Umsida.ac.id – Mahasiswa KKN T 27 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang mengabdi di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, memanfaatkan potensi desa dengan mengolah ikan bandeng menjadi nugget dan gummies bandeng.
Lihat juga: KKN T 20 Umsida Bangun Rocket Stove di Desa Tempel, Solusi Atasi Masalah Sampah
Dari inovasi ini, para mahasiswa KKN menjawab tiga tantangan sekaligus, yaitu perbaikan gizi anak melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penguatan ketahanan pangan desa, serta lahirnya peluang UMKM kreatif berbasis potensi lokal.
Nugget dan Gummies Bandeng sebagai Solusi Gizi Sehat Anak
Inovasi ini juga semakin istimewa karena mengusung konsep zero waste.
“Hampir seluruh bagian ikan bandeng mulai dari daging hingga sisik dan tulangnya diolah menjadi makanan yang bergizi dan memiliki nilai tambah ekonomi,” ujar Esa Rezki Habibillah, Ketua KKN.
Sebelum program resmi diluncurkan, tim KKN T 27 melakukan serangkaian trial and error untuk menemukan formula terbaik.
Selama uji coba tersebut, mahasiswa sempat mengalami beberapa kendala seperti tekstur nugget yang terlalu padat dan kurang lembut untuk anak-anak, atau gummies yang terlalu keras dan berbau amis.
“Setelah percobaan berulang dan penyesuaian komposisi, akhirnya tercipta resep final nugget bandeng dengan tekstur lembut, gurih, dan ramah anak. Ada pula gummies dari sisik dan tulang bandeng yang kaya kolagen dan kalsium,” ujar Esa, sapaannya.
Gummies tersebut, imbuhnya, dicampur dengan perasan buah jeruk segar tanpa pemanis buatan, sehingga tidak hanya beraroma segar dan bebas amis, tetapi juga menambah asupan vitamin C alami yang bermanfaat untuk imunitas anak.
Edukasi dan Workshop Nugget dan Gummies Bandeng
Pada Ahad, (14/9/2025), mahasiswa KKN membagikan PMT kepada murid TK/PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Desa Kupang.
Anak-anak menerima paket gizi lengkap yang berisi nugget bandeng sebagai sumber protein hewani dan omega-3, gummies bandeng dari sisik dan tulang dengan perasan jeruk segar sebagai sumber kolagen, kalsium, dan vitamin C alami, serta tambahan buah segar dan susu untuk melengkapi kebutuhan nutrisi.
Selain itu, wali murid dan para guru TK/PAUD turut hadir dan mendapatkan sosialisasi mengenai kandungan gizi, cara pembuatan, hingga manfaat setiap komponen PMT.
Kehadiran guru sekaligus memperkuat pesan pentingnya edukasi gizi sejak dini, karena mereka dapat langsung meneruskan pemahaman tersebut kepada siswa di kelas.
“Nugget dan gummies bandeng ini bisa menjadi alternatif para orang tua untuk meningkatkan minat anak untuk mengkonsumsi ikan yang sebelumnya kerap dihindari karena amis dan banyak duri,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi itu.
Siang harinya, kegiatan berlanjut dengan sosialisasi dan workshop interaktif yang diikuti warga sekitar, PCM, PCA, guru, karang taruna, kader posyandu, Majelis Kesehatan Desa, serta perangkat desa.
Dalam workshop tersebut, peserta memperoleh edukasi gizi yang menekankan pentingnya protein hewani, omega-3, kolagen, kalsium, dan vitamin C untuk mendukung tumbuh kembang anak.
“Edukasi ini mengingatkan masyarakat bahwa ketersediaan bandeng yang melimpah di desa dapat diolah dengan kreatif sehingga tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk utuh, tetapi juga sebagai produk olahan siap saji yang lebih menarik dan tahan lama,” ungkapnya.
Setelah edukasi gizi, tim mahasiswa memperagakan demo cooking pembuatan nugget dan gummies bandeng sesuai SOP, mulai dari pemilihan bahan segar hingga pengemasan sederhana agar lebih higienis dan tahan lama.
