Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) resmi berangkatkan 473 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) yang terbagi dalam 30 kelompok untuk memajukan desa dan ranting Aisyiyah maupun Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Lihat juga: Pelepasan Mahasiswa KKN Kemitraan Internasional di Malaysia, Ini 3 Urgensinya
Bertempat di Aula KH Mas Mansyur Kampus 1 Umsida pada Selasa, (22/07/2025), KKN-T 2025 mengangkat tema “Berdampak untuk Kemajuan Desa, Ranting, Muhammadiyah dan Aisyiyah”.
Selain Rektor Umsida, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Umsida, para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan perwakilan mahasiswa, pelepasan ini juga turut mengundang beberapa pihak terkait dalam pelaksanaan KKN-T seperti Sekretaris PDM Sidoarjo dan ketua PDA Sidoarjo.
Penyebaran Mahasiswa KKN-T di Berbagai Ranting
Menurut laporan ketua KKN-T 2-25, Nurfi Laili Mpsi Psikolog, tahun ini mahasisiwa KKN menyebar di 30 ranting di Kabupaten Sidoarjo, yang terdiri dari ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah yaitu di Cabang Tulangan, Tanggulangin, Candi, Wonoayu, Krian, Krembung, Jabon, Porong dan Waru.
Sebelum menyematkan jaket KKN kepada perwakilan mahasiswa, Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi menyampaikan beberapa hal sebelum para mahasiswa mengabdi di masyarakat.
Mencapai puncak acara dari pelepasan mahasiswa KKN-T Umsida 2025, yakni sambutan Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi dan penyematan jaket.
Pertama, ia menyampaikan terimakasih kepada PDA dan PDM yang telah bersinergi dalam mengajukan desa di Sidoarjo.
KKN-T ini, imbuhnya, juga merupakan implementasi dari program Kemendikti Sainter yakni Kampus Berdampak.
Wujud Pengabdian Berdampak
Oleh karena itu, ia harap KKN-T ini bisa turut memberikan dampak positif dan nyata kepada masyarakat.
“Bukan suatu yang baru bahwa manusia diturunkan oleh Allah untuk berdampak. Tugas kita dalam perspektif Al Qur’an harus selalu mengajak dalam kebaikan dan mencegah dari segala bentuk keburukan,” ungkapnya.
Beberapa dampak yang dimaksud dalam program ini adalah meningkatkan kebaikan dan menurunkan ketidak kebaikan dari berbagai bidang.
Misalnya dalam bidang pendidikan, para mahasiswa dapat meningkatkan semangat belajar dari berbagai bentuk, salah satunya yaitu literasi.
Dalam aspek ekonomi juga dapat ditingkatkan sehingga mereka mampu melakukan sebuah proses transformasi, serta terdapat sentuhan baru oleh mahasiswa yang menunjang peningkatan tersebut.
Menyinggung tentang Sistem Manajemen Aset Muhammadiyah (SIMAM), ia menjelaskan bahwa pendataan aset merupakan agenda nasional yang harus dijalankan oleh Muhammadiyah dan perguruan tinggi Muhammadiyah.
Di Muhammadiyah terdapat waqaf yang akan menyelesaikan semua aset yang dimiliki dalam berbagai macam bentuk, baik berupa waqaf maupun hibah.
“Muhammadiyah memiliki banyak AUM, termasuk Umsida, maka kehadiran perguruan tinggi Muhammadiyah harus mendukung kegiatan kebutuhan persyarikatan Muhammadiyah,” terangnya.
Salah satu kebutuhan persyarikatan yang harus didukung yaitu target semua aset terdata dengan baik, dengan mempersiapkan sistem SIMA.
Mahasiswa harus menyikapinya dengan positif karena dengan begitu, mereka telah membantu percepatan dalam mengamankan aset Muhammadiyah.
”Seluruh aset yang dimiliki oleh Muhammadiyah, sepenuhnya digunakan untuk memberikan pelayanan masyarakat tanpa membedakan golongan, ras, suku, budaya, bahkan agama,” ucapnya dengan tegas.
Implementasi Nyata Sebagai Agen Perubahan
Mengutip dari tema Muktamar terakhir yang bertema Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta, ia berpendapat bahwa pendataan aset tersebut dalam rangka menjaga legalitas itu termasuk dalam memajukan Indonesia.
“Mahasiswa harus menjadi bagian transformasi, mari kita ajak masyarakat bertransformasi dalam berbagai aspek. Namun sebelumnya, maka kita juga harus bertransformasi diri sendiri terlebih dahulu” ujar Dr Hidayatulloh.
KKN bukan hanya sekedar kegiatan rutinitas bagi mahasiswa. Ia menekankan bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan mengingat mereka merupakan insan yang terpandang dan terpelajar sehingga penting mengimplementasikan beberapa hal.
“Manusia mempunyai tiga potensi dasar, yaitu pengetahuan, keterampilan), dan sikap. Pastikan kita mempunyai aspek adab dan akhlak. Ketiga tersebut harus dikuatkan dengan nilai nilai Al Islam Kemuhammadiyahan,” tuturnya
Tidak hanya terpaut pada IPK, imbuhnya, namun juga saat terjun ke masyarakat, para mahasiswa dapat dilandasi dengan sikap dan akhlak yang baik.
Lantas ia mengungkap ada tiga kebahagiaan yang harus dibawa mahasiswa ke hadapan masyarakat, di antaranya:
- Physical happiness, tampilan fisik yang membahagiakan
- Intellectual happiness, seseorang bahagia karena kecerdasan, sehingga dalam himbauannya Rektor mengingatkan bahwa mahasiswa juga harus mampu menjawab tantangan-tantangan yang terjadi dalam berkecimpung dengan masyarakat di tempat KKN.
- Spiritual happiness, yaitu aspek adab, akhlak dan sikap.
“Dengan mempunyai 3 aspek diatas maka bisa pastikan kita akan mempunyai social happiness, disitulah masyarakat akan memberikan penghormatan,” jelasnya.
Menurutnya, waktu KKN yang 3 bulan bukan waktu yang singkat, namun akan terasa cepat jika dipergunakan dengan produktif.
Dr Hidayatulloh menutup sesi pelepasan ini dengan surat As Shaff ayat 4:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh.”
Kompak, kokoh, kontribusi, dan konsistensi merupakan hal yang ditekankan oleh Hidayatulloh melalui surat ini.
Setelah sambutan, Proses pelepasan mahasiswa KKN-T dilanjutkan dengan penyematan jaket kepada perwakilan mahasiswa Umsida, yang langsung diikuti oleh seluruh mahasiswa yang hadir dengan antusias.
Lihat juga: Kata Mahasiswa yang Lolos KKN Internasional dan MAS
Dengan tersematnya jaket KKN-T 2025 tersebut, secara resmi mahasiswa Umsida siap melaksanakan KKN-T 2025.
Penulis: Rani Syahda