Umsida.ac.id– Tim pengabdian masyarakat (abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus berperan aktif dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah kegiatan pendampingan yang diberikan kepada UMKM Pawon Dhe Irma di Dusun Cangkring, Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, pada Rabu (22/01/2025).
Tingkatkan Kualitas Manajemen UMKM
Kegiatan ini merupakan bagian dari hibah RisetMu Batch VIII yang dipimpin oleh Nihlatul Qudus Sukma Nirwana SE MM CRP bersama anggota timnya Indah Apriliana Sari Wulandari ST MT. Mereka memberikan pelatihan khusus tentang pengelolaan keuangan yang lebih efektif bagi pelaku usaha kecil.
Dalam sesi pelatihan, Nihlatul Qudus dan Dr Sigit Hermawan SE MM CIQaR menyampaikan pentingnya pencatatan laporan keuangan, perhitungan harga pokok penjualan (HPP), serta strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Dhe Irma.
Pelatihan ini sangat relevan karena pemilik usaha, Irma, mengaku masih mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan.
Baca juga: Ajari Tentang Biopori dan Mitigasi Bencana, KKNP 35 Umsida Buat Pembelajaran Lebih Menarik
“Untuk menentukan harga jual yang tepat, lebih kompetitif, serta mendapatkan profit sesuai yang diinginkan, maka perlu paham dulu komponen apa saja yang perlu dihitung dalam penentuan harga produk,” ujar Nihlatul Qudus.
Dr Sigit pun menambahkan, “Betul, jadi jangan hanya ikut harga di pasaran saja. Karena bisa jadi komposisi dan treatmennya berbeda dengan punya Bu Irma.”
Pelatihan ini langsung diterapkan dalam sesi pendampingan dengan menghitung HPP salah satu produk Dhe Irma, yaitu Cendol Moringa. Dari hasil evaluasi, harga jual yang sebelumnya Rp 6.000 per botol dapat disesuaikan agar lebih kompetitif dengan kemasan yang lebih menarik.
Selama ini, Irma mengaku masih menentukan harga berdasarkan perbandingan harga pasar dan harga yang ditetapkan pelaku usaha lain tanpa perhitungan yang jelas. Selain itu, pencatatan keuangan juga belum dilakukan secara sistematis, sehingga keuntungan usaha tidak terpantau dengan baik.
“Hasil penjualan cendol itu saya gunakan lagi untuk beli bahan-bahannya, tapi kadang ya kurang. Karena belum semua terjual habis,” ungkap Irma.
“Tidak pernah saya bukukan, begitu dapat ya saya gunakan untuk beli bahan baku dan makan,” tambahnya.
Melihat permasalahan ini, Dr Sigit pun memberikan contoh laporan keuangan sederhana yang dapat membantu pemilik usaha dalam mengelola aliran kas masuk dan keluar dengan lebih disiplin.
Baca juga: Bubur Jagung Susu, Program Posyandu KKNP 35 Umsida untuk Tingkatkan Gizi Balita Desa Sentul
“Disiplin pembukuan dari usaha kecil itu jauh lebih baik Bu, sehingga menjadi kebiasaan hingga usahanya besar nanti,” jelasnya.
Kegiatan abdimas ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga perencanaan pendampingan lanjutan untuk meningkatkan produktivitas usaha Dhe Irma.
Tim Umsida mencatat kebutuhan alat produksi seperti oven dan cooper agar produksi lebih efisien. Pada pendampingan berikutnya, Indah Aprilia akan membantu dalam aspek produksi dan pengemasan, memastikan produk cendol dawet dan cookies yang dihasilkan semakin menarik dan memiliki nilai jual lebih tinggi.
Dengan adanya program pendampingan ini, diharapkan UMKM Dhe Irma dapat berkembang lebih pesat, memiliki sistem keuangan yang lebih baik, serta mampu bersaing di pasar dengan produk yang lebih berkualitas. Keberlanjutan program abdimas ini menjadi bukti nyata kontribusi Umsida dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.
Penulis: Nilam Sari dan Indah Apriliana S
Editor: Rani Syahda