Umsida.ac.id – Mencoba menjawab keresahan warga di musim hujan ini, Tim KKN-P (Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan) 47 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengajak warga di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo membuat akuaponik sederhana di rumah masing-masing, Rabu (10/3).
Tidak bisa dipungkiri, di musim hujan yang intensitasnya tergolong tinggi ini, muncul beberapa masalah yang meresahkan untuk masyarakat di Desa Gempol, antara lain datangnya banjir, tanah longsor, dan kelangkaan air bersih. Selain itu, lahan perikanan dan pertanian pun ikut tergenang air. Alhasil, menurunnya hasil panen dan meluapnya ikan ke sungai.
Akuaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Sederhananya, kita menggunakan system hidro dengan sismbiosis menggunakan ikan di bak penampungan air yang dipompa melalui pipa yang mengaliri tanaman.
Pembuatan alat ini tergolong mudah dan simpel, yaitu hanya dengan membutuhkan pipa paralon, pompa air dan terpal untuk penampang air, serta beberapa kayu untuk membentuk pemanpangnya.
Hal ini tentunya memberi dampak menguntungkan pada kemandirian kebutuhan konsumsi bahan pokok, terutama sayuran dan ikan konsumsi. Sebab, warga dapat memanen sayuran setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari dengan menggunakan sistem Akuaponik ini. Selain itu, warga juga dapat memanen ikan yang ada di bak penampang.
“Ini merupakan salah satu usaha agar bisa bertahan di era pandemik dengan menghemat pengeluaran di bidang konsumi,” ujar M Rafi Muwafak, salah satu anggota Tim KKN-P 47.
Tim KKN-P 47 berharap semoga dengan adanya alat ini mampu membatu masyarakat Desa Gempolsari menanggulangi permasalahan di musim hujan ini.
Ditulis : M Rafi Muwafak
Edit: Angelia Firdaus