Umsida.ac.id– Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dinilai berhasil terapkan alternatif pengganti skripsi, Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia atau yang biasa disebut Nobel Institute mengadakan studi banding pada Selasa (09/01/2024) di Ruang Rapat Kampus 1 Umsida.
Sebanyak 5 rombongan dari Nobel Institute diantaranya Dekan Fakultas Teknologi dan Bisnis Dr Silvia SE MSi Ak Ca, Wakil Dekan 1 Maria SE MPd, Kepala Program Studi (KPS) Manajemen Dr Yuswari SE MSi, KPS Akuntansi Karlina Gazala Rahman SE MAk, KPS Sistem dan Teknologi Informasi ir Agunawan SKom MKom.
Menanggapi keinginan berdiskusi mengenai Fakultas, Prodi dan Kurikulum, sebanyak 8 orang dari Umsida menyambut dengan hangat kedatangan para tamu, diantaranya adalah Wakil Rektor 1 Dr Hana Catur Wahyuni ST MT, Dekan Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Poppy Febriana MMedKom, Wakil Dekan FBHIS Wiwit Hariyanto SE MSi, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Iswanto ST MMT, Kabid Kurikulum dan MBKM Noly Shofiyah MPd MSc, Kepala Perpustakaan Moh Tanzil Multazam SH MKn, Kasie Tata Usaha dan Publikasi Ilmiah Mahardhika DKW MPd beserta Kepala Sekertariat Universitas Dr Kumara Aji Kusuma SFilI CIFP.
Baca juga: Bahaya Cyberbullying pada Remaja, Dampak, dan Cara Mencegahnya
Wakil Rektor 1 Umsida membuka kegiatan ini dengan memberikan sambutan dan ucapan selamat datang kepada rombongan dari Nobel Institute. Dr Hana juga memperkenalkan seluruh civitas Universitas yang menghadiri acara pertemuan. Dr Hana menjelaskan bahwa Umsida hingga hari ini masih belajar dan mencari model pembelajaran terbaik bagi mahasiswanya.
“Saya berterima kasih kepada Nobel Institute yang telah hadir di Umsida, kami hingga hari ini juga masih belajar dan mencari model pembelajaran yang terbaik bagi mahasiswa. Untuk itu kami berharap dalam sesi diskusi ini Umsida juga bisa belajar banyak hal dari Nobel Institute,” Ungkapnya.
Diskusi Alternatif Pengganti Skripsi
Berikutnya Dr Silvia menyampaikan bahwa harapannya dalam forum diskusi ini agar mendapatkan informasi terutama mengenai beberapa kendala yang dimiliki Nobel Institute.
“Tujuan kami adalah berdiskusi mengenai permasalahan yang kami hadapi saat ini mengenai kurikulum dan persiapan akreditasi. Terlebih di tahun 2023 banyak program dan peraturan baru yang muncul sehingga ini membuat kami kesulitan untuk menyesuaikan. Selain itu juga permasalahan alternatif pengganti skripsi dan juga penerapan kurikulum baru saat ini yaitu OBE (Outcome Based Education).” Jelasnya.
Dari hasil riset Dr Silvia bersama tim mengenai beberapa dokumen Universitas yang sesuai dengan kebutuhan Nobel Institute adalah Umsida. “Kami melihat beberapa dokumen dari berbagai Universitas, namun dari hasil riset kami Umsida termasuk Universitas yang sudah berhasil menerapkan beberapa hal yang kami butuhkan terutama pengganti skripsi ini,” Paparnya.
Baca juga: Bentuk Karakter Mahasiswa Demi Wujudkan Wajah Masa Depan Bangsa
Tak hanya sharing dan berbagi informasi, Dr Silvia berharap perkenalan ini menjadi pertemanan yang baik antara kedua Universitas.
Menanggapi permintaan Dr Silvia, Dr Hana mengungkapkan bahwa program alternatif pengganti skripsi telah melalui banyak uji coba. “Temuan kami di prodi tertentu, mahasiswa bermasalah dengan membuat tulisan tapi produknya berhasil jadi, disamping itu juga ada MBKM. Maka kami membuat alternatif pengganti tugas akhir,” Ungkapnya.
“Berawal dari menentukan program yang dapat menggantikan skripsi. Saat ini kami sudah mulai detail memberikan penilaian dari hasil yang diberikan mahasiswa apakah bisa menggantikan skripsi sepenuhnya, apakah masih harus mengikuti sidang dan lain sebagainya,” Sambungnya.
Sesi diskusi berlanjut mengenai MBKM, kurikulum OBE dan lebih detail mengenai alternatif pengganti skripsi lengkap dengan indikator penilaian yang tepat dan tidak mengurangi kualitas pendidikan bagi mahasiswa.
Penulis: Rani Syahda
*Humas Umsida