Umsida.ac.id – Sebelum kita mengarah ke topik pembahasan konflik Palestina terhadap zionis Israel kita harus mengetahui sejarahnya terlebih dahulu. Hal ini dijelaskan Dr Kumara Adji Kusuma SFILL CIFP pada acara diskusi publik dengan mengusung tema “Konflik Palestina – Israel Melawan Penjajah Israel Atas Kedaulatan Palestina” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) diantaranya BEM Universitas (BEM-U) dan BEM Fakultas (BEM-FA), Rabu (26/5).
Dr Kumara Adji Kusuma SFILL CIFP menjelaskan sejarah awal mula perebutan wilayah antara Palestina terhadap Israel. “Awal mula terjadinya konflik tersebut adalah Bani Israil yang katanya dijanjikan tanah oleh tuhan yang awalnya wilayahnya di Mesir terus kemudian berpindah di wilayah Yerusalem, akan tetapi dalam sisi Palestina sendiri umat muslim Masjidil Aqsha merupakan kiblat pertama kali, jadi zionis Israel mencoba ingin menghancurkannya,” Ujarnya.
“Namun faktanya sekarang ini yang dimaksud tanah yang dijanjikan tuhan adalah Bani Israil dari keturunan nabi ya’ qub akan tetapi kenyataannya para negara Eropa ingin mendirikan sebuah negara sebagai benteng untuk menyerang negara Islam, sehingga orang-orang Bani Israil sudah tercampur oleh Bani Israil Eropa pada waktu itu,” imbuhnya.
Sejarah awal mula Israel lakukan penjajahan pada palestina. “Sejarah awal mula Israel menduduki tanah Palestina dimulai ketika Inggris mengambil alih wilayah timur tengah, setelah Kesultanan Utsmaniyah kalah dalam perang dunia pertama, berjalanya waktu pada pasca perang dunia kedua dibentuklah perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang mana tidak diperbolehkan lagi untuk berperang dan harus berdamai,” tutur ketua Lazismu Umsida itu.
“Akan tetapi sekarang ini zionis Israel sering sekali melanggar perjanjian perang, sedikit demi sedikit menggerogoti wilayah Palestina, banyak sekali peperangan sampai saat ini, PBB juga tidak bisa berbuat banyak terhadap hal itu karena dipengaruhi negara adidaya yang selalu mengusik peperangan, terus kalau bukan umat Islam bersatu maka siapa lagi, ” Pungkasnya.
Kepala Sekretariat Universitas dan Urusan Internasional (SUUI) itu berharap adanya pembahasan forum diskusi ini bisa menemukan penyelesaian yang baik. “Saya berharap diskusi kali ini bisa menggerakkan atau menyatukan seluruh umat Islam terutama negara-negara di timur tengah sana, dan juga yang bisa kita lakukan membantu saudara-saudara kita yang tertindas karena Palestina merupakan negara yang pertama mengakui kemerdekaan negara Indonesia,” tutupnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana
Edit : Anis Yusandita