Umsida.ac.id – Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Momen berharga ini mulai diperingati secara serentak sejak tahun 1959 yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Lihat juga: 96 Tahun Sumpah Pemuda, Pakar Umsida Jelaskan Peran Pemuda Masa Kini
Jadi, 65 sudah Indonesia memperingati Hari Pahlawan ini. Tapi, apa saat ini masyarakat Indonesia terutama anak muda masih sadar akan makna Hari Pahlawan?
Dalam artikel ini, ketua program studi Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Lidya Sherly Muis SH MH MKn, akan menjelaskan beberapa poin penting dalam memaknai Hari Pahlawan.
Makna Hari Pahlawan untuk Generasi Muda
Menurutnya, Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan peristiwa masa lalu, tetapi juga momentum refleksi atas perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
“Perjuangan kita tidak pernah berakhir, justru semakin sulit. Di era teknologi dan serba canggih sekarang ini nilai-nilai perjuangan itu mulai luntur,” ucap dosen lulusan S3 Ilmu Hukum Unair itu.
Jika dilihat perkembangan karakter pemuda, imbuh Dr Lidya, tak salah apa yang pernah dikatakan oleh Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, namun perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.
Dr Lidya mengungkapkan bahwa hal itu terjadi karena mulai terkikisnya nilai-nilai luhur seperti patriotisme, nasionalisme, dan yang sering terlupakan adalah sikap gotong royong dan semangat perjuangan generasi muda untuk turut aktif dalam membangun bangsa.
Hari Pahlawan Masa Kini, Anak Muda Bisa Apa?
Tantangan masa kini dan zaman dahulu tentu berbeda. Menurut Dr Lidya, tantangan yang ditemui saat ini adalah tentang perbedaan pandangan, kepentingan, dan identitas yang dapat memicu konflik horizontal.
“Dominasi budaya konsumtif berupa gaya hidup yang individualistis dan materialistis dapat menggeser nilai-nilai luhur seperti nasionalisme,” dosen lulusan Magister Kenotariatan Unair dan Magister ilmu Hukum Univ Wijaya Kusuma Surabaya itu.
Kemudian, katanya, perkembangan teknologi informasi seperti hoax dan hate speech yang tersebar luas di media sosial dapat memecah belah persatuan bangsa.
Pendidikan hukum yang memadai menjadi kunci untuk menangkal ancaman tersebut. Karena hukum sebagai alat untuk menegakkan keadilan, melindungi hak-hak warga negara, dan mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Dosen asal kota Padang itu mengatakan, “Ini tentu menjadi salah satu tugas kita para akademisi yang bergerak di bidang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai luhur tersebut agar melahirkan generasi yang memiliki nilai moralitas dan etika yang kuat sebagai bekal penting dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman,”.
Dosen yang menyelesaikan studi S2 di dua universitas sekaligus ini berpendapat bahwa pemuda harus memahami sejarah.
Karena dengan begitu, pemuda akan lebih menghargai pengorbanan para pahlawan. Mereka bisa meneladani nilai-nilai kepahlawanan seperti kejujuran, keberanian, dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak muda harus bisa menjaga kerukunan dan menghindari perpecahan. Dengan begitu lah pemuda masa kini bisa menghormati jasa para pahlawan.
Apakah Mengenalkan Kisah Pahlawan Kepada Pemuda Masih Penting?
Menurut Dr Lidya itu sangat penting. Cerita pahlawan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan membentuk karakter yang baik.
Nilai-nilai yang terkandung dalam kisah para pahlawan berisikan kisah patriotisme para pahlawan dalam proses memperjuangkan harkat dan martabat bangsa dan sifat gotong royong dalam merebut kemerdekaan.
Cara menyampaikan kisah para pahlawan dapat dilakukan melalui berbagai media, misalnya animasi, video pendek, dan lainnya. Yang penting adalah penyampaiannya harus menarik dan mudah dipahami oleh anak muda.
Motivasi Pandawara dan Pesan untuk Pemuda
Salah satu tokoh masa kini yang menurut Dr Lidya bisa disebut pahlawan adalah Pandawara Group. Mereka berkeliling Indonesia untuk menyuarakan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama sungai-sungai yang sering tercemar oleh sampah.
Pandawara sering membagikan video kegiatan mereka membersihkan sampah melalui media sosial. Video ini dikemas dengan menarik dan inspiratif, sehingga banyak menarik perhatian masyarakat.
Melihat gerakan positif itu, Dr Lidya berpesan, “Jadilah pahlawan dengan cara kalian dengan bakat dan minat yang kalian miliki. Kalian bisa menjadi pahlawan di bidang pendidikan, lingkungan, teknologi, atau bidang apa pun yang kalian cintai.
Lihat juga: 3 Poin Penting untuk Menghadapi Teknologi Menurut Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah
Ia menekankan bahwa setiap perubahan dimulai dari diri sendiri untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.
Penulis: Romadhona S.