dokter Umsida soal kolegium kedokteran

Dokter Umsida: Kolegium Kedokteran Independen, Dokter Bermutu

Umsida.ac.id – Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FK Umsida), Dr dr Dzulqarnain Andira MH menanggapi kebijakan baru pemicu kekhawatiran dunia kedokteran terkait posisi kolegium kedokteran.

Lihat juga: Uji Klinis Vaksin TBC di Indonesia Sudah di Tahap 3, Ini Kata Dokter Umsida

Disahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 membawa perubahan besar dalam sistem tata kelola profesi kedokteran di Indonesia.

Perubahan ini memicu gelombang protes dari berbagai institusi pendidikan kedokteran. Sebanyak 132 dekan Fakultas Kedokteran se-Indonesia, yang terdiri dari 51 Fakultas Kedokteran Negeri dan 81 Fakultas Kedokteran Swasta, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap potensi hilangnya independensi kolegium dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan kedokteran.

Prihatin Atas Independensi Kolegium Kedokteran Indonesia

Salah satu perubahan yang paling mengkhawatirkan, menonjol, serta menuai banyak sorotan publik adalah penempatan kolegium kedokteran di bawah kendali langsung Kementerian Kesehatan, yang sebelumnya merupakan badan independen. 

“Sebagai seorang dokter dan akademisi hukum kesehatan, saya merasa perlu menyuarakan keprihatinan terhadap perubahan tata kelola kolegium kedokteran yang kini berada di bawah Kementerian Kesehatan,” terang dosen yang biasa disapa Dr Dzul itu.

Ia berkata bahwa kolegium kedokteran memiliki peran vital dalam menjaga mutu pendidikan kedokteran dan menetapkan standar kompetensi dokter. 

Perubahan struktur ini, imbuhnya, memicu kekhawatiran dari kalangan akademisi, praktisi kesehatan, hingga institusi pendidikan kedokteran di seluruh Indonesia.

“Sebagai seorang dokter dan akademisi hukum kesehatan, saya merasa perlu menyuarakan keprihatinan terhadap perubahan tata kelola kolegium kedokteran yang kini berada di bawah Kementerian Kesehatan,” ujar beliau.

Tawarkan Diskusi Terbuka

dokter Umsida soal kolegium kedokteran 3

Alih-alih menentang secara konfrontatif, langkah yang diambil oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) menunjukkan pendekatan yang solutif berupa menginisiasi komunikasi resmi dengan Presiden Prabowo Subianto.

Inisiatif ini mencerminkan semangat dialog dan kolaborasi sebagai jalan tengah untuk menyeimbangkan kepentingan negara dan integritas pendidikan kedokteran. 

“Dalam konteks inilah, penting untuk membuka ruang diskusi yang sehat dan terbuka antar pemangku kepentingan,” tambahnya.

Bukan hanya demi menjaga independensi kolegium kedokteran, ujar Dr Dzul, tetapi juga sebagai upaya merumuskan tata kelola profesi yang berpihak pada mutu, etika, dan kepentingan publik.

Lihat Juga :  Banyak Kasus yang Melibatkan Dokter PPDS, Dosen Kedokteran Umsida: Benahi Sistemnya

Dengan tegas ia menyatakan bahwa perubahan tata kelola kolegium ini perlu dikritisi secara objektif demi menjaga kualitas sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.

“Penempatan kolegium di bawah kendali langsung pemerintah berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan intervensi politik dalam penentuan standar profesi,” ujar dokter profesional di bidang kesehatan dan hukum yang aktif menyuarakan pentingnya menjaga integritas profesi kedokteran tersebut.

Ia berpendapat bahwa hal tersebut dapat mengancam kualitas pendidikan kedokteran dan pada akhirnya, mutu layanan kesehatan yang diterima masyarakat.

Sebagai akademisi yang juga berlatar belakang hukum kesehatan, doktor lulusan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya itu melihat independensi kolegium bukan semata isu internal profesi, tetapi bagian dari upaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan nasional.

Apa Solusinya?

Dalam menghadapi dinamika kebijakan ini, Dr Dzul tidak menyuarakan penolakan melainkan menawarkan ruang dialog terbuka dan konstruktif sebagai solusi bersama.

“Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif guna mencari solusi terbaik bagi sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia,” seru dokter kelahiran Surabaya itu.

