Urban Farming Solusi Pertanian dengan Minim Lahan

Umsida.ac.id – Defisit lahan di wilayah perkotaan kian hari kian terus terjadi. Pengalihan fungsi lahan secara masif menjadi area pemukiman penduduk menjadi faktor penyebab utama timbulnya masalah tersebut. Kondisi ini tentu menciptakan pengembangan sektor pertanian yang kian terbatas, termasuk menurunnya hasil budidaya komoditas pertanian Indonesia.

Konsep urban farming kini diusung sebagai solusi berkelanjutan dan telah menjadi trend di kalangan masyarakat. Konsep ini memanfaatkan lahan terbuka sebagai lahan pertanian. Salah satu metode penerapan urban farming yakni menggunakan teknologi hidroponik yang memanfaatkan air sebagai media tanam.

Saat ditemui jurnalis Umsida, Senin (26/9), Kepala Prodi (Kaprodi) Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) M Abror SP MM mengatakan, sistem penanaman hidroponik dinilai lebih unggul ketimbang metode yang lain.

“Urban farming itu kan tanaman perkotaan. Karena kondisi tempat yang kurang, bisa menggunakan hidroponik, menggunakan vertikultur, polibag. Kalau untuk urban farming yang bersih itu ya hidroponik,” ungkapnya.

Beberapa sistem penanaman yang menggunakan teknologi hidroponik di antaranya Nutrient Film Technique (NFT), Deep Flow Technique (DFT), Irigasi (Drip System), Sistem Sumbu (Wick System), Pasang Surut (EBB & Flow), Rakit Apung, dan Aeroponik.

Kata M Abror SP MM, Sistem Sumbu (Wick System) merupakan cara paling praktis dan hemat untuk melakukan pembudidayaan tanaman di skala rumah tangga. Peralatan yang simpel dan murah, membuat cara ini bisa diterapkan oleh ibu rumah tangga.

Ia menjelaskan tahapan pembudidayaan dimulai dengan menyediakan media tanam (rockwool). “Biasanya ukurannya kurang dari 1 m, itu dipotong seperti dadu dengan ukuran 1 cm bentuk dadu kotak-kotak. Satu rockwool bisa diisi dua atau tiga benih. Kalau misalnya ingin bentuk yang bagus, maksimal benih yang diisi dua sudah cukup,” tuturnya.

Setelah proses penyemaian, media tanam itu diberi air lalu dibiarkan kira-kira 7 hari sampai muncul daun, lalu dipindahkan ke tempat instalasi. Di dalam tempat instalasi, nutrisi yang diberikan kepada tanaman berupa  pupuk AB Mix dengan komposisi 5:5:1, yang artinya 5 ml A, 5 ml B untuk 1 liter air.

“Ini paling sederhana, satu botol ukuran 600 ml itu bisa untuk 2-3 tanaman. Tanaman akan kelihatan bersih terus karena ini menggunakan AB Mix air saja yang kemudian ada medianya kecil-kecil itu,” terangnya.

Lebih lanjut, Kaprodi Agroteknologi itu menerangkan, penggunaan pupuk AB Mix sebagai nutrisi mempunyai keunggulan yang lebih baik ketimbang pupuk yang digunakan untuk penanaman konvensional, sebab pupuk tersebut akan sulit tercampur dengan air dan menghasilkan endapan.

“Tapi kalau yang hidroponik tidak perlu kuatir, nutrisinya itu sangat lebih irit dalam penggunaannya. Satu paket pupuk A dan B itu bisa digunakan untuk 5 liter air, 5 liter itu diencerkan lagi untuk 1000 liter,” tambahnya.

Ia juga menyebut, penanaman dengan Sistem Sumbu Hidroponik ini hampir tidak menggunakan pestisida, hanya perlu memperkuat nutrisi AB Mix pada tanaman. “Jadi selama tanaman tidak terkena pestisida itu aman,” ujarnya.

Selanjutnya, tanaman yang sudah dipindah ke instalasi, memerlukan perawatan selama 30-100 hari untuk akhirnya bisa dikonsumsi. Ini juga tergantung dari jenis tanaman yang ditanam, misalnya saja pakcoy, kangkung, dan bayam bisa dikonsumsi setelah 30 hari perawatan, dan seledri bisa dikonsumsi setelah 100 hari. Bila ingin mengonsumsi sayuran dengan rasa yang manis, lanjut Abror, tanaman yang sudah berusia 30 hari juga sudah bisa dipanen.

