Umsida.ac.id – Selalu mengingat pengorbanan kedua orang tua menjadi motivasi paling besar untuk Fitlul Umaroh, wisudawan program studi Administrasi Publik dalam menyelesaikan studi jenjang sarjana. Alhasil, ia menjadi wisudawan berprestasi dalam acara wisuda ke-39 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang diselenggarakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus 1, Sabtu (18/6).
Ia meraih predikat mahasiswa berprestasi setelah menjadi Achieving Silver Medal in Folklore in 9th Brawijaya Choir Festival 2019.
Wisudawan hobi menyanyi ini menceritakan jika kedua orang tuanya bukanlah lulusan sarjana. “Orang tua saya tidak pernah duduk di bangku kuliah, mereka hanya lulusan SMP sederajat saja,” ucapnya pada umsida.ac.id. “(Akan tetapi) mereka selalu bermimpi untuk melihat putri bungsunya memiliki pendidikan yang lebih baik dari mereka,” lanjutnya.
Fitlul menambahkan, memang terkadang sebagian besar orang merasa takut memiliki impian bisa membiayai anaknya kuliah sampai jenjang sarjana. Namun, hal itu tidak berlaku untuk kedua orang tuanya yang mempunyai semangat hidup tinggi dan memiliki misi agar putrinya tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya.
“Sehari-hari ayah dan ibu saya bekerja sebagai penjual baju di pasar. Mereka banting tulang pulang pergi dari Mojosari ke Porong untuk mencari nafkah demi anaknya,” cerita anggota UKM Paduan Suara Mahasiswa Surya Nada Umsida.
Sempat diterpa cobaan saat ayahnya mengalami kecelakaan patah tulang, tapi ia tetap tidak patah semangat. “Ada sosok malaikat tak bersayap yang rela kehujanan sampai kepanasan demi membiayai kuliah saya dan menggantikan posisi ayah untuk mencari nafkah, yaitu ibu,” tutur perempuan kelahiran tahun 1999 itu.
Ia mengaku banyak belajar dari kedua orang tuanya bahwa sesuatu yang kita inginkan dengan perjuangan dan kerja keras akan selalu terbayar. Dengan membuat trik dan tips khusus, Fitlul bersyukur dapat menyelesaikan kuliahnya tepar waktu dan menjadi wisudawan berprestasi.
Tak lupa, meski memiliki banyak kegiatan dalam UKM Paduan Suara Mahasiswa Surya Nada, Fitlul berprinsip bahwa sesibuk apapun di kampus maupun di luar kampus, ia tidak boleh melupakan kewajibannya sebagai mahasiswa. Maka dari itu ia harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin.
Langkah selanjutnya, Fitlul berharap dapat membantu kedua orang tuanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan bila mendapat rezeki dirinya ingin melanjutkan kuliah ke jenjang s2.
Ditulis : Angelia Firdaus