Umsida.ac.id – “Diterapkannya new normal jangan diartikan sebagai suatu reward atas situasi yang sudah membaik, dan juga bukan berarti kita harus mengunci diri dan tidak melakukan apa-apa, melainkan new normal ini adalah suatu perubahan paradigma, di mana dalam menjalankan keseharian perlu diterapkannya kehati-hatian,” jelas Dr H Emil E Dardak MSc, Wakil Gubernur Jawa Timur saat menyampaikan materi di Webinar dengan tajuk Kesiapan Pemerintah Pusat dan daerah Dalam menghadapi New Normal, Senin (6/7). Webinar ini diselenggarakan oleh Program Studi Administrasi (AP) Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerja sama dengan IAPA DPD jawa Timur.
Situasi pendemi Covid-19, pemerintah menjalankan perannya melalui jalur registrasi, seperti pembuatan aturan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat serta dilengkapi dengan adanya sanksi apabila ada yang melanggarnya.
Namun, untuk menegakkan aturan tersebut, masih ada beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, peran masyarakat sangat penting dalam menegakkan aturan tersebut, “Misalnya, seperti berani mengadukan apa bila ada pelanggaran, berani menegur apa bila ada yang tidak menerapkan aturan, minimal hal ini dilakukan di lingkungan sekitar, jika semua tindakan dimulai dengan lingkup kecil dan dilakukan oleh seluruh masyarakat, maka akan memberikan dampak yang besar ” ujar Emil.
Diakhir pemaparannya Wakil Gubernur Jawa Timur ini mengajak perguruan tinggi dalam menangani COVID-19, “Oleh karnanya, kami mengajak UMSIDA ikut serta dalam penanganan COVID-19, termasuk juga dalam memberikan rekomendasi langkah kongkrit untuk bahu-membahu menangani COVID-19 ini,” pungkasnya.
ditulis : Sayyidatunisa