Umsida.ac.id – Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FPIP Umsida) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional.
Salah satu mahasiswa FPIP, Isna Elsyien Maulana Mustaqim, dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris baru saja kembali setelah mengikuti program magang internasional di Ban Nonpqsang School, Nonpasang, Pha Khao District, Loei, Thailand.
Lihat juga: Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
Mahasiswa yang biasa disapa Elsyien itu telah magang di Thailand sekitar tiga bulan lamanya yang ia mulai sejak Juni lalu.
Sinergi Antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Program magang internasional ini merupakan hasil kerja sama antara Umsida dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), yang telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Loei dipilih sebagai lokasi program magang internasional karena menjadi daerah mitra utama dan telah memberikan umpan balik positif terhadap kinerja mahasiswa Umsida pada periode sebelumnya.
Sebelum diberangkatkan, seluruh peserta menjalani proses seleksi yang ketat di tingkat program studi, meliputi seleksi administratif dan penentuan penempatan.
“Sebelum ke Loei, ada beberapa tahap yang harus dilalui, mulai dari seleksi prodi, seleksi administrasi, hingga pengumpulan mahasiswa yang berminat,” jelas Dr Fika Megawati MPd Kaprodi PBI Umsida.
Setelah itu, lanjutnya, dilakukan pemetaan penempatan di Thailand Utara, khususnya wilayah Loei.
Dari sepuluh mahasiswa yang mendaftar, Elsyien terpilih sebagai satu-satunya delegasi dari Umsida.
Program ini juga diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas Muhammadiyah lain seperti UM Gresik, UM Cirebon, UM Bengkulu, dan UM Tangerang.
Setiap kampus mengirimkan satu hingga dua delegasi yang bertugas di sekolah mitra di wilayah yang sama.
“Saat berangkat, mahasiswa didampingi oleh kaprodi hingga acara pembukaan. Setelah itu, mereka mulai beradaptasi dengan kegiatan sekolah dan lingkungan sekitar,” tambah Dr Fika.
Mendorong Mahasiswa Bereksplorasi

Kegiatan utama selama program magang internasional ini berfokus pada praktik mengajar bahasa Inggris, sesuai dengan bidang keilmuan mahasiswa PBI.
Namun, adaptasi budaya menjadi bagian penting dalam proses tersebut.
“Kami menekankan agar mahasiswa tidak hanya fokus pada pengajaran, tapi juga memahami budaya dan etika masyarakat Thailand,” terang Dr Fika.
Program magang internasional ini juga menjadi sarana pengembangan diri dan wawasan global.
Bagi Program Studi PBI Umsida, kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam menumbuhkan semangat eksplorasi di luar kampus.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong mahasiswa untuk berani keluar dari zona nyaman. Tantangan utama memang terletak pada bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, budaya yang baru, dan bahasa yang asing,” kata Fika Megawati.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini akan terus dilanjutkan karena mendapat respon positif dari pihak sekolah mitra di Thailand.
“Sistemnya berdasarkan feedback dari sekolah. Mereka memberikan penilaian yang baik terhadap mahasiswa Umsida, sehingga kami dipercaya untuk kembali mengirimkan delegasi pada tahun berikutnya,” ujarnya.
Penerapan Program Magang Internasional

Setibanya di Thailand, Elsyien tidak langsung mengajar.
Ia melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut untuk memahami sistem pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru setempat.
“Pada minggu pertama, saya hanya mengamati bagaimana guru-guru di sana mengajar,” tutur Elsyien.
Ia mempelajari cara mereka menjelaskan materi, mengelola kelas, dan membangun komunikasi dengan siswa.
“Setelah memahami alurnya, barulah saya mulai ikut membantu dalam kegiatan pembelajaran.” terangnya.
Selain beradaptasi dengan sistem pengajaran, Elsyien juga menghadapi tantangan bahasa.
Ia harus mempelajari dasar-dasar bahasa Thailand agar dapat berkomunikasi dengan siswa.
“Awalnya cukup sulit karena saya belum terbiasa dengan bahasa Thailand. Tapi guru-guru dan siswa di sana sangat ramah. Mereka sering membantu saya menghafal kata-kata dasar seperti sapaan dan instruksi di kelas,” ungkapnya.
Selama program magang internasional berlangsung, mahasiswa juga memperoleh dukungan finansial dari sekolah sebesar 2000 baht per bulan, serta bantuan dari program studi.
Dukungan tersebut menjadi motivasi tambahan agar mahasiswa semakin semangat menjalani kegiatan di luar negeri.
Elsyien pun mengaku pengalaman tersebut menjadi momen berharga yang membuka wawasan baru.
Lihat juga: Lolos Program Magang Berdampak, Mahasiswa Psikologi Umsida Siap Hadapi Dunia Kerja
“Saya belajar banyak hal, tidak hanya tentang pendidikan, tapi juga tentang kemandirian dan keberanian menghadapi tantangan. Saya berharap mahasiswa lain juga bisa merasakan pengalaman seperti ini,” tuturnya.
Penulis: Nabila Wulyandini


















