Umsida.ac.id – Lolos seleksi lowongan kerja tak cukup berbekal ilmu tinggi dan otak yang cerdas. Ketatnya persaingan menuntut para pelamar kerja memiliki trik khusus agar mampu menarik minat pencari kerja. Kepala Bidang Pusat Informasi dan Pengembangan Karir (PinPKU) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Hamzah Setiawan SKom MKom membagikan tips membekali diri lolos seleksi kerja. “Mahasiswa yang baru lulus kuliah memiliki karakteristik yang berbeda tiap individu. Untuk itu, kami lebih menekankan pada kedisiplinan, mempersiapkan diri untuk proses wawancara, etika, termasuk pola berbicara dengan orang lain,” jelasnya saat dihubungi Umsida.ac.id, Senin (19/09).-
Kepala PinPKU Umsida juga menekankan bagaimana cara menghadapi HRD. “Karena berkomunikasi dengan pihak HRD sangatlah berbeda, kita mau mengemukakan keinginan tidaklah mudah. Kalau dengan teman kita bisa ngomong dengan lancar, dengan HRD belum tentu bisa,” ujarnya.
Pada saat wawancara kita tidak boleh menunduk ke bawah. Fokus dengan siapa kita berbicara. Demikian juga saat menjawab pertanyaan harus sesuai dengan kondisi, jangan sampai keluar dari konteks pertanyaan. “Karena ini adalah sebuah penilaian utama HRD untuk meloloskan pencari kerja,” ungkapnya.
Sudah menjadi hak HRD untuk memilih siapa yang bisa bergabung dengan perusahaannya. Walaupun lulusan tersebut memiliki nilai IPK yang tinggi, belum tentu perusahaan menerima. “Karena dinamika penerimaan karyawan perusahaan sekarang tidak didasari pada IPK saja, tapi bagaimana etika, kerjasama, kerajinan dalam bekerja. Kesemuanya itu bisa didapat dalam sebuah pengalaman organisasi. Perusahaan mencari pekerja yang siap untuk bekerja bukan belajar,” jelasnya.
Apa yang dihadapi oleh mahasiswa yang lulus dan mencari pekerjaan bisa diketahui dan dipelajari. “Pra Wisuda di Umsida mempersiapkan lulusan. Sebelum dihadapkan dengan dunia kerja mahasiswa kita bekali dengan tips untuk menghadapi wawancara, menulis CV yang baik, membranding personal dirinya baik di ssosmed atau linkedln dan public speaking,” tutur Hamzah Setiawan.
Surat lamaran kerja harus disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan tersebut membutuhkan pekerja administrasi, maka cantumkanlah kompetensi yang mendukung lowongan tersebut, misal memiliki pengalaman di bidang administrasi atau pelatihan yang berkaitan dengan jobdesk tersebut. Untuk mencantumkan pendidikan terakhir, tidak perlu dari TK cukup dimulai dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ia juga menambahkan pentingnya merapikan kembali sosial media (Instagram, Twitter, dan facebook) saat mencari kerja. Pihak HRD cenderung melihat sosmed pelamar kerja sebelum memutuskan diterima atau tidak. Sosmed adalah jejak digital seseorang. Untuk menyeleksi surat lamaran, ada beberapa pihak HRD yang memutuskan melihat sosmed pelamar sebelum menyeleksi pelamar. “Seorang pekerja keras bisa dilihat dari apa yang di tampilkan sosmednya. Aktifitas dan keseharian juga bisa terlihat di sosmed. seseorang bisa terlihat bisa bekerja dalam tim dan karakteristik sifatnya juga terlihat, baik melalui komen pengguna maupun dari postingan aktivitas. Maka dari itu, bagi para pencari kerja, mulai sekarang bisa dirapikan postingan di sosmed,” imbaunya.
Ayah dua anak ini menjelaskan pentingnya memiliki pengalaman kerja minimal 6 bulan di sebuah perusahaan atau institusi. “Untuk fresh graduate yang tanpa pengalaman baiknya masuk kerja dulu minimal 6 bulan. karena hitungan HRD pengalaman kerja itu minimal 6 bulan bukan 1 atau 2 bulan. Kalau ingin mencari jenjang yang lebih tinggi harus disesuaikan dengan kompetensi kita jangan tidak punya pengalaman minta jenjang yang lebih tinggi. Perusahaan jenjang karirnya bertahap mulai dari asisten supervisor, supervisor, asisten manajer hingga manajer. Kami juga sampaikan ke mahasiswa fresh graduates agar mencari pengalaman dengan tidak tebang pilih pekerjaan, kalau memilih pekerjaan sesaikan dengan kompetensi diri,” pungkasnya.
*Humas Umsida