Umsida.ac.id – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Prof Syafiq A Mughni MA PhD, turut memberikan sambutan dalam acara pengukuhan tiga guru besar sekaligus peluncuran Program Studi Kedokteran Umsida pada Sabtu, (12/04/2025).
Lihat juga: Jadi Guru Besar, Wakil Rektor 1 Umsida Buat Road Map Karir Sejak S3
Dalam sambutannya, Prof Syafiq menyampaikan selamat kepada tiga guru besar Umsida, yakni Prof Sriyono di bidang Ilmu Manajemen, Prof Hana Catur Wahyuni di bidang Manajemen Rantai Pasok, dan Prof Sutarman di bidang Mikrobiologi Kesuburan dan Kesehatan Tanaman.
Menurutnya, pencapaian tersebut patut disyukuri karena gelar guru besar Umsida yang diperoleh benar-benar merupakan hasil kerja keras akademik, bukan sekadar gelar kehormatan.
“Mudah-mudahan ini adalah berkah dari Allah sekaligus nikmat yang patut kita syukuri Mengapa? Karena beliau memperoleh jabatan guru besar dalam arti yang sebenarnya, bukan guru besar kehormatan, bukan guru besar honoris causa,” terang guru besar Umsida itu.
Selain itu, imbuhnya, jelas sekali karena karya-karya dan pengabdiannya, gelar tersebut diraih melalui karya dan pengabdian nyata. Beliau bukan pejabat negara, konglomerat, atau politisi.
Tugas dan Tanggung Jawab Guru Besar Umsida dalam Persyarikatan
Selanjutnya, Ketua PWM Jatim periode 2005-2010 itu menjelaskan tentang tugas-tugas dan fungsi yang diemban oleh guru besar Umsida.
Fungsi-fungsi itu bersifat normatif yang sudah tertuang di dalam peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di dalam pedoman Majelis Dikti.
Semua peraturan yang di pedoman tersebut, tambahnya, ada tugas yang harus dilakukan oleh guru besar, mulai dari mengajar, meneliti, mengabdi di masyarakat, membimbing, juga mengisi form BKD yang harus diisi setiap semester.
“Saya kira itu semua adalah tugas-tugas formal tugas-tugas normatif yang harus dilakukan oleh guru besar Umsida. Tetapi ada tugas-tugas substansi yang harus dilakukan, apalagi ini adalah guru besar di dalam wadah persyarikatan Muhammadiyah,” jelas Prof Syafiq.
Guru besar di Muhammadiyah juga menjalankan tugas-tugas profetik melanjutkan risalah yang telah diemban oleh Rasulullah sebagaimana nama Muhammadiyah yang diambil dari kata Muhammad yang berarti pengikut atau penerus dari misi yang di bawah oleh nabi.
Tiga Misi Profetik yang Harus Diemban Guru Besar
Lantas ia mengutip salah satu ayat Al Quran pada surat Al Jumuah ayat 2 yang berbunyi:
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٢
Artinya:
Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Dari ayat tersebut, Prof Syafiq menarik tiga poin terkait misi profetik seorang guru besar. Yang pertama adalah scientific research yang harus dibawa oleh guru besar.
“Bagaimana kita mengembangkan ilmu pengetahuan karena tidak ada masyarakat, umat, dan bangsa apapun yang bisa maju tanpa menguasai ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Dengan ilmu pengetahuan, kata Prof Syafiq, maka peradaban bisa dibangun. Dan itu mutlak posisi yang harus diemban oleh guru besar, karena capaian akademik yang tertinggi maka bebannya juga semakin tinggi.
Yang kedua adalah sociollation mission. Ia tidak ingin guru besar Umsida ini hanya sekedar menjadi guru yang besar, tetapi juga memiliki peran sosial, peran profetik yang betul-betul bisa memajukan masyarakat, terutama pembelaan terhadap para dhuafa yang menjadi bagian terpenting dari social mission.
Kemudian yang ketiga adalah enlightening mission. Ketua BPH kelahiran 15 Juni 1954 itu mengatakan bahwa guru besar Umsida mengemban misi-misi pencerahan yang sudah dicanangkan oleh kampus pencerah ini sebagai visi perguruan tinggi.
“Pencerahan yang memang menjadi core dari gerakan Muhammadiyah, maka mau tidak mau para guru besar Umsida ini terlibat secara aktif menjadi bagian yang sangat penting dari seluruh pergerakan masyarakat Muhammadiyah di dalam rangka mencerahkan umat, bangsa, dan juga masyarakat dunia.
Sebagai Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ia berharap sangat besar dari para guru besar yang dimiliki Muhammadiyah, menjadi bagian yang sangat penting dari proses-proses kemajuan peradaban umat manusia ini.
Lihat juga: Rekam Jejak Dr Tarman Hingga Resmi Jadi Guru Besar Umsida
“InsyaAllah dengan pertambahan guru besar, maka peran pencerahan Muhammadiyah ini akan menjadi lebih kuat,” tutupnya.
Penulis Romadhona S.