Umsida.ac.id – Dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-108 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan podcast refleksi Milad ke-108 Muhammadiyah dengan program Umsida Menyapa, bertempat di Studio Perpustakaan lt 3 Kampus 1 Umsida, Rabu (18/11). Peringatan Milad tahun ini tentu berbeda dengan tahun lalu, dikarenakan saat ini masyarakat menghadapi wabah Covid-19.
Refleksi kali ini mengusung tema “Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri” bertujuan untuk mempertegas gerakan dan kebijakan Muhammadiyah dalam menghadapi keragaman paham, pandangan serta orientasi keagamaan. Umsida menghadirkan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan dr Tjatur Priambodo Mkes, Wakil Rektor III (Warek III) Umsida Eko Hardiansyah MPsi, dan Kasie Humas Umsida Dian Rahma Santoso MPd selaku moderator podcast dalam program Umsida Menyapa.
Wabah Covid-19 memang tidak bisa dihindari, tetapi Muhammadiyah tetap memberikan solusi terhadap negeri termasuk di era pandemi ini. Pria dengan sapaan akrab Tjatur ini menyampaikan pencegahan Covid-19 dapat dilakukan dengan menjaga imunitas tubuh. “Agar terhindar dari infeksi Covid-19, maka kita harus menjaga dan meningkatkan sistem imunitas tubuh kita. Dan imunitas paling utama adalah kebahagiaan dari kita sendiri,” ujarnya dalam podcast.
Dalam sisi perspektif psikologi dan pendidikan, di tengah masa pandemi justru menjadi tantangan bagi sistem pendidikan agar tetap berjalan dengan baik. Tantangan pendidikan tersebut salah satunya membekali ilmu generasi muda mengenali Covid-19 dan menjaga akhlakul kharimah generasi muda saat ini. “Sangat penting menstimulasi akal pikiran agar tetap berkembang yang berbasis agama dengan ajaran tauhid dalam setiap jenjang pendidikan. Saya berharap anak-anak muda saat ini mampu mengenali Covid-19 dengan baik” tutur Eko Hardiansyah.
Di akhir sesi, Eko menyampaikan apapun hal buruk yang terjadi hendaknya tetap berprasangka baik. “Apapun yang terjadi sudah menjadi kehendak Allah, oleh sebab itu kita harus tetap berprasangka baik dengan apa yang telah terjadi pada kita,” pungkasnya.
ditulis : Anis yusandita
Edit : Etik Siswati Ningrum