Gus Pur (2): Soal Tafsir para Mufasir tentang Ayat Alam, Teleskop James Webb, dan "Ngintip" Bulan

Gus Pur (2): Soal Tafsir para Mufasir tentang Ayat Alam, Teleskop James Webb, dan “Ngintip” Bulan

Persoalan Melihat Bulan

Membandingkan perkembagan sains di Indonesa dan di luar Indonesia terlihat begitu mencolok perbedaannya. “Dunia sana sudah maju sedemikian rupa, tapi kita masih berdebat urusan bulan,” ungkapnya. “Saya lempar handuk ke PP (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, red) soal ini. Di jarkata tahuun 2016 saya sudah jelaskan hal ini di PP,” tegasnya.

Mengapa Muhammadiyah berbeda dengan ormas Islam lain dalam menentukan awal Ramadan? Gus Pur pun menjelaskan cara pandang yang berbeda tentang hal tersebut yang bersumber dari peristiwa hilal. “Apa sih hilal itu,” tanya Gus Pur secara retoris.

“Hilal itu mengitari bulan. Bumi mengitari matahari. Jadi bulan geraknya spiral. Ijtimak itu posisi bumi, bulan, matahari satu garis. Periodenye sekitar 29,5 hari. Karenanya jumlah hari Qamariah itu 29 atau 30 hari. Ini merupakan syarat utama untuk terjadinya bulan baru. Secara astronomis disebut newmoon tapi orang belum bisa menerima newmoon sebagai bulan baru (new month, red), jelas Gus Pur.

Diketahui bahwa setiap saat permukaan Bulan yang terkena cahaya matahai hanya separuhnya. Sehingga penampakan bulan berubah setap saat, tipis, sparuh, membesar purnama dan mengecil lagi. Tetapi yang tampak itu selalu berubah. “Ini yang disebut manzil. Tempat-tempat itu diwakili oleh bulan,” ungkapnya menjelaskan ayat AlQuran tentang Bulan dan matahari seperti dalam AlQuran Surat Yaasin ayat 39-40, misalnya.

Lebih lanjut Gus Pur menjelaskan bahwa ketika seseorang setiap dua hari di tempat yang sama di waktu yang sama melihat bulan akan telihat perubahannya hingga berputar satu siklus. Dan itu semua sudah ada datanya di departemen astronomi.

“Para astronom sudah tahu kapan fullmoon dan new moon. Jadi kalau kita berdebat tentang bulan, mereka itu bingung kok debatnya tidak selesai-selesai,” ungkapnya.

Ditambahkannya, bahwa waktu Maghrib adalah waktu terbenam matahari yang sudah menyentuh ufuk. Tanggal 29 bulan ada di mana? itu penentuanya.”Tanggal 29 penentuanya. Kalau bagian atas belum menyentuh ufuk maka tidak maghrib. Maka kalau belum waktunya pasti tidak akan kelihatan. Kalau positif berarti ada di atas,” jelasnya.

Gus Pur menambahkan bahwa problemnya lagi kalau sudah di atas sudah bisa dilihat atu tidak. “Yang lama imkanul rukyat 2 derajat. Elongasi 3 derajat usia bulan konjungsi. Kalau Maghrib jam 17.30 maka konjungsinya jam 19.30. dalam praktiknya tinggi Bulan dan elongasi ini diabaikkan,” jelasnya.

Namun dalam proses itsbat kini ditetapkan standar baru yang mana derajadnya lebih tinggi dari 2 menjadi 3 derajad.

“Sekarang, mulai itsbat kemarin diterapkan perubahan baru. Tinggi jadi 3 derajat. Elongasi jadi 6,4 derajad. Sidang itsbat diterapkan. Maka ayng terjadi kalau tinggi hilal 3 derajad, maka hanya bisa diamati 3 derajad itu selaama 12 menit,” tuturnya.

“Hilal seandainya bisa diamati jam 17.42. Makal kalau ada yang lihat jam 18.00 maka itu dusta,kaspo. Apalagi gambarnya terbalik (tengkurap),” ungkapnya. Ia menejelaskan bahwa dulu ada orang terkenal, seorang tokoh yang diminta oleh astronomi ITB yang mengaku melihat hilal. Ternyata gambarnya bulan tengkurap. “Ini orang bawa saja ke Menur saja untuk memperbaiki kejiwaanya,” kelakarnya sambil menjelaskan bahwa gambar posisi Bulan tidak mungkin tengkurap pada saat terjadi Hilal.

Perbedaan akan muncul kalau hasil hisab antara 0-3 derajad. Sekarang tambah banyak peluang untuk berbeda. tanggal 29 ramadan versi pemerintah jadi 2 mei 2022.

“Ramadan kemarin pada 29 Sya;’ban menggunakan 2 derajat. Kalau pakai kriteria lama maka Ramadan bareng 2 April. Nah, karena pemerintah menerapkan kriteria baru 3 derajad itu maka kesaksian yang melihat bulan akan ditolak,” ujarnya.

