Umsida.ac.id – Dosen program studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Eko Hardi Ansyah MPsi Psikolog mengungkapkan bahwa bulan Ramadan memiliki nilai lebih dalam memberikan kasih sayang kepada keluarga.
Lihat juga: Puasa dan Manfaat Bagi Kesehatan Mental dan Fisik, Apa Saja? Yuk Simak!
Ramadan adalah bulan yang penuh hikmah yang di dalamnya diwajibkan atas orang yang beriman untuk berpuasa agar ada ketakwaan pada diri seseorang.
Ketakwaan yang dimaksud adalah dengan menjaga hubungan antara individu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini menurut pendapat Buya Hamka di dalam tafsir Al Azhar.
Karena itu, makna sebenarnya ketakwaan adalah bagaimana orang-orang beriman itu akan merasakan sebuah kerinduan dengan Tuhannya untuk selalu dekat dengan-Nya sekaligus juga memunculkan kekhawatiran saat Tuhan itu jauh dari dirinya melalui pembiasaan-pembiasaan positif selama menjalankan ibadah puasa.
Pembiasaan-pembiasaan positif itu melatih agar seseorang itu bisa dekat dengan Tuhannya dengan prinsip dasar memahami sifat Rahman dan Rahim Allah.
Kebersamaan Keluarga di Bulan Ramadan

Menurut dosen yang akrab disapa Dr Eko itu, beribadah bersama dengan keluarga selama bulan Ramadan akan memiliki nilai yang lebih.
“Pertama, saat kita berpikir beribadah untuk meyakini kasih sayang Allah, maka secara langsung maupun tidak, kita akan mempraktekkan kasih sayang pada orang-orang terdekat kita. Misalnya pada orang tua, pada pasangan, atau kepada anak-anak dan cucu,” katanya.
Praktek kasih sayang itu, imbuh Dr Eko, adalah dengan berkumpul dan beribadah bersama-sama. Seperti shalat berjamaah, berbuka puasa bersama, sahur bersama, ngaji bersama maupun bercengkrama dan banyak hal lain yang terasa lebih nikmat dan hangat saat dilakukan bersama-sama dengan keluarga.
Kedua, yang bisa didapatkan dengan kebersamaan ini adalah kebahagiaan. Meyakini kasih sayang Allah akan melahirkan emosi yang positif seperti kebahagiaan.
Dengan emosi yang positif ini, muncullah ikatan atau bonding yang kuat dalam keluarga.
“Selama berpuasa, kita diminta untuk lebih sabar lebih banyak mengurangi rasa marah lebih banyak, menerima dengan ikhlas semua ketetapan atau takdir yang kita hadapi. Termasuk kita akan menjadi lebih tekun dan ulet dalam melakukan kebaikan,” jelas doktor Ilmu Psikologi Universitas Airlangga itu.
Dampak Adanya Kasih Sayang di Bulan Ramadan

Nilai kasih sayang dan kebahagiaan yang menguat selama bulan puasa ini memberikan dampak psikologis yang positif bagi setiap anggota keluarga.
Menurutnya, ini adalah momen terbaik bagi orang tua untuk menanamkan makna Ramadan kepada setiap anggota keluarga.
Dalam penelitian neuro psikologis di Harvard University, membuktikan bahwa orang akan lebih mudah belajar dan akan banyak belajar saat mereka merasakan kasih sayang dan bahagia.
Pada saat berpuasa inilah anak-anak sebenarnya akan lebih mudah menerima segala masukan yang diberikan oleh orang tua tentang pentingnya kesolehan, kesederhanaan, menjadi orang baik, kedisiplinan, kesungguhan, keberanian, dan kepercayaan diri, dan hal lain untuk masa depan mereka yang lebih baik.
“Termasuk jika ada konflik atau hubungan yang kurang baik yang berkembang saat sebelum bulan puasa, maka di bulan puasa inilah momentum untuk memperbaiki konflik tersebut muncul,” terangnya.
Lihat juga: Puasa Dapat Meningkatkan Kesehatan Jiwa, Ini 5 Cara Merawatnya
Dengan demikian, tambah wakil dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Umsida itu, Ramadan akan menjadi sebuah media yang sangat luar biasa agar umat muslim bisa mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Penyunting: Romadhona S.