Umsida.ac.id – Untuk menganalisis keamanan dan pengembangan kecerdasan buatan perlu adanya Internet of Things (IoT) Services. Hal ini dijelaskan Christian Kurniawan (Regional Sales Manager Indonesia dan Papua Nugini HID Global), dalam acara Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Saintek) (SENASAINS III) diselenggarakan oleh Fakultas Saintek Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Rabu (27/10).
Regional Sales Manager Indonesia dan Papua Nugini HID Global menjelaskan pentingnya IoT terhadap kecerdasan buatan. “IoT berhubungan dengan data, dan objek yang nantinya akan digunakan untuk analisis dalam kecerdasan buatan, jadi sangat penting bagi kita untuk mengetahui keamanan dan potensinya,” ujarnya.
Untuk mengetahui analisis kecerdasan buatan dari IoT membutuhkan sensor. “Kita akan berbicara tentang kecerdasan buatan yang memberikan kemampuan analisis dibantu dengan teknologi sensor dan terdapat 3 bagian IoT services pertama Trusted Tag adalah device yang berhubungan dengan manusia, kedua location services adalah berbasis tempat jadi fokus memonitoring pergerakan benda maupun manusia, ketiga condition monitoring adalah perangkat yang digunakan,” tuturnya.
Kemudian, dalam bidang Agroindustri sendiri perangkat yang perlu digunakan adalah manage dengan baik, memonitor alat, dan terukur. “Untuk meminimalisir performa buruk suatu kecerdasan buatan, perlu dilakukan tindakan lebih lanjut seperti mengetahui kemanan alat, mengetahui peforma alat, dan yang terpenting mengetahui kondisi,” jelasnya.
Untuk mengetahui keamanan suatu kecerdasan buatan perlu reguler maintenance. “Misalkan saya menggunakan device untuk memproduksi suatu barang, biasanya saya akan melakukan reguler maintenance, saya sudah menentukan secara manual kapan saya akan melakukan pengecekan barang, kemudian dihubungkan dengan performa kondisi device kecerdasan buatan melalui sensor, jika sesuai maka keadaan alat tersebut aman,” tutur Christian Kurniawan.
Tidak hanya itu, ia juga menambahkan consider this sound analogy merupakan upaya untuk menciptakan keamanan kecerdasan buatan. “Sensor melalui suara seperti mendengarkan bunyi peluit, bunyi tersebut membuat kita mengetahui tentang masalah atau bahaya yang terjadi kepada alat kecerdasan buatan,” imbuhnya.
Yang terakhir, ia berharap Umsida bisa menciptakan sensor keamanan. “Saya berharap di Umsida mampu membuat sistem IoT yang baik, mampu untuk menciptakan keamanan baik sistem pembelajaran maupun yang lainya,” pungkasnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana