Umsida.ac.id – Dibalik keberhasilan meraih predikat mahasiswa berprestasi di acara wisuda Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ke XXXVII, Vita Fatimatuz Zahroh memiliki cerita perjuangan yang tak terduga.
Awalnya, mahasiswi prodi PGPAUD ini tidak menyangka jika dirinya bisa menjadi mahasiswa berprestasi di acara wisuda. Memang, menjadi mahasiswa berprestasi merupakan salah satu impian yang ingin ia capai saat masih duduk di bangku perkuliahan.
Menurutnya, pencapaian ini tidak lepas dan usaha dan doanya. Ia memiliki 6 trik untuk sampai di predikat mahasiswa berprestasi ini. “Harus mempunyai impian yang dicapai, ikhtiar, berdo’a, sabar, harus berjuang untuk menggapai impian, dan tidak mudah putus asa,” ucap gadis asal Porong, Sidoarjo itu saat diwawancarai umsida.ac.id, Sabtu (19/6).
Selain itu, dalam acara wisuda ia juga terpilih menjadi penyampai pidato kesan dan pesan mewakili wisudawan berprestasi. Untuk penunjukannya, mahasiswa terbaik atau berprestasi diminta mengirimkan video kesan dan pesan selama berkuliah di Umsida, lalu diseleksi oleh dosen atau panitia wisuda.
Dalam beberapa kali mengikuti lomba tari mewakili prodi, Vita menjelaskan jika dirinya dan kawan-kawan berlatih seni tari mulai dari nol. “Tidak ada basic tari (sebelumnya) dan di prodi PG-PAUD pun belum pernah mengikuti lomba tari juga,” tuturnya. “Jadi saya dan tim selain berjuang untuk bisa tari, berjuang pula untuk mencari pembina tari, berjuang memahami administrasi-administrasi yang diperlukan, dan lain-lain,” imbuhnya.
Sejak tahun 2018 lalu, Vita dan rekan-rekannya membentuk kelompok tari kreasi. Kelompok ini dibuat supaya PGPAUD siap jika sewaktu-waktu ada event lomba tari. Sejak tahun itu juga, ia sekaligus menjadi ketua tari kreasi PGPAUD hingga tahun 2020.
“Prodi PG-PAUD mulai mengikuti event cipta tari kreasi AUD tahun 2018 hingga saat ini. Alhamdulillah saya dan tim sudah membentuk tim baru untuk melanjutkan prestasi tari,” ujar gadis yang hobi berkreasi itu.
Demi memperjuangkan tim tari kreasi, di tahun yang sama, Vita yang sebelumnya aktif di UKM PSM harus memilih antara tim tari atau UKM PSM. “Saya aktif di PSM sampai tahun 2018 (saja) karena memang harus ada yang diperjuangkan,” tuturnya.
Pada awalnya, tim tari kreasi ini mengadakan latihan di area kampus. Namun, setelah berkelana daerah Sidoarjo, akhirnya tim tari kreasi menemukan pembina yang cocok dan latihan di sanggar Kreasi Dance Sidoarjo (KSD).
Untuk kedepannya, buah dari usaha Vita dan rekan-rekannya ini akan menjadi ekstrakurikuler di prodi PGPAUD, mengingat kegiatan tari menjadi kegiatan unggulan di prodi PGPAUD.
Ditulis : Angelia Firdaus
Edit : Asita Salsabila