
Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!
Namun, masih banyak wanita usia subur yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan dini karena keterbatasan informasi dan sikap yang kurang mendukung. Menjawab tantangan ini, dua dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yaitu Nur Firdausil Jannah dan Sri Mukhodim Farida Hanum SST MKes melakukan riset yang menyoroti hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap pemeriksaan kanker serviks. Temuan ini menjadi bukti penting bahwa edukasi kesehatan dan dukungan keluarga sangat menentukan keputusan perempuan untuk melakukan skrining kanker serviks.
Ancaman Nyata Kanker Serviks dan Pentingnya Deteksi Dini
Kanker serviks adalah kanker yang muncul di area leher rahim (serviks) dan termasuk dalam tiga besar penyebab kematian akibat kanker pada perempuan di Indonesia. Data Globocan tahun 2022 mencatat 36.633 kasus kanker serviks baru, atau sekitar 9,2% dari seluruh kasus kanker di Indonesia. Ironisnya, sebanyak 94% pasien kanker serviks meninggal dalam dua tahun setelah terdiagnosis, sebagian besar karena deteksi dilakukan terlalu lambat.
Baca juga: Krisis Dokter Gigi dan Rencana Pelibatan Tukang Gigi, Ini Kata Dosen FKG Umsida
Padahal, kanker serviks dapat dicegah sejak dini melalui skrining berkala dan perubahan gaya hidup. Salah satu metode deteksi dini yang paling umum dan sederhana adalah pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yang disediakan secara gratis di fasilitas kesehatan pemerintah. Namun, rendahnya kesadaran dan informasi membuat layanan ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Riset Dosen Fikes Umsida: Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Berpengaruh Signifikan
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional terhadap 30 wanita usia subur (15–45 tahun) yang datang ke Klinik Mutiara Delta. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square.
Temuan Kunci:
-
73,3% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang deteksi dini kanker serviks.
-
63,3% responden menunjukkan sikap positif terhadap pentingnya pemeriksaan dini.
-
Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap (p = 0,022).
Dengan kata lain, semakin baik pengetahuan seorang wanita, semakin besar kemungkinan ia memiliki sikap yang positif dan mau melakukan skrining.
Apa yang Dimaksud dengan Sikap Positif?
Sikap positif dalam konteks ini mencakup:
-
Kesediaan mengikuti program skrining seperti IVA atau Pap Smear.
-
Pemahaman bahwa kanker serviks bisa dicegah.
-
Kepercayaan terhadap tenaga kesehatan dan informasi yang diberikan.
Sebaliknya, sikap negatif muncul karena rasa takut, malu, atau anggapan bahwa pemeriksaan hanya diperlukan jika ada gejala.
Baca juga: Umsida Resmi Terima Mahasiwa Baru Prodi S2 Pendidikan Dasar
Peran Edukasi Kesehatan dan Dukungan Keluarga dalam Pencegahan
Riset ini menegaskan bahwa pengetahuan adalah fondasi utama perubahan perilaku, terutama dalam pencegahan kanker. Informasi yang diberikan tenaga kesehatan melalui penyuluhan, media cetak, media sosial, atau pertemuan komunitas dapat secara signifikan memengaruhi sikap wanita terhadap pemeriksaan dini.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Pengetahuan:
-
Pendidikan: Wanita lulusan SMA lebih banyak memiliki sikap positif dibandingkan dengan lulusan SMP atau lebih rendah.
-
Usia: Responden usia 20–40 tahun lebih responsif terhadap edukasi kesehatan.
-
Dukungan keluarga: Adanya dorongan dari suami atau anggota keluarga lain meningkatkan niat untuk skrining.
-
Pengalaman pribadi atau orang terdekat: Menjadi faktor pendorong kuat dalam membentuk sikap positif.
Dosen Fikes Umsida yang terlibat dalam riset ini juga menekankan pentingnya program promosi kesehatan berbasis keluarga dan komunitas. Mereka mendorong agar penyuluhan dilakukan tidak hanya kepada wanita, tetapi juga kepada suami dan anggota keluarga agar tercipta ekosistem dukungan yang mendorong tindakan nyata.
Penelitian dosen FikesUmsida membuktikan bahwa pengetahuan dan sikap positif adalah kunci keberhasilan deteksi dini kanker serviks. Upaya pencegahan tidak cukup hanya mengandalkan penyediaan layanan, tapi harus dibarengi dengan peningkatan literasi kesehatan masyarakat.
Dengan semakin banyak wanita usia subur yang sadar akan pentingnya deteksi dini, angka kematian akibat kanker serviks dapat ditekan secara signifikan. Riset ini juga menunjukkan bahwa FIKES Umsida terus berkontribusi aktif dalam pengembangan kebijakan promotif dan preventif di bidang kesehatan masyarakat melalui riset-riset aplikatif yang menyentuh kebutuhan lapangan.
Sumber: Nur Firdausil Jannah
Penulis: Novia
Editor: Rani Syahda