bisa dijual dari ukuran kecil, sedang, dan lele besar biasanya dibuat pemancingan, bahkan larva, benih pun laku dijual, kondisi inilah yang membuat perekonomian meningkat,” tuturnya.
Keunggulan ikan lele yang paling menonjol adalah pertumbuhanya sangat cepat yaitu 1,5 sampai 3 bulan, dan makanan ikan lele membutuhkan biaya produksi yang sangat murah. “Ikan lele saat pembesaran membutuhkan biaya produksi dari memasukan benih sampai panen itu sebesar 12.000 ribu rupiah dan harga jualnya 17.00, bahkan jika menggunakan makanan alternatif bisa lebih murah 7.000 ribu rupiah dan tumbuh sekitar 1,5 sampai 3 bulan,” imbuh penggagas kampung lele itu.
Di akhir acara tersebut, Wakil Dekan I Universitas Muhammadiya Tanggerang (UMT) itu memberikan pembelajaran khusus seperti teknik pemijahan, seleksi indukan, membedakan bibit unggul dan usia ikan bagi peserta magang di kampung lele. “Kami juga memberikan pelatihan bagi siapapun yang ingin memulai budidaya lele seperti teknik pemijahan, seleksi indukan, membedakan bibit unggul, membedakan indukan jantan dan betina, pemasaran, teknik komunikasi dengan pelanggan,” pungkasnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana
Edit : Anis Yusandita