Dosen Agroteknologi itu melanjutkan, meskipun Sistem Sumbu Hidroponik ini dinilai baik, akan tetapi sistem ini membuat sirkulasi udara tanaman menjadi terbatas dan tidak menutup kemungkinan area tersebut dihinggapi banyak nyamuk, sehingga lingkungan menjadi mudah kotor dan kurang sehat.

M Abror menyarankan, agar pembudidaya tanaman hidroponik menyediakan Abate atau obat pembunuh jentik nyamuk yang direndam. Selain itu, ia juga menyarankan agar menambahkan naungan dari plastik UV atau paranet.

“Naungan sebagai penutup atap saja. Kalau hujan nutrisi tidak tercampur air hujan, kalau panas bisa mengurangi radiasinya. Kalau tercampur akan mengurangi konsentrasi nutrisi,” imbunya.

(Shinta Amalia Ferdaus)

 

*Humas Umsida

Berita Terkini

guest lecture FBHIS bahas ekonomi
International Guest Lecture FBHIS Umsida, Diskusi Ekonomi Uzbekistan dan Indonesia
December 8, 2023By
guest lecture bahas industri kreatif
Guest Lecture Akuntansi Umsida: Peran Industri Kreatif Sebagai Pendapatan Daerah
December 7, 2023By
mahasiswa perbankan syariah ikuti industrial visit
5 Mahasiswa Perbankan Syariah Umsida Ikuti Industrial Visit di Bank Muamalat Kuala Lumpur
December 7, 2023By
konsep memilih pemimpin 5K
Usai Bahas Kriteria Pemimpin, Rektor Umsida Ungkap Konsep 5K
December 6, 2023By
workshop pengembangan web
Umsida.dev Gelar Workshop “Mulai dari 0, Belajar Web Development”
December 6, 2023By
konsep memilih pemimpin 5K
Dr Hidayatullah Ungkap 5 Syarat Pemimpin dan Pesan Kepada Pemilih
December 5, 2023By
4 sifat kepemimpinan
Rektor Umsida: Pemimpin Itu Dimusyawarahkan, Bukan Diwariskan
December 5, 2023By
rakor dan dialog nasional prodi Hukum Umsida
Rakor dan Dialog Nasional Prodi Hukum Umsida, Jelaskan Pendidikan Hukum Era MBKM
December 4, 2023By

Prestasi

atlet jujitsu jadi wisudawan berprestasi
Atlet Jujitsu: Umsida Banyak Mendukung Hobi Saya Hingga Jadi Wisudawan Berprestasi
November 29, 2023
Pengalaman Pahit Ajari Lita Menjadi Lebih Baik, Hingga Raih Gelar Wisudawan Berprestasi
Pengalaman Pahit Ajari Lita Menjadi Lebih Baik, Hingga Raih Gelar Wisudawan Berprestasi
November 28, 2023
menyukai teknologi hingga jadi wisudawan berprestasi
Suka Teknologi dan Ikut Lomba Sejak 2021, Kemudian Lulus Jadi Wisudawan Berprestasi
November 28, 2023
lomba, organisasi, dan kegiatan lainnya antar jadi wisudawan berprestasi
Output Kampus Mengajar Diikutkan Lomba Sekaligus TA, Antarkan Lutfy Jadi Wisudawan Berprestasi
November 27, 2023
wisudawan hobi menulis karena covid
Atasi Bosan Saat Covid 19 dengan Menulis, Akhirnya Jadi Wisudawan Berprestasi
November 27, 2023
wisudawan berprstasi ingatkan pentingnya kualitas air bersih
Wisudawan Berprestasi Ini Buat KTI Tentang Pentingnya Kualitas Air Bersih
November 26, 2023
dari literasi menjadi wisudawan berprestasi
Dari Pecinta Literasi Menjadi Wisudawan Berprestasi 2023
November 26, 2023
Lulus berkat program TAU
Wisudawan Terbaik: Program TAU Umsida Permudah Kelulusan Saya
November 25, 2023

Penerimaan Mahasiswa Baru


Gedung B, Kampus Sidowayah
Jl. Mojopahit No. 666 B, Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61271


WhatsApp : 0877-5222-8200
Tlp              : 081-1309-1000
Email         : pmb@umsida.ac.id

JAM PELAYANAN :
Senin – Jumat (08.00- 19.30 WIB)
Sabtu (08.00- 17.00 WIB)

KLIK DISINI