[:id]Jika output PKL di prodi lain adalah magang di instansi, maka prodi Ilmu Komunikasi mengarahkan mahasiswanya untuk membuat event seperti halnya workshop Weekend Produktif dengan tema “Smartphone Smart People” pada Sabtu (12/10).
Workshop yang dihadiri oleh Panti Asuhan Arrohman Arrohim, Panti Aisyiah dan komunitas Aksi Tuli (Aktu) Sidoarjo ini bertempat di Gedung Teater Kampus 1 Umsida. Selama pelaksanaan acara, Mufti Lazuardi, seorang penerjemah bahasa isyarat atau biasa disebut sebagai interpreter, mengalih bahasakan komunikasi verbal menjadi komunikasi berbahasa isyarat ataupun sebaliknya.
Bekerjasama dengan BPSDM Kominfo Surabaya, Bapak Bagus Winarko menghadirkan Ibu Farida untuk dapat membagikan keilmuannya. Pemateri yang juga merupakan dosen ITATS ini berfokus pada sosial media yang memang sering diakses oleh masyarakat usia muda-remaja. Beliau menjelaskan bahwa sosial media dapat membranding diri kita entah mampu menaikkan citra menjadi baik atau malah menjatuhkannya.
Peserta juga diajak untuk memahami dirinya sendiri dengan menuliskan ketertarikan dan ketidaktertarikan dirinya terhadap apapun. Selanjutnya peserta diajak untuk menggali apa yang menjadi minatnya, keunikan dirinya, serta tips membranding diri sendiri melalui pilihan konten pada postingan di Instagram, Whatsap ataupun akun sosial media lainnya, “Setiap apa yang kita posting menunjukkan kualitas kita. Maka orang lain kenalnya kita sesuai yang diposting. Mulai sekarang harus tau Instagramnya mau dibuat bisnis, edukasi atau apa tergantung konten yg mau dibuat,” ujar beliau.
Dari acara ini pula terjalin kerjasama antara Kominfo dengan Aksi Tuli Sidoarjo. Komunitas Aktu diundang untuk mengikuti serangkaian pelatihan soft skill yang rutin diadakan BPSDM Kominfo bagi penyandang disabilitas. (Hurum/rizki)[:en]If the street vendors’ output in other study programs are internships in institutions, the Communication Studies program directs students to create events such as Productive Weekend workshops with the theme “Smartphone Smart People” on Saturday (12/10).
The workshop, which was attended by the Arrohman Arrohim Orphanage, Aisyiah Orphanage and Sidoarjo Action Community (Aktu), took place at the Campus Theater Building 1 Umsida. During the event, Mufti Lazuardi, a sign language translator or commonly referred to as an interpreter, switched verbal communication into sign language communication or vice versa.
In collaboration with BPSDM Kominfo Surabaya, Mr. Bagus Winarko presented Mrs. Farida to be able to share her knowledge. The speaker who is also an ITATS lecturer focuses on social media which is often accessed by young people and teenagers. He explained that social media can compare us whether it is able to raise the image to be good or even bring it down.
Participants are also invited to understand themselves by writing their interests and dislikes towards anything. Then the participants were invited to explore their interests, their uniqueness, as well as tips to compare themselves through the choice of content on posts on Instagram, Whatsap or other social media accounts, “Every what we post shows our quality. Then other people know us as appropriate. “From now on you have to know that Instagram is going to be made a business, education or whatever depends on the content you want to make,” he said.
From this event, a collaboration between Communication and Information and Sidoarjo Deaf Action was also established. The Aktu community is invited to take part in a series of soft skills training routinely held by BPSDM Kominfo for persons with disabilities. (Hurum/rizki)[:]