Freon Out, Peltier In! Inovasi Umsida untuk Dunia Otomotif Ramah Lingkungan

Freon Out, Peltier In! Inovasi Umsida untuk Dunia Otomotif Ramah Lingkungan

Umsida.ac.id – Freon, sebagai bahan utama sistem pendingin pada mobil konvensional, selama ini digunakan luas di industri otomotif. Namun, zat ini diketahui memberikan dampak negatif terhadap lingkungan karena kontribusinya terhadap pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, sekelompok peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), yaitu Dr Ir Jamaaluddin MM, Ir Dwi Hadidjaja Rasjid Saputra MT dan Ahmad Bahruddin, mengembangkan sebuah sistem pendingin mobil alternatif yang tidak menggunakan freon, melainkan teknologi berbasis elemen Peltier, dan dapat dikontrol melalui aplikasi Android.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal CYCLOTRON Vol. 2 No. 1 Tahun 2019 dan menjadi salah satu bentuk kontribusi ilmiah terhadap pengembangan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan aplikatif.

Permasalahan Freon dalam Sistem AC Konvensional

Penggunaan freon dalam sistem AC kendaraan dinilai tidak lagi relevan dengan upaya global untuk menjaga kelestarian lingkungan. Freon merupakan senyawa CFC (chlorofluorocarbon) yang bila dilepaskan ke udara dapat merusak lapisan ozon dan memperburuk efek rumah kaca.

Selain itu, pengolahan freon memerlukan sistem yang kompleks, tidak ramah terhadap pemakaian energi yang efisien, serta memiliki biaya produksi yang cukup tinggi.

Berdasarkan permasalahan ini, muncul kebutuhan akan sistem pendingin yang lebih efisien, bebas bahan kimia berbahaya, dan mudah diaplikasikan. Di sinilah elemen Peltier menjadi opsi menarik karena mampu menghasilkan efek pendinginan secara instan ketika dialiri listrik.

Prinsip Kerja Elemen Peltier untuk Pendinginan

Elemen Peltier bekerja dengan prinsip efek termolektrik, yaitu ketika arus listrik dialirkan, satu sisi dari modul Peltier menjadi dingin sementara sisi lainnya menjadi panas. Prinsip ini dimanfaatkan dalam sistem pendingin alternatif yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Untuk dapat mengatur sistem pendingin secara otomatis dan praktis, digunakan mikrokontroler Arduino Nano yang diprogram untuk menerima perintah dari aplikasi Android melalui modul Bluetooth HC-05. Suhu aktual dalam ruangan kendaraan dideteksi menggunakan sensor suhu LM35, yang kemudian dibandingkan dengan suhu yang diinginkan pengguna. Jika suhu aktual lebih tinggi dari suhu target, sistem akan menyalakan elemen Peltier dan kipas pendingin menggunakan relay sebagai saklar otomatis.

Baca juga: Bantu Wujudkan Pengelolaan Keuangan Sekolah, 3 Dosen Umsida Gelar Pendampingan Ini

Freon Out, Peltier In! Inovasi Umsida untuk Dunia Otomotif Ramah Lingkungan

Integrasi Sistem dan Aplikasi Android

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah kemampuan kendali jarak jauh yang dapat dilakukan melalui aplikasi Android. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengatur suhu yang diinginkan dalam kendaraan hanya dengan beberapa klik di smartphone. Perintah dari aplikasi diterima oleh Bluetooth HC-05, kemudian diproses oleh Arduino Nano, yang mengatur nyala dan mati dari elemen Peltier serta kipas pendingin secara otomatis.

Dengan fitur ini, sistem tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi pengguna kendaraan. Sistem juga dapat disesuaikan untuk bekerja secara otomatis tanpa perlu intervensi manual selama kendaraan digunakan.

