Umsida.ac.id – Sebanyak 23 peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) inbound Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melaksanakan studi budaya dalam rangka kegiatan refleksi kebhinekaan ke museum arkeologi Song Terus dan pantai Nyiroboyo, Pacitan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu-Minggu (2-3/12/20223).
Kegiatan ini mereka tempuh selama kurang lebih 8 jam dengan mengendarai bis kampus. Sesampainya di sana, mereka melanjutkan kegiatan dengan mengeksplor museum selama 4 jam. Lalu disambung dengan kegiatan modul nusantara di pantai Nyiroboyo.
Lihat juga: Kurangi Masalah Sampah, Dosen Umsida Buat Mesin Pencacah Sampah Organik Berbasis Fuzzy
Belajar sejarah
Museum Song Terus dipilih sebagai tempat kegiatan karena di sini terdapat banyak situs atau benda bersejarah yang asli dan disimpan di sana. Berbeda dengan tempat-tempat lain yang kebanyakan hanya menyimpan benda bersejarah berupa replikanya saja.
Kegiatan di museum ini bertujuan untuk pembelajaran mahasiswa supaya mereka bisa melihat sejarah untuk memupuk rasa kebhinekaan dan tidak lupa dengan identitas bangsanya. Salah satu dosen pembimbing lapangan PMM Umsida yakni Muhlasin Amrullah SUd MPdI menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini, mahasiswa mempelajari budaya dan identitas bangsa. Seperti benda sejarah yang berusia lebih dari 2000 tahun dan benda bersejarah lainnya yang ada di museum tersebut.
Menikmati alam Pacitan
Selain untuk studi budaya, Muhlasin juga menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan agar mahasisaa bisa belajar literasi budaya. “Untuk literasi budaya, mahasiswa bisa memikirkan perannya sebagai generasi penerus dalam menelestarikan budaya bangsa. Dan kegiatan ini merupakan bagian dari modul nusantara PMM Umsida,”.
Setelah berkunjung ke museum, peserta PMM DN Umsida berlanjut ke destinasi berikutnya yakni menikmati keindahan alam Pacitan. Tidak hanya belajar, dalam kegiatan modul nusantara kali ini mahasiswa juga menikmati keindahan alam sungai Maron menggunakan perahu susur, disusul dengan pendirian di pantai Nyiroboyo, Pacitan.
Lihat juga: Diklat 31 Calon Kader PIK-M Umsida, Angkat Tema Kepemimpinan
“Selama kegiatan tersebut, mahasiswa tidak diperkenankan untuk mengoperasikan HP. Seluruh HP peserta dikumpulkan. Jadi kami di sana membentuk interaksi sosial yang cukup intens dan saling berdiskusi secara melingkar di depan 6 tenda yang sudah disiapkan,” lanjut Muhlasin.
Kegiatan refleksi modul nusantara PMM
Setelah rangkaian acara tersebut sudah dilaksanakan, peserta diberi tugas untuk menulis esai. Esai tersebut berkaitan dengan refleksi pemikiran dan opini mahasiswa dalam melestarikan budaya untuk masa depan. Muhlasin mengungkapkan dengan adanya esai yang telah ditulis ini akan digunakan untuk mengukur wawasan kebhinekaan mahasiswa terkait pelestarian budaya. Nantinya hasil refleksi tersebut diharapkan bisa mereka manfaatkan setelah kembali ke daerah masing-masing.
Dari kegiatan ini mendapat respon positif seluruh mahasiswa PMM inbound Umsida. Muhlasin berharap Umsida bisa konsisten dalam isu-isu tersebut.
Lihat juga: Ikuti Kegiatan PKMU, Mahasiswa Diharapkan Miliki Karakter UMSIDA
“Indonesia sudah merdeka. Tapi kita harus tetap menjaga wawasan kebangsaan agar tidak hilang. Dan tanggung jawab besar ini ada di tangan-tangan anak muda. Kegiatan seperti ini perlu dilakukan agar saling memahami dan menghargai. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya slogan, namun memang wujud dalam kehidupan berbangsa,” pungkas Muhlasin.
Sumber: FPIP Umsida
Penulis: Romadhona S.