Umsida.ac.id– Setelah hampir tujuh bulan melakukan penelitian dengan hibah Program Matching Fund, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk diseminasi hasil penelitian kepada para mitra yaitu dinas perikanan kabupaten sidoarjo dan petani.
Program Matching fund yang diperoleh dari program DIKTI berkolaborasi dengan PT SAU Jombang ini diprakarsai oleh Dr Ir Sutarman MP, dosen program studi Agroteknologi.
Tarman, sapaan akrabnya, melakukan penelitian berjudul Penguatan Nilai Ekonomi Budidaya Udang pada Tambak Konvensional Melalui Pemanfaatan Konsorsium Probiotik bersama empat dosen lintas prodi lainnya yaitu Ir Lukman Hudi STP MMT dari prodi Teknologi Pangan, Dr Sriyono MM dari Prodi Manajemen, Syarifa STP MP dari Prodi Teknologi Pangan dan Mulyadi ST MT dari Prodi Teknik Mesin.
Menurut Tarman, penelitian itu mentargetkan empat luaran. “Pertama, penerapan teknologi tepat guna agar masyarakat lebih mudah melakukan budu daya udang dengan menggunakan sistem VESPRO,” ujarnya.
Kedua, sambung dia, menghasilkan produk probiotik budi daya udang Vaname unggul dengan target membuat formulasi konsorsium mikroba probiotik unggul.
“Ketiga, teknik pengelolaan probiotik Promina bagi konsumen, dan ke-empat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan publikasi ilmiah,” terangnya.
Direktur DRPM Umsida sekaligus koordinator Matching Fund Dr Sigit Hermawan memantau secara menyeluruh program ini.
“Matching Fund ini sudah hampir 8 bulan terlaksana, sebentar lagi memasuki tahap akhir, FGD diperlukan untuk menambah data,” ujarnya saat memberi sambutan di pembukaan FGD, Selasa (15/12/2022).
“Sudah banyak treatment yang dilakukan dalam penelitian ini, nantinya penelitian ini dikaitkan dengan bagaimana aspek Ekonomi dapat ditingkatkan dari budi daya udang sesuai tema penelitian yang dilakukan oleh Pak Tarman dan tim,” sambungnya.
Wakil Rektor bidang akademik Dr Hana Catur Wahyuni mengaku turut bangga dengan hibah Matching Fund lantaran ini pertama kalinya Umsida mendapatkan hibah tersebut. Meski pertama kali, nominal yang diterima cukup banyak sehingga dapat memberi kontribusi lebih dalam penelitian yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Program selanjutnya bapak ibu dosen harus semakin memperbanyak proposal,” kata Hana pada seluruh dosen dan mahasiswa yang hadir di ruang rapat kampus satu Umsida itu.
“Sekarang ini, hibah-hibah yang diterima Umsida sudah tidak membedakan ini pekerjaan dosen, ini pekerjaan mahasiswa, tapi sudah harus melebur menjadi satu untuk Umsida semakin berkemajuan,” tandasnya.
Hana menambahkan, “Dari FGD ini nanti dapat dirumuskan rekomendasi-rekomendasi baru untuk mengembangkan sisi intelektual dan implementasi di masyarakat di sidoarjo dan sekitarnya,” pungkasnya.
*Humas Umsida
Dian Rahma Santoso