Penjelasan ini dilengkapi dengan alasan di balik setiap langkah, seperti manfaat wortel untuk menambah vitamin A, madu sebagai pemanis alami pada gummies, serta peran tepung panir dalam memperbaiki tekstur dan tampilan nugget.
“Usai menyaksikan demo, warga praktik membuat nugget dan gummies bandeng ke cetakan beraneka bentuk,” tutur Esa.
Setelah praktik, tim KKN T membagikan sampel produk matang kepada seluruh peserta untuk dilakukan uji organoleptik sederhana meliputi rasa, aroma, tekstur, dan warna.
Hasilnya menunjukkan tingkat penerimaan yang tinggi.
Nugget bandeng dinilai lembut dan gurih, sementara gummies segar bertekstur kenyal dengan cita rasa jeruk alami tanpa amis, membuat peserta yakin produk ini layak dikonsumsi maupun dipasarkan lebih luas.
Nugget dan Gummies Bandeng Tingkatkan Ekonomi Desa
Selain edukasi gizi, tim mahasiswa juga memberikan pelatihan kewirausahaan.
Peserta diperkenalkan dengan cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP), teknik pengemasan higienis, serta pelabelan sesuai regulasi.
Strategi pemasaran berbasis komunitas diperkenalkan melalui posyandu, sekolah, koperasi, hingga BUMDes.
Peserta juga dilatih memanfaatkan media digital untuk promosi produk, mulai dari penggunaan WhatsApp Group desa, Facebook Marketplace, hingga Instagram dan TikTok untuk menampilkan konten menarik tentang nugget dan gummies bandeng.
“Kami juga menyinggung peluang mengurus izin PIRT dan sertifikasi halal sebagai langkah lanjutan jika produk akan dipasarkan secara komersial,” jelas anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Umsida itu.
Bu Henny, salah satu wali murid, merasa senang karena anaknya yang biasanya sulit makan ikan justru lahap menyantap nugget dan gummies bandeng.
“Biasanya anak saya menolak makan bandeng karena amis dan banyak duri. Tapi kali ini dia senang sekali, apalagi gummies-nya terasa segar dengan rasa jeruk alami,” ujarnya.
Dari sisi pendidikan, Biba, guru TK/PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal, menilai program ini sangat bermanfaat.
“Anak-anak tidak hanya mendapat makanan bergizi, tetapi kami guru juga belajar cara mengolah bandeng menjadi lebih menarik. Ini bisa kami teruskan sebagai edukasi gizi di kelas,” ujarnya.
Respon Pimpinan Muhammadiyah dan Warga
Ketua PCM, Mistari, menilai inovasi mahasiswa sejalan dengan misi Muhammadiyah untuk memberdayakan masyarakat.
“Program ini selaras dengan misi Muhammadiyah untuk memberdayakan masyarakat. Nugget dan gummies bandeng bukan hanya sehat, tetapi juga membuka jalan untuk ketahanan pangan dan UMKM desa,” terangnya.
Ia mendukung penuh agar inovasi ini tidak berhenti di sini, melainkan terus berlanjut.
Dari sisi kesehatan, Iin dari Majelis Kesehatan PCA mengungkapkan bahwa inovasi ini bisa menjadi contoh PMT berbasis pangan lokal yang sehat dan ramah anak.
Karang Taruna Desa Kupang bahkan ingin terlibat langsung dalam produksi dan pemasaran.
“Kami ingin ikut terlibat, terutama dalam produksi dan pemasaran. Dengan promosi digital, kami yakin produk ini bisa cepat dikenal dan menjadi usaha unggulan desa,” jelas Tedi, Ketua Karang Taruna.
Tak ketinggalan, perangkat desa juga menyampaikan dukungan.
“Warga antusias, anak-anak senang, dan ibu-ibu semangat belajar. Kalau dikembangkan bersama, ini bisa jadi kebanggaan desa,” ujar Munammat, Ketua RT setempat.
Lihat juga: KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
Sinergi antara gizi, pangan, dan kewirausahaan inovasi nugget dan gummies bandeng ini selaras dengan visi KKN T 27 Umsida “Kupang Gemilang: Tumbuh Sehat, Tangguh, dan Berdaya,”
Penulis: Khalim Ainur Ridho
Penyunting: Romadhona S.