Umsida.ac.id- Sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tentunya akan mengikuti kebijakan pimpinan persyarikatan Muhammadiyah mulai dari pusat hingga wilayah.
Salah satu kebijakan yang dibuat oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah agar seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) mendirikan kantor layanan lazismu (KLL).
Untuk itu Rektor Umsida Dr Hidayatullah MSi sekaligus penanggung jawab KLL Umsida menjelaskan bahwa KLL dibentuk sejak tahun 2017 dan sumber dana bermula dari zakat profesi dan zakat lembaga.
“Awalnya zakat yang dihimpun sumbernya ada 2. Yang pertama zakat profesi dari 2,5% gaji dosen dan tenaga kependidikan umsida sejak 2017 hingga sekarang dijalankan. Setiap akhir bulan bagian keuangan mencairkan gaji dosen dan tendik. Namun sebelum dikirim ke rekening masing-masing gaji itu di potong 2,5% melalui sistem. Kemudian hasilnya 100% di setor ke KLL tanpa ditunda,” ungkap rektor Umsida.
“Selain itu sumber selanjutnya adalah zakat lembaga. Setiap akhir tahun akademik bulan Agustus menuju September bagian keuangan menghitung berapa keuntungan yang diperoleh lembaga, dari seluruh pendapatan satu tahun untuk biaya operasional termasuk gaji. Sisanya dipotong 2,5% untuk disetor ke KLL,” tambahnya.
Dari dana yang sudah terkumpul kemudian didistribusikan kepada orang yang membutuhkan salah satunya adalah mahasiswa Umsida yang membutuhkan.
“Saya menyampaikan kepada seluruh pihak kampus bahwa tidak boleh ada mahasiswa yang gagal melanjutkan kuliah karena tidak bisa membayar spp. Maka kebijakan kita, dana zakat yang dihimpun di KLL ini saya minta sebagian besar adalah untuk beasiswa. Bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu baik dari keluarga muhammadiyah dan luar keluarga muhammadiyah,” jelasnya.
Faktanya data menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Umsida termasuk penerima beasiswa adalah mahasiswa diluar dari keluarga Muhammadiyah.”Ya tidak masalah karena itu misi kita sebagai bagian dari ikhtiar untuk memajukan bangsa Indonesia dan meningkatkan pendidikan,” sambungnya.
Kegigihan Rektor Umsida untuk menyelamatkan mahasiswa agar tetap melanjutkan kuliah dibuktikan dengan hasil. Sejak berdirianya KLL Umsida tahun 2017 hingga 2023. Umsida berhasil menghimpun dan memberikan beasiswa bagi 5025 mahasiswa dengan nominal 6,2M.
“Kami berharap dengan mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi mampu meningkatkan perekonomian mereka, dan ketika mereka lulus mereka juga akan bisa berzakat. Syukur kalo bisa ikut zakat di Umsida,” ungkap Dr Hidayatullah.
Suksesnya KLL Umsida ini mampu menarik minat mahasiswa untuk ikut bergerak. Gerakan mahasiswa ini adalah Gerakan Infaq dan Zakat Mahasiswa (GIZMA). Organisasi ini adalah salah satu gerakan mahasiswa yang ikut serta membantu teman sebayanya yang memiliki hambatan biaya untuk perkuliahan.
Tidak hanya beasiswa KLL Umsida juga bergerak di banyak bidang mulai dari bantuan kebencanaan, Palestina dan masih banyak lagi.
Penanggung jawab KLL Umsida itu juga menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar lebih baik lagi.
“Tentu kita ingin lebih banyak lagi memberikan beasiswa. Kita tidak mungkin menggantungkan kepada pemerintah untuk menyelamatkan anak bangsa supaya mengenyam pendidikan lebih tinggi. Karena kami memahami ada keterbatasan dana dari pemerintah,” ujar Dr Hidayatullah.
Selain itu Dr Hidayatullah juga berharap KLL Umsida mampu menjadi salah satu pelopor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se Indonesia. Agar lebih banyak lagi mahasiswa yang terselamatkan dari masalah perekonomian untuk belajar di tingkat perguruan tinggi.
Penulis: Rani Syahda Hanifa