Sebagai Wakil Dekan FK Umsida, ia mendukung upaya rekan-rekan akademisi dan praktisi kedokteran yang menyerukan pentingnya menjaga independensi kolegium. 

“Kami percaya bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pemerintah harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan saling menghormati peran masing-masing,” katanya.

Mengapa Independensi Kolegium Itu Penting?

dokter Umsida soal kolegium kedokteran 4

Menurut Dr Dzul, kolegium yang independen menjadi penyeimbang dalam sistem profesi kedokteran. 

Kolegium berfungsi untuk memastikan bahwa standar pendidikan dan kompetensi didasarkan pada kebutuhan ilmiah, bukan pada agenda politik atau administratif jangka pendek.

Lihat juga: dr Erlina Sebut Masyarakat Indonesia Belum Teredukasi Tentang Skincare yang Aman

“Kami percaya bahwa independensi kolegium bukanlah semata-mata kepentingan profesi, melainkan upaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan kita,” tutupnya menanggapi kebijakan ini.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

kedokteran gigi andil di Kongres PDGI ke 28
Dosen dan Mahasiswa Kedokteran Gigi Umsida Meriahkan Kongres PDGI ke-28
May 23, 2025By
podcast kebijakan publik Umsida dan LHKP PWM Jatim
Podcast Literasi Kebijakan Publik, Sarana Strategis Umsida dan LHKP PWM Jatim Edukasi Masyarakat
May 22, 2025By
HIMPAUDI Jatim dan Umsida _11zon
HIMPAUDI Jatim Jalin Kerja Sama dengan Umsida, Tingkatkan Kualifikasi Guru PAUD
May 22, 2025By
penyerahan SK jabatan struktural fakultas dan prodi
Serahkan SK Jabatan Tingkat Fakultas dan Prodi Periode 2025-2027, Ini Pesan Rektor Umsida
May 21, 2025By
kerja sama Umsida dan DPD GRANAT Jatim2
Kerja Sama dengan DPD GRANAT Jatim, Cara Umsida Selamatkan Generasi Muda dari Narkoba
May 16, 2025By
PLP Umsida di NTT
Mahasiswa PLP 1 Umsida Gunakan Media Belajar Quiziz untuk Siswa di Pelosok Timur
May 14, 2025By
Kebijakan Prof Mu'ti untuk guru
Hadir di Umsida, Prof Mu’ti Jelaskan 5 Kebijakannya untuk Meningkatkan Kualitas Guru
May 10, 2025By
program studi baru Umsida3
Mendikdasmen Luncurkan 2 Program Studi Baru Umsida, Siap Bantu Pemerintah dalam Mencerdaskan Bangsa
May 10, 2025By

Riset & Inovasi

integrated urban farming
Integrated Urban Farming Bermutu dan Halal, Cara Dosen Umsida Realisasikan SDGs-2 di NTT
May 20, 2025By
Lupa Kata Saat Pidato Bahasa Inggris? Dosen Umsida Kini Punya Strategi Circumlocution
Lupa Kata Saat Pidato Bahasa Inggris? Dosen Umsida Kini Punya Strategi Circumlocution
May 9, 2025By
SAMR Jadi Andalan Umsida Cetak Guru Milenial yang Siap Hadapi Dunia Pendidikan Digital
SAMR Jadi Andalan Umsida Cetak Guru Milenial yang Siap Hadapi Dunia Pendidikan Digital
May 2, 2025By
Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!
Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!
April 19, 2025By
Trichoderma, Penyelamat Tembakau dari Serangan Layu Bakteri
Trichoderma, Penyelamat Tembakau dari Serangan Layu Bakteri
April 16, 2025By

Prestasi

juara 3 Pilmapres 2025 2
Jadi Juara 3 Pilmapres PTMA, Mahasiswa Umsida Siap Lanjut ke Tingkat LLDIKTI
March 27, 2025By
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
March 25, 2025By
Umsida Bersinar! Cinthya Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
Umsida Bersinar! Cinthya Putri Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
March 20, 2025By
ASEAN Competition di Sabet Mahasiswa Umsida
Prestasi Gemilang! Aprilia Ayu Harumkan Umsida ke Panggung Internasional AEF 2025
March 10, 2025By
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
March 6, 2025By