Umsida.ac.id – Program Dakwah Terpadu yang diusung oleh Direktorat Al Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (DAIK Umsida) bersama Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Korkom IMM) di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Tarik, Sidoarjo mendapat respon positif.
Hal tersebut disampaikan oleh dua tokoh yang bersangkutan, yakni lurah Desa Tarik dan juga ketua PCM Kecamatan Tarik .
Lihat juga: Halal Center Umsida Pastikan Makanan dan Pengolahan Gizi RSIA Nganjuk Tersertifikasi Halal
Saat menyampaikan sambutan, Ketua PCM Tarik, Galih Pribadi berpesan bahwa manusia itu terkenang karena jejaknya.
Harap Ada Keterwarisan dalam Persyarikatan
“Jadi 20 tahun lalu, saya juga melaksanakan pekan dakwah Muhammadiyah di sini (Desa Tarik), sama seperti kawan-kawan sekarang,” kata Galih.
Sejak itu, ada banyak kerjasama baru terutama yang membantu dakwah persyarikatan Muhammadiyah di Kecamatan Tarik.
Artinya, terdapat legacy atau keterwarisan yang tetap tersambung. Ia berpesan tentang hal itu lantaran muncul kekhawatiran akan perjuangan Muhammadiyah yang tidak diwariskan.
“Karenanya, kader-kader IMM yang mengikuti program ini, yang kalian lihat sekarang adalah keterwarisan. Lima atau sepuluh tahun ke depan, kalian juga akan menghadapi hal yang saya hadapi sekarang,” terangnya.
Saat pelaksanaan program Dakwah Terpadu tahun ini, ia mengapresiasi kolaborasi antara Korkom IMM Umsida dan DAIK karena kegiatannya cukup banyak dan mencakup berbagai bidang.
Namun, Galih memiliki pesan penting dalam kolaborasi ini. Menurutnya, Dakwah Terpadu ini merupakan sebuah formalitas.
Sedangkan esensinya adalah, ia ingin ada keterwarisan nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah. Jadi kolaborasi dengan Korkom di MM ini bisa jadi warisan untuk kader-kader selanjutnya.
“Oleh karena itu, saya mengharap ada keterwarisan di sektor-sektor dakwah Muhammadiyah. Pun juga kerjasama ini, semoga bisa menjaga dakwah persyarikatan Muhammadiyah yang tetap langgeng dan berkelanjutan,” jelasnya.
Menurut Galih, momen ini merupakan proses memberikan warisan kepada para kader yang saat ini menjadi penerus, pewaris, pelangsung, dan penyempurna persyarikatan.
Dalam proses perintisan lembaga dan amal usaha Muhammadiyah di Tarik, pihak PCM selalu didampingi oleh DAIK Umsida, terutama dalam hal pendidikan seperti pengembangan pesantren, TPQ, dan Madrasah Diniyah.
“Saya kira DAIK Umsida mampu untuk membantu kami, dan kami juga butuh untuk dibantu,” pungkasnya.
Desa Tarik Siap Dukung Langkah Persyarikatan Muhammadiyah
Tak hanya Galih, program kemasyarakatan ini juga mendapat tanggapan baik dari Lurah Desa Tarik, Ifanul Ahmad.
Sepakat dengan Galih, ia berpendapat bahwa saat hidup, manusia memiliki prestasi. Namun ketika sudah meninggal, mereka meninggalkan prasasti yang diwariskan kepada masyarakat.
“Muhammadiyah bukanlah bangunan, namun bisa membangun. Dan jika pembangunan tersebut mampu mensejahterakan masyarakat secara kebudayaan dan teknologi, maka hal itu harus terus diwariskan,” terang Lurah yang juga alumni Umsida itu.
Ia sangat menyambut baik kerja sama dengan PCM Tarik dan mendukung dari berbagai hal termasuk secara finansial.
Menurutnya, gerakan Fastabiqul Khairat juga harus didukung secara finansial yang dalam hal ini adalah dana desa.
“Kami siap mendukung gerakan-gerakan yang bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang, bisa pendidikan, ekonomi, budaya, agama, dan lainnya,” terang Ahmad.
Lantas ia memberi contoh pada program makan darurat yang menurutnya sangat penting.
“Program itu bisa kami support anggaran. Karena makan darurat bisa berdampak luas tak hanya se-desa saja, tapi juga kecamatan,” tuturnya.
Apalagi Desa Tarik juga memiliki program pos gizi yang bisa dikolaborasikan dengan program makan darurat milik PCM Tarik.
Lihat juga: Sertifikat Halal Pertama Perumda Delta Tirta Sidoarjo Dibantu oleh Umsida
Ia berharap kerja sama antara Pemerintah Desa Tarik, PCM Tarik, dan Umsida bisa terus berlanjut.
Penulis: Romadhona S.