Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) resmi melepas tiga mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) untuk mengikuti program student mobility ke Kazakhstan pada Senin, (25/8/2025).
Lihat juga: Pelepasan Mahasiswa International Student Mobility Umsida dan UniSZA, Siap Exchange 1 Semester
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Nur Khalifah, Felicia Shabrina Kristaningrum, dan Arum Tyas Pramesti yang kini duduk di semester tiga.
Pelepasan ini dipimpin langsung oleh Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi bersama Ketua Lembaga Kerjasama dan Urusan Internasional (LKUI) Umsida, Isna Fitria Agustina SSos MSi, Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Umsida, Dr Septi Budi Sartika MPd, serta Ketua Prodi PBI Umsida, Dr Fika Megawati MPd.
Dekan FPIP membuka prosesi pelepasan dengan memaparkan program ini.
Ia mengatakan bahwa inisiasi dari student mobility ini bisa diproyeksikan sebagai program double degree.
“Untuk mahasiswa ini kami sudah melakukan beberapa penyaringan. Saya harap program ini bisa berlanjut sehingga PBI Umsida memiliki dua gelar yakni SPd dan gelar BA dari sana,” ujar Dr Septi.
PBI Umsida, katanya, telah memastikan bahwa ketiga mahasiswa ini telah mendapatkan izin dari orang tua sehingga apa yang akan mereka lakukan di sana selama satu semester setelah diketahui oleh orang tua masing-masing.
Penguatan Karakter dan Nilai dari Rektor
Sebelum melepas, Rektor Umsida memberikan beberapa penguatan kepada para mahasiswa yang akan berkuliah di Department of Foreign Languages and Translation Studies AK Kussayinov Eurasian Humanities Institute (EAGI Kazakhstan).
Menurutnya, program student mobility ini merupakan kesempatan berharga untuk membangun relasi, menambah pengalaman akademik, sekaligus menjadi duta Umsida di kancah internasional.
Terlebih para mahasiswa ini akan mengikuti program student mobility ini selama satu semester penuh.
“Saya kira penentuan mahasiswa in tak hanya tentang finansial saja, tapi juga mahasiswa yang memiliki minat yang kuat dan kemampuan yang dipersyaratkan,” ujarmya.
Untuk hidup di luar negeri, kata Dr Hidayatulloh, para mahasiswa harus bisa menyesuaikan dengan standar yang ada di sana.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar mahasiswa telah mengukuhkan niat baik dan mempelajari kehidupan Kazakhstan sejak sebelum berangkat agar kegiatan yang diikuti bisa berjalan dengan baik.
“Paspor harus tetap dijaga, jangan dititipkan ke orang lain, terlebih bukan orang Umsida. Itu menjadi nyawa ketika kita berada di luar negeri, jadi jangan sampai ada masalah,” pesannya.
Lebih lanjut, Dr Hidayatulloh menegaskan bahwa mahasiswa harus aktif dalam perkuliahan, bertanya, serta menulis pengalaman mereka agar menjadi jejak digital yang bermanfaat.
“Di semua negara pasti ada baik dan buruknya. Maka ambil baiknya lalu kembangkan menjadi sesuatu yang baru. Satu semester merupakan waktu yang cukup panjang, kemnbangkan semua skill di sana, terutama soft skill,” terang Dr Hidayatulloh.
Ia harap para mahasiswa bisa menulis pengalaman tersebut menjadi sebuah karya, entah dari hal yang unik atau bernilai. Itu akan menjadi jejak digital yang memiliki dampak jangka panjang.
Terakhir, ia mengutip hadits nabi yang berbunyi:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
“Jaga kekompakan, saling menguatkan, dan masing-masing berikan yang terbaik. InsyaAllah dengan begitu kalian bisa semakin kuat dan solid, lakukan itu sejak sebelum kalian berangkat,” tutupnya.
Persiapan Mahasiswa Program Student Mobility
Felicia, mahasiswa yang mengikuti program student mobility, mengungkapkan bahwa ia mengikuti program ini lantaran Prodi yang membuka peluang bagi siapapun yang memenuhi persyaratan.
Beberapa syarat tersebut seperti seleksi berkas dan wawancara. Mereka mempersiapkan semuanya sejak bulan Juni dan menerima hasilnya diumumkan pada bulan Juli.
Felicia mengikuti program ini lantaran ingin menambah pengalaman, mengeksplorasi hal baru, merasakan budaya baru, dan lainnya.
Ia dan dua rekannya juga sangat tertarik untuk mempelajari cara belajar di Kazakhstan.
“Yang paling disiapkan mungkin adaptasi dengan musim, kita akan mendapati dua musim di sana, semi dan dingin, jadi fisik juga harus siap,” terangnya.
Lihat juga: Guest Lecture FBHIS Umsida, Datangkan Ahli Sekaligus Perpanjang Kerja Sama dengan Uzbekistan
Dengan mengikuti program student mobility, ia berharap bisa membawa nama baik Umsida dan menambah relasi internasional.
Penulis: Romadhona S.