Umsida.ac.id– Kegiatan International students exchange Universiti Malaya (UM) Malaysia di Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tak hanya berikan seminar tetapi juga memberikan ruang mahasiswa dari kedua Universitas untuk berinteraksi lebih dekat melalui Forum Group Discussion (FGD) pada Sabtu (13/01/2024).
Suasana FGD
Selama kegiatan ini berjalan kepala kemahasiswaan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) serta beberapa dosen prodi Psikologi turut hadir dan mengawasi jalannya acara.
Dalam FGD agar diskusi lebih terarah mahasiswa diberikan tema pembicaraan seputar kebiasaan sehari-hari, pandangan budaya, dan ‘first impression’ di antara mahasiswa dari kedua negara.
Diketahui bahwa mahasiswa dari UM juga merupakan mahasiswa Internasional asal Cina yang sedang menjalani studi S2 di Malaysia kemudian mengikuti pertukaran pelajar di Umsida.
Diskusi dimulai dengan pemaparan mengenai kebiasaan harian, termasuk morning routine seperti makan, mandi, tidur, dan bekerja. Perbedaan menarik antara cara hidup orang Indonesia dan Cina pun muncul, menciptakan landasan pembicaraan yang menarik.
Mahasiswa asal Cina menyampaikan bahwa mayoritas dari mereka makan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam. Namun, bagi mereka, mahasiswa, sering melewatkan makan pagi karena kebiasaan tidur larut malam yang menyebabkan mereka bangun siang.
Selain itu, terkait kebiasaan mandi, mereka terbiasa menggunakan air hangat karena suhu disana sangat dingin, dan mereka meyakini hal ini baik untuk kesehatan. Sedangkan untuk orang Indonesia memiliki kebiasaan mandi dua hingga tiga kali sehari, mereka tentu terkejut dengan hal ini.
Baca juga: Menurut Riset Dosen Umsida, Ini 5 Penyebab Siswa Membolos Sekolah
Dalam suasana yang hangat, masih dalam FGD para mahasiswa mengeksplorasi ‘first impression’ saat pertama kali berkunjung ke negara mitra. Mahasiswa Cina dengan tulus mengungkapkan kesan positif mereka terhadap keramahan dan kebaikan hati orang Indonesia. “Indonesian people are so friendly and very good” ungkap salah satu mahasiswa yang bernama Lester. “Yeah, yeah. Indonesian people are friendly” mahasiswa yang lain menyetujuinya sambil mengangguk-angguk.
Sebaliknya, mahasiswa Indonesia menyadari bahwa stereotip yang menyebut orang Cina sebagai individu yang pendiam dan agak kurang ramah tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Salah satu mahasiswa dari Umsida pada awalnya mengatakan, “I know the fact that Chinese people are hard worker, they smart, and rich” ungkap mahasiswa Umsida, yang kemudian dilanjutkan oleh moderator FGD, “Yeah, in Indonesia many companies owned by China, Chinese people, and it’s dominant in Indonesia” ungkap Riza.
Mahasiswa lain juga menambahkan, “Yeah it’s true that Chinese people are smart, there is a saying, Pursue knowledge all the way to China” yang artinya kejarlah ilmu sampai ke negeri China. Namun, beberapa mahasiswa Umsida juga di akhir kalimat sangat kaget dan senang karena kenyataannya di sisi lain mahasiswa China sangat suka bernyanyi dan menari, dan mahasiswa yang berasal dari China mengakui dan menyetujuinya.
FGD semakin hidup dengan permainan Truth or Dare di akhir sesi, yang memunculkan kejutan dan tawa yang menghangatkan. Mereka melontarkan pertanyaan seperti apakah pernah bolos kuliah atau tidak, kemudian menceritakan tentang pengalaman paling berharga saat kecil, dance challenge, dan lain-lain. Dengan antusias mereka saling melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menarik yang membuat sesi itu semakin berkesan.
Baca juga: Mahasiswa Penyandang Disabilitas Berhasil Raih Juara 2 KTI Provinsi
Sesi berakhir dengan momen foto bersama, menandai pertumbuhan hubungan positif dan pemahaman yang lebih dalam, antara mahasiswa kedua negara.
Sesuai harapan Dekan FPIP dan seluruh dosen yang ikut menyelenggarakan kegiatan ini, acara FGD ini berhasil membuka jendela keanekaragaman dan meruntuhkan prasangka, memberikan dasar yang kokoh untuk kerjasama budaya yang lebih erat di masa depan.
Secara tidak langsung kegiatan ini juga membuat mahasiswa dari kedua negara menambah jalinan relasi Internasional yang akan berguna bagi mereka di masa depan.
Kesuksesan acara ini juga memicu harapan para mahasiswa khususnya mahasiswa Umsida agar lebih banyak kolaborasi serupa yang menghasilkan pemahaman global yang lebih luas di kalangan mahasiswa.
Penulis: Riza Mafiroh
Penyunting: Rani Syahda