Umsida.ac.id – Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Roihan Arrosyid dan M. Syauqi Fachruddin menjadi pembicara dalam kegiatan International Suksis Virtual Convention yang digelar oleh Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia dengan tajuk “International Conference On Public Security I-COPS”, Sabtu (1/1). Kegiatan ini diadakan secara virtual melalui platform Webex.
Dalam kesempatan ini, Roihan mengaku sangat senang mendapatkan kesempatan menjadi pembicara di kegiatan tersebut. Ia membahas topik tentang “Penyalahgunaan Kekuasaan”. Menurutnya, penyalahgunaan kekuasaan ini menimbulkan dampak yang besar, “Ketika seseorang memiliki tujuan menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain, menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan karena jabatan atau kedudukan itu dengan tidak baik tentunya akan menimbulkan dampak negatif. Seperti misalnya bisa menimbulkan ketidakadilan, perpecahan dan ketidakpercayaan,” ujarnya.
Roihan mendorong agar masyarakat membantu pemerintah dengan bekerjasama melakukan stop penyalahgunaan kekuasaan, “Cara untuk mencegah atau menghentikan peyalahgunaan kekuasaan yaitu dengan menanamkan jiwa anti korupsi dan moral yang baik. Apabila di daerah menemukan penyelenggaraan pemerintahan yang tidak sesuai dengan peraturan, maka masyarakat dapat melaporkan ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK),” lanjutnya.
Roihan mengatakan bahwa kesejahteraan masyarakat akan bisa diwujudkan melalui pemimpin yang amanah, “Kesejahteraan masyarakat akan terwujud apabila seseorang yang memiliki kekuasaan tersebut dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan atau batasan yang telah ditentukan,” katanya.
Sementara itu, Syauqi menyampaikan tentang bullying. Bullying adalah perilaku yang sengaja untuk mengintimidasi, menjatuhkan dan menyakiti orang lain, “Contoh-contoh perilaku bullying misalnya mengirimkan pesan atau ancaman via chat dan menyakiti seseorang secara fisik. Sehingga mengakibatkan berbagai efek seperti kecemasan, depresi, stress dan parahnya korban bisa sampai bunuh diri,” ucapnya.
Oleh karena itu, untuk mencegah kasus bullying ini diperlukan tanggung jawab dari semua orang, “Ini tidak hanya tanggung jawab satu orang tertentu, tetapi tanggung jawab semua orang. Siapa yang harus melakukan? Semuanya, mulai dari diri sendiri dan juga mengingatkan orang lain. Kita semua berperan untuk mencegah bullying. Kita sendiri yang harus sadar yaitu dengan menanamkan bersikap menghargai, menghormati orang lain. Disamping itu, bila menemukan korban yang menjadi bullying, kita harus memberikan bantuan pada korban seperti jika kasus bullying terjadi di sekolah, kita bisa melaporkan peristiwa yang dialami korban pada guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah,” pungkasnya.
Penulis : Asita Salsabilla Maharani
Edit : Anis Yusandita