Umsida.ac.id – Tofan Tri Nugroho SE MM merupakan dosen S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang menjadi narasumber sebagai tenaga ahli dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi BUMD dan Analisis Investasi PD Agrotama Mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang rapat sekretariat daerah kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada Rabu pagi (15/11/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh 21 peserta yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kotawaringin Barat dan juga pihak CV Tika Kreatif Desain Konsultan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan terkait permasalahan BUMD dalam rangka menentukan dua pilihan, yaitu perubahan usaha atau pembubaran usaha.
Kasus BUMD PD Agrotama Mandiri
Keberadaan BUMD sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Salah satunya bisa dikaitkan dengan tujuan SDGs untuk mencapai tujuan 8 SDGs yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Grow). BUMD juga dapat memberikan tambahan PAD (Pendapatan Asli Daerah) serta bisa mengembangkan dan meningkatkan daya saing daerah.
Lihat juga: Umsida Adakan FGD dengan Mitra Implementasi MBKM 2023
Namun hal ini tidak bisa direalisasikan oleh salah satu BUMD Kotawaringin Barat yakni PD. Agrotama Mandiri. Mereka belum mampu memberikan bagi hasil sebagaimana target awal hingga mengalami kerugian yang sangat parah. Oleh karena itulah, kegiatan ini menjadi bagian dari proses melakukan analisis kondisi perusahaan serta harapan dari pejabat terkait tentang keberlangsungan usaha dari PD Agrotama Mandiri yang sempat dibekukan karena masalah tersebut.
Tofan yang merupakan sosok yang sudah berpengalaman, didapuk untuk menjadi tenaga ahli konsultan CV Tika Kreatif Desain Konsultan.
“Teman saya sedang ada proyek untuk mengevaluasi dan analisis investasi BUMD PD. Agrotama Mandiri. Syaratnya adalah lulusan Magister (S2) Ekonomi dengan pengalaman tiga tahun. Karena saya sudah punya pengalaman lebih dari tiga tahun dan bagus dalam menganalisis, akhirnya saya terpilih untuk menjadi tenaga ahli,” ujar alumni IPB ini.
Hasil analisis tenaga ahli
Dalam menangani persoalan ini, Tofan menyampaikan pembahasan tentang analisis gap dan analisis tulang ikan (fishbone analysis) untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di PD Agrotama Mandiri.
Lihat juga: Konsisten Dalam Menerapkan Gaya Belajarnya, Kunci Sukses Wisudawan Terbaik Ini
Kedua analisis ini, kata Tofan, bertujuan untuk mengetahui akar dari permasalahan kegagalan PD Agrotama Mandiri yang tidak bisa mencapai tujuannya, serta model bisnis kanvas untuk mengetahui model bisnisnya. Sedangkan untuk analisis investasinya Tofan menggunakan top down analysis, yaitu menganalisis dari kondisi makro, industri kemudian ke perusahaan. Untuk analisis ke perusahaan, ia memakai analisis NPV dan IRR.
Faktor tidak sehatnya BUMD
Setelah melangsungkan kegiatan sekitar 2 bulan Tofan menjelaskan beberapa hasil dari FGD ini. Menurutnya faktor utama yang paling berpengaruh dalam kasus tersebut adalah dari sumber daya manusianya.
“Karyawan di BUMD ini tidak kompeten dan tidak amanah (terjadi fraud/korupsi). Lalu ada faktor metode yang juga mempengaruhi. Sejak awal berdirinya BUMD ini tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas untuk mengatur kegiatan operasional perusahaan,” ucap Tofan.
Lihat juga: Milad Ke 111, dari Kontribusi Sampai Tantangan Persyarikatan Muhammadiyah
Faktor ketiga, lanjutnya, tidak ada KPI yang jelas sehingga membuat sedikit sulit dalam melakukan analisis gap. Namun intinya, perusahaan ini belum mempraktekkan Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan usahanya. Dan faktor terakhir, Tofan menemukan bahwa pemerintah daerah terlalu ikut campur dalam pelaksanaan operasional perusahaan.
Rencana kedepan hasil FGD
Setelah melaksanakan FGD, akan dilakukan evaluasi dan analisis investasi PD agrotama Mandiri kedepannya akan ada pertemuan lanjutan hasil evaluasi dan analisis investasi dengan luarannya berupa naskah akademik kegiatan tersebut.
Penulis: Romadhona S.