Lima mahasiswa dari A.K. Khusainov Eurasian Humanities Institute, Kazakhstan akan menjalani program pertukaran selama satu semester di Umsida, dengan fokus utama pada pengembangan keterampilan mengajar Bahasa Inggris.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa internasional di Umsida, sesuai dengan indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa Umsida dalam hal komunika si bahasa Inggris dan interaksi lintas budaya.
Koordinator program, Dr Fika Megawati, menyatakan, “Program ini menjadi langkah konkret Umsida dalam mendukung internasionalisasi. Mahasiswa kita tidak hanya memperoleh pengalaman belajar, tetapi juga kesempatan untuk memahami budaya lain secara langsung.”
Sebagai bentuk dukungan, Umsida menyediakan fasilitas lengkap bagi mahasiswa Kazakhstan, termasuk asrama gratis. Hal ini mencerminkan komitmen Umsida dalam memberikan layanan terbaik untuk peserta program.
Rencana Kegiatan Mahasiswa Kazakhstan
Selama satu semester, mahasiswa Kazakhstan akan mengikuti perkuliahan utama di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Fokus pembelajaran mereka adalah metode pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Selain itu, mereka juga akan mengambil beberapa mata kuliah di prodi lain, seperti Psikologi Pendidikan, yang memberikan wawasan tentang perkembangan anak dan strategi pengajaran yang efektif.
“Kegiatan perkuliahan utama berlangsung Senin hingga Jumat, sedangkan akhir pekan diisi dengan kegiatan budaya yang diorganisasi oleh ormawa seperti BEM dan HIMA,” jelas Dr Fika.
Baca juga: Bahas Kemitraan Akademis Program Doktor, UMAM Kunjungi Umsida
Mahasiswa juga akan diajak mengunjungi berbagai destinasi budaya di Sidoarjo dan sekitarnya, termasuk Museum Mpu Tantular, Candi Pari, Lumpur Lapindo, hingga Trawulan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional.
Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi adalah adaptasi mahasiswa Kazakhstan terhadap iklim dan budaya Indonesia. Kazakhstan memiliki suhu yang sering kali berada di bawah nol derajat, berbeda jauh dengan iklim panas Indonesia.
Namun, dukungan dari LO (Liaison Officer) dan mahasiswa Umsida diharapkan dapat membantu mahasiswa Kazakhstan beradaptasi. “Kami berharap mahasiswa Kazakhstan tidak hanya belajar, tetapi juga menikmati pengalaman budaya yang berbeda selama di Umsida,” ujar salah satu panitia.
Program ini juga menjadi peluang bagi mahasiswa FPIP untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan memperluas jejaring internasional. “Kami berharap program ini dapat menjadi awal untuk pertukaran mahasiswa ke luar negeri, sehingga mahasiswa Umsida juga bisa merasakan pengalaman belajar di negara lain,” tambah Dr Fika.
Pesan untuk Mahasiswa Umsida
Program ini menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa FPIP untuk belajar langsung dari mahasiswa internasional. “Belajar itu bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja. Manfaatkan setiap peluang untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan,” pesan Dr Fika.
Baca juga: Banyak Kritikan, Pakar Umsida Tanggapi Kelanjutan Program Food Estate
Melalui program Student Exchange ini, Umsida tidak hanya membuka peluang untuk pertumbuhan akademik, tetapi juga mempererat hubungan antarbangsa melalui pendidikan. Program ini merupakan wujud nyata komitmen Umsida dalam mendukung pembelajaran berbasis global yang inklusif dan bermanfaat bagi semua mahasiswa.
Penulis: Mutafarida
Editor: Rani Syahda