Umsida.ac.id – Dalam perayaan puncak milad ke-35 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terdapat beberapa momen yang dilaksanakan bersamaan. Selain sebagai ajang berkumpulnya kawan lama, dalam Mudik Alumni juga dilaksanakan pemberian penghargaan kepada pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional.
Setelah melewati masa penjurian dan presentasi karya di satu hari sebelumnya, Umsida mengumumkan peraih juara dari keenam finalis yang dinyatakan lolos tersebut. Salah satu inovasi yang menjadi juara pada lomba ini adalah inovasi drone rescue dan peran gen Z sebagai penggerak arus digital.
Inovasi drone rescue
Adapun juara 1 dari kompetisi ini diraih oleh seorang siswa kelas 12 dari SMK Penerbangan Dharma Wirawan Juanda yakni Muhammad Dhani Putra Bahari. Ia membuat karya berjudul Design Rescue Drone Based Thermal Camera and Machine Learning untuk Meningkatkan Akurasi Penyelamatan Korban Bencana.
Lihat juga: Jadi Wisudawan Berprestasi Jalur Lomba KTI yang Dijadikan Tugas Akhir
Inovasi ini tercetus ketika siswa yang akrab disapa Dhani ini melihat di beberapa kanal pemberitaan dan data BNPB yang menyebutkan bahwa semakin ke sini, jumlah korban jiwa dalam suatu bencana itu semakin banyak. Dan salah satu faktornya adalah ketidak deteksian korban tersebut ketika bencana terjadi di tempat yang sulit ditemukan, seperti laut ataupun hutan. Oleh karena itulah ia membuat drone ini mempercepat pelacakan sehingga bisa mengurangi korban jiwa.
“Saya mendapat informasi tentang lomba ini dari saudara saya. Dan kebetulan pada saat itu saya sudah memiliki inovasi drone rescue yang saya namakan eye drone. Jadi saya pikir ini kesempatan emas saya untuk menyalurkan ide saya,” ucap siswa jurusan electrical avionic ini.
Ia menjelaskan tentang sistem kerja drone rescue ciptaannya. Drone ini digunakan untuk evakuasi cepat sistemnya menggunakan object detection dan kamera thermal. Kemudian saat ada kecelakaan terutama di laut, drone ini akan otomatis terbang untuk mencari korban yang tenggelam atau kapal yang karam.
Inovasi ini tercetus tidaklah lama. Dhani membuat inovasi ini sejak awal tahun. Lalu ia semakin serius mengembangkan idenya ketika mendapat informasi bahwa Umsida melaksanakan kompetisi KTI tingkat nasional.
Dalam membuat desain drone ini, ia mengalami beberapa kesulitan seperti mencari material perakitan yang sesuai dengan budget. Selain itu, ia sempat kesulitan di bagian desain karena ia harus mendesain manual menggunakan aplikasi Canva.
Saat mengikuti lomba ini Dhani sengaja tidak memberitahu pihak sekolah hingga ia resmi dinyatakan sebagai finalis. Dhani bercerita bahwa gurunya sempat ragu dengan kabar yang ia sampaikan karena semasa Covid, performa dunia penerbangan tak terkecuali siswanya, cukup menurun. Namun akhirnya ia bisa membuktikan bahwa ia masih bisa menyalurkan ide kreatifnya dalam suatu karya yang diapresiasi.
Lihat juga: Mahasiswa Penyandang Difabel Prodi PBA Raih Juara 2 Lomba KTI Tingkat Provinsi
“Alhamdulillah ini pertama kali saya mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah di tingkat nasional dan menjadi juara 1. Drone yang saya lombakan ini masih berupa desain jadi belum sampai tahap prototype. Namun kedepannya tentu akan saya kembangkan menjadi sebuah prototype,” lanjutnya.
Gen Z sebagai penggerak arus digital
Finalis lain yang berhasil meraih juara harapan 1 yakni Noning Masitta, seorang siswa asal SMK Muhammadiyah 1 Kemlagi Mojokerto. Ia berhasil menyabet juara harapan 1 berkat karya tulis ilmiahnya yang berjudul Peran Gen Z Penggerak Utama Sosio Humaniora dalam Arus Digital Masyarakat. Noning, sapaan akrabnya, memang seorang siswa yang hobi menulis. Selama Covid, ia menulis novel dan cerpen untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Namun lomba KTI ini merupakan karya tulis yang bersifat ilmiah pertamanya.
“Saya dapat info lomba ini dari guru saya. Lalu saya tercetus ide untuk memaparkan secara langsung bagaimana generasi Z terlibat dalam gerakan sosial di lingkungannya. Lalu peran mereka terhadap teknologi atau hal yang bersifat informasi digital,” ucapnya.
Noning telah menyiapkan materi karya tulis sekitar 1 bulan sejak Umsida menyebarkan informasi tentang lomba ini. Berhubung ini merupakan karya tulis ilmiah pertamanya, Noning sempat merasa kesulitan dalam pengerjaannya. Misalnya pengumpulan data dan membuat angket.
Untungnya ia mendapat dukungan penuh dari guru sehingga pada awal pengerjaan ketika ia sempat kebingungan, gurunya memberikan arahan sehingga ia bisa melanjutkan langkah berikutnya. Siswa asal Kemlagi ini juga mendapat dukungan penuh dari keluarga sehingga ia rela untuk melakukan perjalanan PP Mojokerto-Sidoarjo selama 2 hari untuk mengikuti rangkaian acara lomba ini.
Lihat juga: Kelompok 53 KKN-P Umsida Jalin Kolaborasi dengan SDN Sentul 1
“Saya mengerjakan presentasi saya cukup mepet karena setelah mendapat info saya langsung bersiap-siap untuk pergi ke Sidoarjo sehingga saya sempat mengerjakan presentasi saya di perjalanan. Alhamdulillah perjuangan saya terbayar di hari ini,” ujar Noning.
Baik Dhani maupun Noning berharap agar Umsida bisa lebih banyak membuat kompetisi yang bisa dijadikan wadah inovasi dan kreasi siswa. Terutama generasi Z dalam menyalurkan idenya. Tak hanya melalui karya tulis ilmiah, mereka juga berharap agar Umsida membuat kompetisi di bidang lain. Menurut mereka potensi generasi Z sangat banyak tapi masih ketutup oleh generasi sebelumnya sehingga gen Z merasa tidak percaya diri.
Penulis: Romadhona S.