Umsida.ac.id – Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PBI Umsida), mengunjungi Desa Wisata Bobung, yaitu tempat pelestarian budaya yang terletak di desa Putat, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta pada Ahad, (24/11/2024).
Di hari terakhir kegiatan praktikum mata kuliah Business English Management, mahasiswa PBI Umsida mengunjungi desa tersebut tak hanya berlatih menjadi tour leader dan tour guide saja, mereka juga mempelajari tentang budaya dan khas di daerah tersebut.
Lihat juga: KKN-P 47 Ajak Siswa SD Tapaki Sejarah di Kabupaten Mojokerto
Desa Wisata di Gunung Kidul
Sejak dulu, masyarakat desa memiliki kebiasaan menggelar upacara adat melalui tari topeng sebagai wujud rasa syukur.
Dari kebiasaan itulah, mayoritas masyarakat berkarya membuat kerajinan batik kayu sejak 2001.
Suroso, salah satu pengelola desa wisata, mengatakan bahwa kerajinan batik kayu ini lebih banyak diaplikasikan sebagai topeng untuk menari.
Dengan tujuan melestarikan budaya ini lah, desa wisata Bobung menyajikan beberapa destinasi budaya tradisional.
Suroso mengatakan, “Di sini banyak destinasi wisata desa yang bisa dijelajahi oleh para wisatawan. Misalnya saja tari tradisional, ingkung atau sajian aneka menu tradisional, membatik, membuat topeng tari, dan lain-lainnya,”.
Semua destinasi itu, ujarnya, tersebar di beberapa dusun yang ada sesuai dengan potensi masyarakat sekitar. Dan pengunjung bisa memilih destinasi tertentu untuk dipelajari.
Mahasiswa PBI Umsida Belajar Batik Topeng
Di kegiatan ini, mahasiswa PBI Umsida sendiri berkesempatan untuk melihat secara langsung proses pembuatan batik topeng.
“Rumah Bobung untuk membuat batik topeng ini adalah destinasi pertama yang ada di desa wisata. Di sini pengunjung juga bisa belatih untuk membuat karya tersebut karena kami juga menyediakan kelas pelatihan (workshop)” kata orang yang pernah menjadi pengawas desa wisata itu.
Salah satu mahasiswa PBI Umsida yang mencoba membuat batik topeng yaitu Saffana Salsabila. Di sini ia tak hanya presentasi menjadi tour guide saja yang menjelaskan desa wisata, tapi juga mencoba membuat batik topeng.
“Topengnya dari kayu khas daerah ini yang bebas dikreasikan oleh pengunjung, jadi kita hanya mengikuti pola dasarnya saja, baru berkreasi,” ujar Bila, panggilannya.
Dari berlatih membuat batik topeng ini, imbuhnya, mahasiswa PBI Umsida tak hanya sekedar belajar tentang materi yang telah mereka dapatkan di kelas saja, tapi juga berkesempatan untuk mempelajari budaya.
Bila mengatakan, “Ini cukup challenging buat kami karena memang tidak terbiasa membatik. Tapi kami sangat senang bisa belajar tentang potensi desa ini yang terus dikembangkan,”.
Bila yang bertugas sebagai tour leader hari ketiga di Yogyakarta, merasakan banyak kegiatan yang bervariasi dari hari pertama hingga terakhir.
“Kegiatan pembelajaran seperti ini tak hanya untuk memenuhi tugas kami saja, tapi momen untuk mempelajari budaya tradisional yang ternyata di sini sangat banyak,” katanya.
Lihat juga: Raih Hibah BIMA Kemdikbudristek, Dosen Umsida Ingin Jadikan Sidoarjo Kota Budaya
Selain itu, imbuhnya, kegiatan ini juga bisa meningkatkan kemampuan public speaking, rasa percaya diri, dan keberanian karena mahasiswa harus menjalin koordinasi dengan banyak pihak seperti Suroso dalam menjalankan kegiatan ini.
Setelah belajar budaya di Desa Wisata Bobung, mahasiswa melanjutkan perjalanan terakhir praktikum sebagai tour guide dan tour leader di pantai Drini, sebuah pantai yang ada di pesisir selatan pulau Jawa.
Setelah itu, mereka langsung bertolak ke Sidoarjo.
Penulis: Romadhona S.