Umsida.ac.id – Pusat Bahasa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkolaborasi dengan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Ma’had Umar bin Al Khattab menyelenggarakan Umsida Arabic English (UAE), program bagi siswa SD kelas 5–6, SMP, dan SMA.
Kegiatan ini digelar selama tiga hari, (22–24/12/2025), dan diikuti oleh 64 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Lihat juga: Umsida Akan Gelar UAE Program, Liburan Edukatif dan Seru untuk Siswa SD–SMA, Yuk Daftar!
UAE Program Tanamkan Mindset Belajar Bahasa Sejak Dini

Project Leader UAE Program, Dr Dian Rahma Santoso MPd, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai ruang pembelajaran bahasa yang ramah anak dan tidak menekan peserta.
“Program ini sebenarnya seperti camp, tetapi tidak menginap. Pesertanya sama selama tiga hari. Harapannya bukan mengejar kemampuan sempurna, tetapi membekali anak-anak bahwa belajar bahasa itu tidak sulit dan justru menyenangkan,” jelasnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, UAE Program memiliki fokus pembelajaran yang berbeda setiap harinya.
Hari pertama difokuskan pada bahasa Arab, hari kedua pada bahasa Inggris, dan hari ketiga mengintegrasikan kedua bahasa tersebut dalam satu proyek bersama.
“Di hari ketiga, target akhirnya adalah anak-anak bisa berkelompok dan menampilkan drama menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Penampilan ini ditampilkan di sesi penutupan yang juga dihadiri oleh orang tua,” ujarnya.
Materi yang diajarkan meliputi perkenalan diri, nama-nama negara dan kewarganegaraan, hobi, hingga cita-cita atau pekerjaan.
Seluruh materi tersebut kemudian dirangkai menjadi satu alur cerita drama yang dimainkan oleh peserta secara berkelompok.
UAE Program Perkuat Kolaborasi Lintas Unit dan Mahasiswa

Pelaksanaan UAE Program melibatkan delapan fasilitator yang berasal dari dua unit, yakni empat pendamping dari Ma’had Umar bin Al Khattab dan empat pendamping dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Para fasilitator mendampingi peserta secara intensif selama tiga hari penuh.
Salah satu fasilitator dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Pasya Rahma Tamara, menjelaskan bahwa pembelajaran dirancang interaktif dan mendorong peserta aktif berkomunikasi.
“Kita belajar tentang country, nationality, dan hobi dalam bahasa Inggris. Model pembelajarannya pakai banyak media supaya anak-anak aktif, bergerak, dan saling berinteraksi, tapi kegiatannya tetap full menggunakan bahasa Inggris,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa satu fasilitator mendampingi sekitar lima hingga delapan peserta dalam satu kelompok, sehingga interaksi bisa lebih terkontrol dan personal.
Tantangan utama justru terletak pada pengelolaan kelas.
“Kalau materi insya Allah bisa, yang sulit itu mengelola anak-anaknya. Dari pengalaman ini, saya belajar harus jauh lebih sabar ketika mengajarkan bahasa selain bahasa Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, fasilitator dari D2 Studi Islam Bahasa Arab, Ashihhah Iffatur Rumaisha, menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab dilakukan dengan pendekatan bertahap dan sederhana.
“Kita usahakan menggunakan bahasa Arab. Kalau mereka belum paham, langsung kita terjemahkan. Awalnya memang harus diulang-ulang, tapi di akhir mereka sudah bisa paham tanpa diterjemahkan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa tantangan terbesar justru datang dari peserta SD yang membutuhkan ice breaking lebih banyak.
Namun, hal tersebut diatasi dengan permainan dan aktivitas fisik agar peserta tetap fokus.
Selain memberi manfaat bagi peserta, UAE Program juga menjadi ruang belajar berharga bagi para fasilitator mahasiswa.
Rumaisha mengaku pengalaman ini membuatnya lebih terlatih dalam perencanaan pembelajaran.
Lihat juga: Umsida Lepas 3 Delegasi Student Mobility ke Kazakhstan
“Pengalaman saya, kalau bisa ide pembelajaran itu sudah muncul di awal supaya lebih terkonsep. Jadi mendekati hari pelaksanaan tidak gerusah-gerusuh,” ujarnya.
Penulis: Romadhona S.



