“Jadi kalau keskaian ditolak maka pertanyaan untuk apa dirukyat? Lagi-lag atas nama perintah… perintah kan jaman Nabi, gitu masih dirukyat. Rukyat sekarang bukan rukyat versi jaman Nabi. Bohong. Rukyat jaman Nabi ya FPI, krenya itu puasanya 2 April,” lanjutnya.

Dijelaskannya bahwa tanggal 29 ramadan itu bertepatan 1 mei 2022. Nah, Muhammadiyah 29 Ramadan itu bertepatan dengan 30 april, karena pada 30 april belum terjadi konjugnsi. “Maka 1 mei itu iskikmal.  1 Mei itu 30 Ramadan. Tidak ada Qamariah 31 hari. Utnuk apa dihitung itu mubadzir,” tandasnya.

Pada tanggal 1 Mei tinggi Hilal sudah mencapai 4 derajat 44 menit, hampir 5 derajat. Pasti Idul Fitri 2 mei 2022.

“Kalau ndak ada yang lihat tidak mungkin, pasti ada yang lihat. Ini adalah fakta lapangan. Fakta lapangan itu pasti ada yang ngaku berhasil persoalannya adalah diakui atau tidak,” ungkapnya. “Diperkirakan untuk Bulan Dzulhijjah tidak akan bareng lagi, tapi puasa kita (Muhammadiyah, red) bareng arab sudi. Arab Saudi selish 4 jam,” ujarnya.

Pertanayaan lajutannya adalah terkait terjadinya peristiwa Lalatul Qadar. “Lalilatul Qadarnya kapan? Di sana ganjil sini genap. Lailatul Qadar ikut Saudi atau Indonesia. Ini kan probelm-problem teologis yang tidak terpikirkan. Karena pokoknya rukyat,” jelasnya.

Dengan metode hisab ini maka akan bisa dibuat kalender global. “Dengan gagasan kalender global bisa menyamakan kita dengan Saudi. Supaya Arafah-nya bisa bareng, juga pas hajinya,” ujarnya. “Kalau Idul Fitri bisa dikompromi, itu soal lontong. Kalu haji… jadi idul adha beda, Idul Fitri sama. Siap beli tiket. Tidak usah nunggu sidang isbat, saya umumkan sekarang,” ungkapnya.

Dijelaskannya bahwa dari kasus tahun ini, awal beda akhir sama. “Artinya Idul Fitirnya sama. Tapi dari kasus sebelumnya, awal bulan Sya’ban sama tapi akhir Sya’ban beda. Tidak mungkin ada yang 31 hari yang satunya 29 hari. Tidak mungkin. Jadi seperti itu,” jelasnya.

Ssingkat ceritanya, ungkap Gus Pur, ilmu pengetahuan sudah berkembang sedemikian rupa. “AlQuran bukan kitab Sains. Tapi ada 800 kata alam, 28 kata ilmu, ini kita abaikan sehingga kita menjadi bangsa konsumen, padahal mindset kita adalah produsen. Memberi itu kan produsen, bukan konsumen bukan user. Ini yang harus kita tadaburi, reungukan, ke depan kita harus menjadi produsen teknologi,” tuturnya.

Sains itu bagian inheren dalam dunia islam. Kini terjadi kemunduran karena pertarungan sengit yang tidak berdasar fakta. “No science no future,” tegasnya.

Di akhir presentasinya, Gus Pur mengungkapkan bahwa di daerah Kalitidu, Jawa Timur, ada sumber minyak. “Kalau kita tidak bisa mengelola akan diberikan ke asing. Maka kita tidak punya kedaulatan,” ungkapnya. “Kita harus mengembangkan sains, Teknik, medis dan Agriculture,” pungkasnya.

 

Penulis/Editor: Kumara Adji Kusuma

Berita Terkini

wamendikdasmen kuliah umum Umsida
Wamendikdasmen Bahas Ketimpangan Dunia Pendidikan dalam Kuliah Umum di Umsida
February 12, 2025By
kajian rutin Umsida
Isi Kajian Rutin Umsida, Dr Agus Paparkan Pentingnya Bersyukur dan Jaga 4 Aspek Sehat
January 31, 2025By
Pusat Studi SDGs Umsida
Realisasikan 17 Tujuan SDGs, Pusat Studi SDGs Umsida Gandeng Bappeda Jatim
January 17, 2025By
STIKI Malang kunjungi Umsida
Kunjungan STIKI Malang ke Umsida, Tingkatkan Mutu Akademik dan Akreditasi
January 16, 2025By
dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By

Riset & Inovasi

UMKM Dhe Irma Makin Cerdas Finansial Berkat Pendampingan Umsida
UMKM Dhe Irma Makin Cerdas Finansial Berkat Pendampingan Umsida
January 31, 2025By
abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By

Prestasi

Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By
Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
Lulus Cum Laude, Dosen Umsida Raih Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
December 30, 2024By
FAI Umsida Tampil Cemerlang, Borong Medali di Kejuaraan Pencak Silat Nasional
FAI Umsida Tampil Cemerlang, Borong Medali di Kejuaraan Pencak Silat Nasional
December 28, 2024By