Umsida.ac.id – Belakangan ini, disebabkan pandemi Covid-19, istilah new normal kembali muncul dalam konteks yang lebih luas, seperti; ekonomi, politik, kehidupan sosial, pendidikan dan kebiasaan sehari-hari di masyarakat awam. Dalam konteks pendidikan, disadari atau tidak, “new normal” telah mulai terjadi secara global sejak pandemi Covid-19.
Kebiasaan baru dalam dunia pendidikan ini dikupas prodi pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam webinar yang bertajuk Inovasi Pembelajaran Digital di Era New Normal, Sabtu (18/7).
Salah satu pembicara pada sesi awal webinar, Prof Dr Hj Luthfiyah Nurlaela M Pd mengatakan jika pembelajaran jarak jauh telah menjadi tren teknologi selama pendemi Covid-19. “Memasuki abad baru pembelajar akan menghadapi resiko yang lebih banyak dan situasi yang penuh ketidakpastian,oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang lebih banyak dalam menguasai ketrampilan dibandingkan generasi sebelumnya,” jelasnya.
Kegiatan belajar mengajar yang bisanya dilaksanakan secara tatap muka secara langsung, dimana pendidik dan peserta didik hadir secara fisik di ruang-ruang kelas dan tempat-tempat belajar, kini digantikan dengan kegiatan pembelajaran melalui media elektronik (e-learning) baik secara singkron ataupun secara nir-sinkron.
Pada pembelajaran daring, pendidik dan peserta didik pada waktu yang sama berada dalam aplikasi atau platform internet yang sama dan dapat berinteraksi satu sama lain layaknya pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini.
Di akhir sesinya, ia menjelaskan jika implikasi dari Industrial Revolution 4.0 adalah Education 4.0. Inovasi dalam dunia pendidikan di era Industrial ini dapat dilihat sebagai sebuah respons kreatif di mana manusia memanfaatkan teknologi digital, open sources contents dan global classroom dalam penerapan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), flexible education system, dan personalized learning.
Di sisi lain, new normal pembelajaran secara e-learning bukanlah jawaban dari sebuah pertanyaan, tetapi adaptasi dari sebuah kondisi yang semua orang “terpaksa” melakukannya. Untuk itu, ia menekankan pentingnya inovasi dalam kegiatan belajar mengajar guna memperoleh hasil terbaik dalam mendidik siswa/mahasiswa. Pendidik harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik. “Yang terpenting adalah setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan harus mengacu kepada kepentingan siswa/mahasiswa,” pungkasnya.
*Etik Siswatiningrum