Hasil Uji Coba dan Evaluasi Sistem

Dalam proses pengujian, beberapa parameter dievaluasi untuk memastikan bahwa sistem dapat bekerja secara efisien:

  1. Sensor LM35 berhasil mendeteksi suhu dengan ketelitian tinggi. Sensor ini digunakan untuk membaca suhu di dalam ruangan miniatur mobil dan mengirimkannya ke Arduino.
  2. Arduino Nano bekerja secara stabil dan mampu mengeksekusi perintah sesuai logika pemrograman. Semua output digital menunjukkan kinerja sesuai dengan spesifikasi.
  3. Modul Bluetooth HC-05 memiliki jangkauan efektif hingga 14 meter, cukup untuk ruang lingkup mobil pribadi. Modul ini menjadi penghubung antara smartphone dan sistem pendingin.
  4. Elemen Peltier mampu menurunkan suhu dalam ruang miniatur dari 40°C menjadi 27,9°C dalam waktu sekitar 15 menit. Ini membuktikan bahwa meskipun ukurannya kecil, Peltier tetap mampu menghasilkan pendinginan signifikan.
  5. Kipas pendingin berfungsi menjaga suhu sisi panas dari Peltier agar tidak terlalu tinggi dan menjaga stabilitas sistem.

Keseluruhan sistem bekerja secara otomatis sesuai perintah pengguna dan parameter suhu. Ketika suhu ruangan sudah mencapai suhu yang diatur, sistem akan otomatis berhenti untuk menghemat energi.

Baca juga: 2 Hubungan Erat Puasa Ramadan dan Idul Fitri

Efisiensi Energi dan Dampak Lingkungan

Penggunaan elemen Peltier sebagai pengganti freon bukan hanya memberikan solusi terhadap masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam efisiensi penggunaan energi. Elemen ini bekerja pada tegangan rendah dan konsumsi daya yang relatif kecil dibandingkan kompresor AC mobil.

Dengan tidak menggunakan komponen bergerak seperti kompresor dan tidak membutuhkan zat pendingin kimia, sistem ini dinilai lebih aman, bebas risiko kebocoran freon, dan tidak membutuhkan perawatan rumit. Ini sangat menguntungkan bagi pengguna kendaraan dalam jangka panjang.

Implikasi Teknologi untuk Mobil Masa Depan

Penelitian ini memberikan gambaran nyata bagaimana teknologi sederhana seperti Arduino dan elemen Peltier dapat digunakan untuk menciptakan solusi nyata di dunia otomotif. Sistem pendingin ini dapat menjadi alternatif teknologi yang layak dikembangkan lebih lanjut, terutama untuk mobil listrik, kendaraan kecil, atau pendingin tambahan pada sistem sirkulasi udara mobil.

Selain itu, sistem ini berpotensi untuk diterapkan pada ruang terbatas lainnya seperti kabin alat berat, kontainer makanan portabel, atau perangkat pendingin mini yang hemat daya dan tidak menimbulkan polusi.

Sumber: Jurnal Sistem Kontrol Pendingin Mobil Ramah Lingkungan Berbasis Android

Penulis: Uba

Editor: Rani Syahda

Berita Terkini

magister ilmu komunikasi Umsida 1
Launching Magister Ilmu Komunikasi Umsida, Pendaftaran Sudah Dibuka!
October 28, 2025By
muhammadiyah
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 pada 18 Februari
October 23, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By

Riset & Inovasi

riset dan abdimas umsida
Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
November 4, 2025By
Program Action FPIP Umsida
Action, Abdimas Gagasan Mahasiswa FPIP Umsida yang Pedulikan Pendidikan Anak Desa
November 1, 2025By
dosen Umsida wujudkan ketahanan pangan, riset dan abdimas
Wujudkan Ketahanan Pangan, Dosen Umsida Dampingi SMKN 1 Jabon
November 1, 2025By
lang and tech
Lang and Tech, Inovasi PBI dan PTI Umsida Tunjang Materi secara Daring
October 19, 2025By
renalmu.com
Aplikasi Renalmu.com, Inovasi Dosen Umsida Dorong Transformasi Digital Pelayanan Hemodialisis di Rumah Sakit
October 17, 2025By

Prestasi

riset dan abdimas umsida
Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
November 4, 2025By
inovasi laboran MIK Umsida
Inovasi Augmented Reality Laboran MIK Umsida Antarkan Prestasi Gemilang
October 28, 2025By
Umsida perguruan tinggi unggul
Umsida Masuk 10 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Tahun 2025 Versi SINTA Score 3 Years
October 27, 2025By
Tim fisioterapi Umsida
Tim S1 Fisioterapi Umsida Juara 2 Medical and Health Competition Vol 2 2025
October 21, 2025By
inovasi limbah cangkang kupang 3
Olah Limbah Cangkang Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Raih Juara 2 PKP2 PTMA 2025
October 19, 2025By