Umsida.ac.id – Bulan Ramadan sudah hampir usai. Umat Islam telah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan.
Walau waktu berpuasa sudah hampir usai, bukan berarti umat Islam merasa leluasa terhadap makanan yang dikonsumsi. Menjaga kesehatan selama berpuasa tetap harus diperhatikan karena setelahnya, umat Islam merayakan Idul Fitri.
Lihat juga: Pola Makan Saat Puasa Ala Rasulullah SAW, Yuk Terapkan!
Ada beberapa jenis makanan dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak seimbang.
Dosen program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Rahmah Utami Budiandari STP MP mengatakan bahwa cara pengolahan makanan juga perlu diperhatikan agar tetap aman dan bernutrisi.
Makanan yang Berisiko Menyebabkan Gangguan Kesehatan

Beberapa jenis makanan berikut dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah besar, terutama saat berbuka dan sahur:
1. Makanan Berminyak dan Gorengan
“Makanan yang digoreng seperti pisang goreng, tahu, tempe goreng, dan bakwan mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi,” terang dosen yang biasa disapa Tami itu.
Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual dan kembung serta meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
2. Makanan Pedas
Makanan pedas seperti sambal atau makanan dengan level kepedasan tinggi bisa menyebabkan iritasi lambung, terutama bagi yang memiliki gangguan pencernaan seperti maag.
“Konsumsi makanan pedas berlebihan dapat memperburuk gejala asam lambung dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut,” katanya.
3. Makanan Manis Berlebihan
Minuman manis, es sirup, atau kue dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba saat berbuka.
Tami mengatakan bahwa hal tersebut sangat beresiko bagi penderita diabetes serta bisa menimbulkan rasa lemas atau mengantuk setelah makan. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar secara rutin, makanan manis juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
4. Makanan Tinggi Garam atau Asin
Makanan tinggi garam seperti keripik dan makanan kaleng dapat membuat tubuh menahan lebih banyak cairan, yang berisiko menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Selain itu, imbunya, makanan asin dapat memicu dehidrasi, terutama setelah berpuasa seharian.
5. Minuman Berkafein
“Minuman berkafein seperti kopi dan teh memang terasa menyegarkan, tetapi dapat meningkatkan produksi urin yang berakibat pada dehidrasi,” ujar dosen lulusan Universitas Brawijaya Malang itu.
Hal ini dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh selama berpuasa, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
6. Makanan Berat yang Sulit Dicerna
Makanan tinggi lemak, protein, atau serat dalam jumlah besar dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa kembung serta tidak nyaman, terutama jika dikonsumsi langsung dalam porsi besar saat berbuka puasa.
Cara Pengolahan Makanan Agar Tetap Aman Dikonsumsi

Selain memilih makanan yang sehat, penting juga untuk memastikan bahwa makanan diolah dengan cara yang benar agar tetap aman dikonsumsi. Tami menyarankan beberapa cara mengolah makanan agar tetap aman dikonsumsi, seperti:
1. Menjaga Kebersihan
Sebelum menyiapkan makanan, pastikan tangan sudah dicuci dengan benar untuk menghindari kontaminasi.
Selain itu, buah dan sayuran harus dicuci dengan air mengalir agar sisa kotoran dan pestisida larut.
Namun, kata Tami, lebih baik menghindari mencuci daging, ayam, atau ikan karena dapat menyebarkan bakteri melalui cipratan air.
2. Pisahkan Bahan Makanan Mentah dan Matang
Bahan makanan mentah seperti daging dan sayuran harus dipisahkan dari makanan matang untuk mencegah kontaminasi silang yang dapat menyebabkan infeksi bakteri.
3. Gunakan Suhu yang Tepat Saat Memasak
Pastikan makanan dimasak pada suhu yang tepat agar bakteri patogen terbunuh sepenuhnya. Penggunaan suhu yang tidak sesuai dapat membuat bakteri berbahaya tetap hidup dalam makanan.
4. Perhatikan Masa Kadaluarsa
Pastikan bahan makanan yang digunakan tidak melewati batas tanggal kadaluarsa untuk menghindari risiko keracunan makanan.
5. Gunakan Peralatan Masak yang Aman
Peralatan masak berbahan dasar stainless steel lebih disarankan karena lebih aman dan tidak bereaksi dengan bahan makanan. Pastikan peralatan yang digunakan selalu dalam kondisi bersih.
Cara Menjaga Nutrisi Makanan

Makanan yang diolah dengan cara yang tepat tidak hanya lebih tahan lama tetapi juga tetap memiliki kandungan nutrisi yang baik. Tami menyarankan beberapa metode pengolahan yang dapat diterapkan.
1. Pre-Treatment Blansing
Blansing adalah proses memasak bahan pangan seperti sayur, buah, atau bahan tinggi protein dalam air panas dalam waktu singkat.
Suhu yang tinggi tetapi waktu yang singkat dapat membantu mencegah perubahan karakteristik makanan sekaligus menginaktivasi enzim yang bisa merusak bahan pangan.
2. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bahan pangan agar mikroorganisme tidak berkembang.
“Penggunaan metode pengeringan seperti pengeringan vakum atau pengeringan suhu rendah (di bawah 50°C) dapat menjaga kandungan nutrisi lebih baik dibandingkan pengeringan biasa,” terangnya.
3. Pembekuan (Freezing)
Pembekuan merupakan metode yang efektif dalam mempertahankan komponen gizi dalam bahan makanan.
Untuk menghentikan proses enzimatis yang merusak kandungan gizi, pre-treatment blansing dapat dilakukan sebelum pembekuan.
4. Fermentasi
Fermentasi adalah proses alami yang melibatkan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan menjadi makanan dengan nilai gizi lebih tinggi.
Contohnya adalah yogurt, tempe, kombucha, dan sauerkraut. Proses ini juga membantu meningkatkan sifat probiotik dalam makanan dan memudahkan pencernaan.
5. Pengawetan dengan Garam
Metode ini digunakan untuk membuat makanan seperti ikan asin atau daging kering. Garam dapat mengurangi kandungan air dalam makanan sehingga mikroorganisme sulit berkembang.
Namun, konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi perlu dibatasi untuk menghindari risiko hipertensi.
Lihat juga: Ternyata, Puasa Bisa Memperlancar Kerja Otak dan Sel!
Itulah beberapa cara mengolah makanan agar tetap aman dikonsumsi dari pakar Umsida. Walau waktu puasa hampir usai, kesehatan harus tetap diperhatikan.
Penulis: Romadhona S.