Umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) kelompok 8 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar sosialisasi wirausaha bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Kedungpeluk, Candi, Sidoarjo, Jumat malam (23/08/2024).
Lihat juga: 3 Dosen Umsida Dampingi Sertifikasi Halal dan Keuangan Digital pada Wirausaha Muhammadiyah Sidoarjo
Sosialisasi wirausaha ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya digitalisasi dalam pengembangan usaha. Selain itu, acara diadakan sebagai respons terhadap perkembangan teknologi yang mempengaruhi sektor UMKM.
Antusiasme warga terlihat dari kehadiran hampir 30 peserta yang memenuhi balai desa Kedungpeluk. Mayoritas mereka merupakan pelaku UMKM lokal yang bergerak di bidang budidaya tambak dan olahan makanan berbahan dasar ikan tambak.
Sosialisasi ini juga melibatkan mahasiswa KKN-T 8 Umsida yang memaparkan teknik promosi digital, termasuk penggunaan video yang menarik untuk menarik perhatian konsumen.
“Sosialisasi ini penting agar UMKM di desa Kedungpeluk bisa memahami dan memanfaatkan dunia digital untuk mengembangkan usahanya,” ungkap Mas Oetarjo SE MM selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-T Kedungpeluk.
Dengan pesatnya perkembangan digitalisasi, katanya, UMKM diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas melalui promosi digital. Caranya dengan memberi materi sosialisasi mencakup berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM, terutama dalam menghadapi tantangan di era digital.
Pentingnya Bisnis Plan dan Pengelolaan Aspek Penting Usaha
Mas Oetarjo menjelaskan empat aspek utama yang harus dikelola wirausaha. Diantaranya seperti keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia.
“Keempat aspek ini harus saling berkesinambungan agar usaha bisa berkembang dan maju,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memiliki bisnis plan atau rencana bisnis sebelum memulai usaha.
“Bisnis plan sangat diperlukan untuk menjaga agar bisnis tetap berjalan dengan baik dan mengantisipasi risiko yang mungkin muncul,” lanjutnya.
Menurut Mas Oetarjo, rencana bisnis meliputi pengelolaan keuangan, perencanaan pemasaran, dan manajemen produksi. Misalnya dalam aspek keuangan, penting untuk memperhatikan arus kas agar bahan baku tidak menumpuk dan menyebabkan kerugian.
Sedangkan dalam pemasaran, pelaku UMKM harus memanfaatkan platform digital seperti media sosial untuk mempromosikan produk mereka secara lebih luas.
Respon Positif Wirausaha UMKM
Sosialisasi ini mendapatkan respon positif dari warga, terutama saat sesi tanya jawab. Salah satu peserta, Rozaki, mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh UMKM di Kedungpeluk, seperti masalah keuangan dan belum tersedianya sertifikat halal.
“UMKM di Kedungpeluk ini masalah utamanya adalah keuangan, dan ada juga yang belum memiliki sertifikat halal,” ujarnya.
Lihat juga: Dukung UMKM Naik Kelas, Umsida Tuntaskan 5 Pelatihan
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Desa Kedungpeluk menambahkan bahwa banyak pelaku UMKM di desa tersebut belum memahami strategi pemasaran yang efektif untuk mengembangkan produk mereka.
“Kami berharap KKN-T Umsida bisa terus memberikan bimbingan kepada warga dalam hal pemasaran dan digitalisasi,” ucapnya.
Salah satu contoh UMKM yang telah berhasil adalah usaha sambel pecel milik Kholifatur yang sudah bersertifikat halal dan bahkan sudah dipasarkan hingga ke Malaysia.
“Pecel kami bisa sampai ke Malaysia berkat bantuan dari Muhammadiyah dalam program UMKM,” kata Bu Kholifatur.
Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lain di Desa Kedungpeluk untuk terus berinovasi dan memanfaatkan digitalisasi dalam mengembangkan usahanya.
Penulis: Intan Nical Wahyu Tifany
Penyunting: Romadhona S.