Umsida.ac.id – Mahasiswa KKNP 50 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali mengadakan kegiatan edukasi di desa Begaganlimo, kecamatan Gondang, kabupaten Mojokerto.
Pada Rabu, (15/02/2025), para mahasiswa mengedukasi warga mengenai teknik stek batang durian, khususnya menggunakan jenis bibit durian montong sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan kualitas durian di desa tersebut.
Lihat juga: KKNP 48 Desa Wonoploso Umsida Gandeng Banyak Pihak Gelar Safari Penanaman Pohon
Dalam kegiatan ini, turut terlibat pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kepala Dusun, dan relawan dari warga desa Begaganlimo.
Mahasiswa KKNP 50 memfokuskan pembelajaran dan praktek pada teknik stek batang durian montong.
Teknik stek batang durian ini dipilih karena untuk memperbanyak tanaman serta pemilihan jenis durian montong yang dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat dan potensi hasil berbuah yang sangat tinggi.
Pemilihan Bibit dan Entres untuk Stek Batang Durian Montong
Salah satu alasan mengapa jenis durian montong ini dipilih karena entres atau pucuk batang yang memiliki banyak mata tunas yang dapat dengan mudah tumbuh menjadi tanaman baru, sehingga dengan melakukan teknik stek batang durian dapat dengan mudah dilakukan dan menghasilkan kualitas bibit dan pohon yang sangat baik.
“Dalam pemilihan bibit yang baik untuk dilakukan stek adalah bibit dari pohon yang sering berbuah, dan bibit yang digunakan untuk stek harus berusia 3-4 minggu serta memiliki batang yang cukup lebar, serta pemilihan entres atau pucuk batang harus memiliki banyak mata tunasnya” tutur salah satu anggota KKN, Rangga Dwi.
Langkah-langkah Stek Batang Durian Montong
Mahasiswa KKNP 50 Umsida menjelaskan dan melakukan praktek yang diikuti oleh para relawan warga desa dengan melakukan langkah-langkah dalam teknik stek batang durian montong.
Dimulai dengan pemilihan bibit durian yang telah berusia 3-4 minggu, dilanjutkan dengan pemotongan bibit batang secara vertikal pada batangnya dengan menggunakan silet atau pisau cutter yang tajam agar hasil potongannya rapi dan tidak merusak bagian bibit batang yang akan disatukan, kemudian memotong bagian entres atau pucuk batang hingga menyisakan mata tunas, beberapa helai daun dan batangnya saja.
Setelah itu, penyatuan bibit batang dan entres yang telah dipotong dengan melilitkan plastik okulasi pastikan jangan terlalu rapat dan kendor agar kedua bagian menempel dengan sempurna, lalu bagian yang telah dilakukan stek dibungkus dengan plastik es untuk mencegah pengeringan dan infeksi.
Stek kemudian ditanam di media tanah yang gembur dan cukup lembab. Proses ini dilanjutkan dengan pemeliharaan yang meliputi penyiraman agar kelembaban tetap terjaga dan tanaman tidak terpapar sinar matahari langsung sehingga dalam kurun waktu 3 minggu stek dapat menumbuhkan tunas yang baru.
Edukasi dan Kolaborasi Bersama Warga Desa
Selama kegiatan, mahasiswa KKNP 50 juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan warga desa untuk meningkatkan hasil pertanian khususnya buah durian.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dusun Begagan, desa Begaganlimo, Dedi Setiawan, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap edukasi stek durian ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi para petani dan masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan edukasi stek durian ini, saya berharap para petani di desa kami dapat mendapatkan hasil buah yang lebih maksimal dari kebun durian mereka” ujar Dedi.
Warga desa juga menyambut baik program edukasi ini. Seperti Sutrisno, salah satu warga yang memiliki kebun durian, menyatakan bahwa teknik stek ini sangat membantu untuk memperbanyak tanaman durian tanpa harus menunggu lama.
“Saya berharap setelah ini, banyak pohon durian yang bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak,” katanya.
Selain itu, para mahasiswa juga memberikan pemahaman tentang bagaimana menjaga kelembaban dan nutrisi tanaman agar stek bisa tumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman durian yang berkualitas.
Lihat juga: Gandeng Perhutani Tambaksari, KKNP 38 Umsida Tanam 60 Kayu Putih di Jalur Pendakian Gunung Arjuno
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu masyarakat desa untuk mengoptimalkan potensi pertanian mereka dan memberikan dampak positif bagi ekonomi desa di masa depan,” ungkap salah satu anggota KKN, Fajar.
Penulis: Rangga Dwi Pramana
Penyunting: Romadhona S.