Umsida.ac.id – Sebanyak 278 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses menorehkan prestasi nasional dan internasional tahun akademik 2021-2022. Melihat capaian ini, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 7 Jawa Timur Prof Dr Dyah Sawitri SE MM memberikan pengarahan kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam acara Umsida Student Award (USA) 2022, di Ruang KH Mas Mansyur, Kamis (4/8).
Prof Dr Dyah Sawitri SE MM menyampaikan kebanggannya atas perolehan prestasi yang diraih mahasiswa Umsida. Ia menilai hal ini sebagai aset Umsida untuk menuju perguruan tinggi yang unggul. “Karena salah satu indikator kampus itu unggul adalah prestasi dari mahasiswa. Kami berharap besar mahasiswa yang ada di sini itu betul-betul mahasiswa yang berprestasi, mahasiswa berprestasi itu tidak hanya dari akademik, bisa non akademik,” tuturnya mengawali sesinya.
Kata Prof Dyah, Umsida telah berhasil menjadi kampus yang hidup baik dari segi akademik maupun non akademik. Secara akademik, Umsida telah mengimplementasikan tri dharma pendidikan. “Non akademik termasuk kalian memberikan prestasi, berbakti sosial, dan lain-lain, itu bagian daripada kehidupan kampus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Dyah menyebut indikator mahasiswa sejati adalah mahasiswa yang berbicara dengan hati dan bertanya dengan penuh etika. “Jangan sampai nanti kita ini melakukan sesuatu itu justru menghambat kesuksesan kita, jangan sampai terjadi. Sehinga kita harus berupaya untuk berbicara dengan hati dan bertanya dengan penuh etika. Karena itu bagian dari proses pendidikan yang ada di SN Dikti No.3 tahun 2020,” ungkapnya.
Di akhir sesi, Kepala LLDikti Wilayah 7 Jawa Timur tersebut mengimbau agar mahasiswa harus memiliki output dalam menguasai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Ia menyerukan kepada mahasiswa untuk membangun karakter dan mindset agar berkembang menjadi lebih baik. Salah satu mindset yang dipaparkannya adalah menjadi mahasiswa dengan kemampuan entrepreneurship, sehingga mahasiswa bisa menggunakan keilmuannya untuk memberi manfaat yang berbeda bagi masyarakat. “Kalian adalah pencetak kerja, bukan pencari kerja,” ujarnya memberi motivasi.
(Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida