Rektor Umsida: Makna Kejujuran dan Menjaga Hawa Nafsu

Rektor Umsida: Makna Kejujuran dan Menjaga Hawa Nafsu

Umsida.ac.id- Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi menyampaikan makna kejujuran dan menjaga hawa nafsu untuk diterapkan pasca Ramadhan di hadapan keluarga besar LLDIKTI, para profesor dan para rektor di lingkungan wilayah 7 Jatim, di ruang Harsono lantai 2 kantor LLDIKTI Jatim, Jumat (19/04/2024).

Pahami Makna Kejujuran dan Menjaga Hawa Nafsu

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu mengatakan, “Kita berpuasa atau tidak, hanya kita dan Allah saja yang tahu,” tuturnya.

“Ada banyak nilai dari Bulan Ramadhan yang bisa kita proyeksikan ke depan termasuk dalam berbagai kegiatan kita di dunia pendidikan ini, salah satunya kejujuran,” lanjutnya.

Dia lantas mengulang pernyataan awalnya, “Semuanya yang di sini, puasa yang kita jalani di bulan Ramadhan kemarin ini tidak ada yang tahu apakah kita puasa atau tidak. Tapi karena kita jujur yang tahu hanya kita dan Allah saja maka kita menjalankan puasa itu dengan sepenuh hati,” terangnya.

“Maka kejujuran yang sudah kita terapkan itu harus kita proyeksikan pada bulan-bulan berikutnya,” tegasnya.

Baca juga: Usai Campus Tour, Siswa SMA: Fasilitas Umsida Sangat Baik dan Lengkap

Hidayatulloh melanjutkan, Rasul Muhammad SAW menegaskan dalam sebuah hadis, “Kata nabi, hendaklah kalian itu jujur karena kejujuran itu akan mendatangkan kebaikan dan setiap kebaikan yang lahir atas dasar kejujuran akan mengantarkan masuk surga,” ucapnya.

“Sebaliknya nabi juga mengingatkan kepada kita, hendaklah kalian menghindari kedustaan kebohongan kecurangan dan turunannya,” lanjutnya.

“Karena setiap kedustaan setiap kebohongan itu akan melahirkan kerusakan akan melahirkan dosa. Dan setiap kerusakan dan dosa itu akan mengantarkan masuk neraka,” imbuhnya.

Tentu dalam suasana yang seperti sekarang ini, sambung dia, kejujuran itu tidak cukup hanya diucapkan tetapi perlu ditopang dengan bangunan atau sistem yang kuat.

Rektor Umsida: Makna Kejujuran dan Menjaga Hawa Nafsu

Menurut Hidayatulloh, peningkatan sikap dan perilaku yang sudah dibangun selama bulan Ramadan adalah peningkatan yang luar biasa, baik peningkatan akan kebaikan membangun hubungan kepada Allah maupun kebaikan kepada sesama manusia.

“Peningkatan secara luar biasa itu menjadi tanda-tanda keberhasilan puasa kita sehingga kita menjadi orang-orang yang bertakwa,” jelasnya.

Setelah Ramadan selesai, lanjut bapak tiga anak itu, sekarang saatnya melanjutkan kebaikan dan kejujuran ke 11 bulan berikutnya.

“Kita perlu membuat perbandingan apakah 11 bulan berikutnya setelah Ramadan ada peningkatan atau tidak dari sebelum Ramadan lalu,” tukasnya.

Baca juga: Umsida Gelar Workshop Interprofessional Education

Selain kejujuran, Ramadhan juga mengajarkan manusia untuk menahan hawa nafsu. Hidayatulloh mengatakan, “Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa peperangan yang terberat terbesar itu bukan perang menghadapi musuh secara fisik tetapi justru berperang melawan hawa nafsu,” jelasnya.

Ia lalu menceritakan secuil kisah nabi dengan para sahabat saat pulang dari sebuah peperangan.

“Nabi mengatakan bahwa kita ini baru saja pulang dari peperangan yang sangat kecil dan akan menghadapi peperangan yang sangat besar. Tentu, para sahabat kaget karena merasa sudah habis-habisan tenaganya untuk berperang, bekal juga sudah habis. Tapi nabi kok mengatakan kita akan menghadapi perang yang lebih besar lagi,” ceritanya.

“Maka ada satu sahabat yang memberanikan diri bertanya, akan ada apa lagi perang besar itu? Nabi menjawab dengan singkat “jihadun Nafsi” yaitu berjuang melawan hawa nafsu,” jelasnya.

Menurut Hidayatulloh, Ramadan mengajarkan kita menjaga hawa nafsu. Beliau mencontohkan posisinya, keluarga besar LLDIKTI dan para undangan yang saat ini memiliki jabatan tinggi di insitusi masing-masing.

“Kesalahan hidup kita ini tidak ringan. Kita para pejabat seringkali mendapatkan tantangan. Ketika mendapatkan ujian ini, kita mampu memenangkan ujian itu atau tenggelam dalam ujian itu,” katanya.

“Maka pertanyaannya adalah yang menang akal sehat kita, spiritualitas kita atau malah dikuasai hawa nafsu yang justru akan merendahkan diri kita,” lanjutnya.

“Kalau kita mampu mengendalikan hawa nafsu dan kita mengedepankan akal sehat, maka insya Allah kita akan memenangkan ujian itu, dan itulah bagian dari mengendalikan hawa nafsu,” tandasnya.

Mengakhiri tausiyahnya, ia juga mengutip Al Quran surat Ali Imran ayat 135 yang artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”

Hidayatulloh berpesan agar bulan Ramadhan benar-benar kita jadikan sebagai bulan pembelajaran agar kita umat manusia mampu berkata jujur dan menahan hawa nafsu agar terhindar dari dosa, dan sudah seharusnya diterapkan sepanjang hidup kita.

Penulis: Dian Rahma Santoso

Berita Terkini

pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By

Riset & Inovasi

alat pemeriksaan kesehatan digital
Umsida Buat Alat Cek Kesehatan Tanpa Jarum, Mudahkan Pemeriksaan
October 9, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By
sekolah rakyat
Berkesempatan Mengajar di Sekolah Rakyat, Ini Pendapat Dosen Umsida
September 17, 2025By
tong sampah ramah lingkungan
KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
September 10, 2025By

Prestasi

hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
Pomnas 2025
Pomnas 2025, 2 Skrikandi Umsida Bawa Pulang Juara
October 7, 2025By
reviewer monev hibah abdimas
3 Dosen Umsida Dipercaya Jadi Reviewer Monev Hibah Abdimas
October 6, 2025By
Pojok Statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Raih Peringkat 1 Nasional Kategori Binaan BPS Kabupaten
October 6, 2025By
apresiasi publikasi ilmiah 1
Penghargaan Publikasi Ilmiah Jadi Bukti Komitmen Umsida Majukan Riset Akademik
September 19, 2025By